Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anak Boleh Konsumsi Jajanan Pasar Asal Tidak Tinggi Kandungan Gula

Indriyani Astuti
08/9/2024 09:05
Anak Boleh Konsumsi Jajanan Pasar Asal Tidak Tinggi Kandungan Gula
ilustrasi makanan ringan sehat(freepik)

ANAK berusia di atas dua tahun boleh mengonsumsi jajanan pasar dan makanan ringan seperti bubur kacang hijau. Namun, makanan itu tidak mengandung kadar gula tinggi. Demikian disampaikan Pakar kesehatan dr. Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC.

"Orang tua boleh memberinya makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin
menghindari yang tinggi gula,"ujar dia yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak  Tambak, Jakarta itu dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (8/9).
  
Konsumsi makanan tinggi gula, ujar Shane, bisa menjadi faktor pemicu  kenaikan berat badan yang berujung membuat seseorang terkena diabetes. Komplikasi diabetes  pada anak, ujar dia, antara lain retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah yakni serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, guna menghindarinya orang tua diminta memberikan contoh pada anak seperti rutin berolahraga dan makan makanan yang sehat.

  
Shane menjelaskan untukn mencegah diabetes pada anak, orang tua bisa  menjaga berat badan ideal anak-anak mereka. Apabila berat badan anak berlebih, ia menyarankan untuk mengurangi dengan diet kalori dan rendah lemak.

Baca juga : Mengonsumsi Makanan Ultraproses Secara Berlebihan Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan pada Anak

"Jika berat badan berlebih upayakan untuk mengurangi ekitar 5-10% dengan diet kalori dan rendah lemak," ujar dia.

Selain itu, cara mengurangi berat badan berlebih yakni dengan memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi minuman manis dan bersoda, aktif berolahraga selama setidaknya 30 menit dalam sehari, dan membatasi penggunaan gawai.
  
Sementara itu, Erwin Setiawan dari Anak Pangan Indonesia menyoroti makanan ultraproses yang secara signifikan mengandung lebih banyak kalori ketimbang makanan alami. Makanan, ini sambung dia menghasilkan kalori ekstra sehingga meningkatkan berat badan. Hal ini disebabkan kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam. 

"Diet olahan ultra proses yang dikonsumsi secara signifikan lebih banyak sekitar 500 kalori per hari,"kata Erwin.

Baca juga : Apa Itu Makanan Olahan Ultra? Ternyata Punya Berbagai Macam Dampak Bagi Kesehatan Loh

Untuk itu, dia menyarankan agar mengonsumsi makanan yang tidak mengalami pengolahan signifikan  seperti umbi, daging, sayur, biji. Semua ini, sambung Erwin, merupakan sumber pangan lokal dan Indonesia tidak kekurangan bahan ini sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat memilih makanan ultraproses (UPF). Dia juga mengatakan, setiap hari masyarakat bertemu dengan produk makanan yang mengalami UPF. Makanan ini sudah diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas, diambil sarinya jadi konsentrat, kemudian juga camilan sayuran.

"Meski sayuran, itu tetap UPF karena di beberapa mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi, dan pengawet sehingga menimbulkan ketergantungan dan ketagihan,"kata
dia.

Erwin berpendapat industri makanan harus menerapkan keamanan pangan. Kemudian, untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, dia menyarankan orang tua untuk memperhatikan sarapan anak mereka. Menurut dia, banyak anak yang menyantap menu sarapan yang kurang benar.

"Ada yang menyiapkan sereal, roti dan susu, tetapi sebenarnya itu adalah gula gurih dan gula asin, itu yang kemudian membuat anak mengonsumsi gula dobel,
 tukasnya. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya