Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menyingkap Alzheimer: Strategi Pengobatan dan Pentingnya Deteksi Dini

Melani Pau
21/9/2024 11:06
Menyingkap Alzheimer: Strategi Pengobatan dan Pentingnya Deteksi Dini
Ilustrasi(Freepik)

PENYAKIT Alzheimer adalah bentuk demensia yang umum, ditandai oleh penurunan fungsi kognitif. Saat ini, penelitian berfokus pada pengobatan untuk memperlambat perkembangan penyakit, serta metode deteksi dini

Deteksi ini penting dilakukan melalui tes biomarker dan pencitraan otak untuk mengidentifikasi kondisi sebelum gejala muncul. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempermudah penanganan penyakit Alzheimer.

Pengobatan Alzheimer

Saat ini, penelitian yang sedang berlangsung ditujukan untuk meneliti peran obat-obatan tertentu dalam mengurangi prevalensi (pencegahan primer) dan/atau perkembangan (pencegahan sekunder) dari penyakit Alzheimer.

Baca juga : Artificial Intelligence Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Prostat

Percobaan penelitian yang menyelidiki obat sering kali berfokus pada beberapa efeknya seperti plak A, peradangan, APOE, reseptor neurotransmiter, neurogenesis, regulator epigenetik, faktor pertumbuhan, dan hormon.

Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, tetapi beberapa lintasan utama telah ditemukan. 

Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. 

Baca juga : Deretan Artis dan Selebritas yang Terkena Penyakut Alzheimer

Pencarian senyawa organik penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam perawatan penyakit tersebut di atas.

Donepezil

Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf rendah hingga medium. 

Baca juga : Bisakah Penyakit Alzheimer Dicegah?

Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan. Pada awalnya, dokter akan memberikan dosis rendah, lalu ditingkatkan setelah empat hingga enam minggu.

Efek samping yang sering terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit kepala, nyeri seluruh badan, lesu, mengantuk, mual, muntah, diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kram, nyeri sendi, insomnia, dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Rivastigmin

Baca juga : Membangun Kesadaran di Hari Alzheimer Sedunia: Memahami Penyakit dan Dampaknya

Rivastigmin adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf rendah hingga medium. 

Setelah enam bulan pengobatan dengan rivastigmin, 25%-30% penderita dinilai membaik pada tes memori, pengertian dan aktivitas harian dibandingkan pada pasien yang diberikan plasebo hanya 10%-20%. 

Rivastigmin biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan rivastigmin umumnya dimulai dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.

Dosis maksimum biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika pasien mengalami gangguan pencernaan yang bertambah parah karena efek samping obat seperti mual dan muntah, sebaiknya minum obat dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan dengan dosis yang sama atau lebih rendah.

Sekitar setengah pasien yang minum rivastigmin menjadi mual dan sepertiganya mengalami muntah minimal sekali, sering kali terjadi pada pengobatan di beberapa minggu pertama pengobatan sewaktu dosis ditingkatkan. Antar seperlima hingga seperempat pasien mengalami penurunan berat badan sewaktu pengobatan dengan rivastigmin (sekitar 7 hingga 10 poun).

Seperenam pasien mengalami penurunan nafsu makan. Satu dari lima puluh pasien mengalami pusing. Secara keseluruhan, 15 % pasien (antara sepertujuh atau seperenam) tidak melanjutkan pengobatan karena efek sampingnya.

Memantin

Memantin adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf Sedang hingga berat dengan mekanisme keja yang berbeda dan unik dengan memperbaiki proses sinyal glutamat. 

Obat ini diawali dengan dosis rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis optimal 20 mg/hari. Untuk pemilihan obat pikun atau obat Alzheimer yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

Selain beberapa obat tersebut, diet ketogenik adalah diet yang sangat tinggi lemak, cukup protein, rendah karbohidrat yang digunakan untuk mengobati epilepsi refrakter pada anak-anak. 

Dirancang untuk meniru beberapa efek puasa, mengikuti diet ketogenik dapat menyebabkan peningkatan kadar molekul dalam darah yang disebut badan keton. 

Badan keton ini memiliki efek neuroprotektif pada sel-sel otak yang menua. Penelitian terbatas dalam bentuk uji praklinis (mencit dan tikus), dan uji klinis (manusia) skala kecil, telah mengeksplorasi potensi dari diet ini sebagai terapi untuk gangguan neurodegeneratif semacam penyakit Alzheimer.

Upaya pendeteksian Alzheimer

Penekanan penelitian penyakit Alzheimer ditujukan untuk diagnosis sebelum gejala-gejala timbul. Sejumlah tes bio-kimia telah dapat melakukan deteksi awal. 

Sebuah tes yang melibatkan cerebrospinal fluid untuk beta-amyloid atau tau proteins, keduanya merupakan jumlah tau protein dan phosphorylated tau181P sebagai konsentrasi protein. 

Mencari protein-protein ini menggunakan spinal tap dapat memprediksi awal Alzheimer dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas (sensitivity) antara 94% hingga 100%. 

Jika digunakan bersamaan dengan teknik pencitraan fungsi syaraf (Functional neuroimaging), dokter dapat mengidentifikasi pasien dengan kehilangan memori yang mana penyakitnya telah berkembang.

"Ketidaktepatan diagnosis pada pada tahap awal penyakit Alzheimer adalah masalah yang mencolok, karena terdapat lebih dari 100 kondisi yang dapat menyaru penyakit ini. Pada pasien dengan masalah memori yang ringan, tingkat ketepatan adalah barely better than chance," menurut penelitian periset P Murali Doraiswamy, professor of psychiatry and medicine at Duke Medicine. 

"Standar emas pasti untuk diagnosis Alzeheimer adalah otopsi, kita butuh cara yang lebih baik untuk melihat ke dalam otak," lanjutnya.

Penyakit demensia Alzheimer harus dibedakan dengan Frontotemporal dementia (FTD) yang memiliki gejala yang mirip dan sulit dibedakan secara klinis maupun patologi. 

Sama seperti Alzheimer, FTD juga menimbulkan kesulitan dalam berbicara, memori dan kemampuan visual serta spasial yang menurun. Tetapi jika pasien mengalami perubahan kepribadian, kenaikan berat badan atau nafsu makan yang tidak terkontrol selain gejala-gejala di atas, kemungkinan pasien mengalami FTD, bukan Alzheimer.

Selain mirip dengan FTD, Alzheimer juga memiliki persamaan dengan penyakit-penyakit neurodegeneratif lainnya. 

Untuk membedakan, dapat dilakukan pemeriksaan neuroimaging. Pada tahap awal Alzheimer, computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) tidak menunjukkan perbedaan dari otak normal. 

Seiring dengan perkembangan penyakit, akan terlihat adanya atrofi pada bagian temporal medial otak dan predominan posterior korteks. Hal ini juga membedakan dengan FTD yang mengalami atrofi pada predominan anterior. Atrofi pada otak ditandai dengan adanya pelebaran sulkus dan pengecilan girus. Selain itu, pada Alzheimer juga terlihat adanya hipometabolisme pada bagian parietal dan temporal korteks.

Pada pemeriksaan cairan serebrospinal, ditemukan penurunan A{\displaystyle \beta }42 dan peningkatan protein tau yang mengalami hiperfosforilasi. Meskipun demikian, perubahan komposisi tersebut juga terjadi pada penuaan alamiah sehingga tidak bisa dijadikan penanda untuk Alzheimer. Diagnosis spesifik Alzheimer dapat dilakukan secara pasti setelah kematian dengan autopsi. (berbagai sumber/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya