Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

21 Juta Warga Negara indonesia Kekurangan Gizi

Devi Harahap
17/9/2024 20:06
 21 Juta Warga Negara indonesia Kekurangan Gizi
Diskusi Pekan Sadar Malnutrisi 2024: Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini.(MI/DEVI HARAHAP)

FENOMENA malnutrisi pada anak telah menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian dan upaya bersama, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Saat ini, malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil.

Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/ Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Luciana B. Sutanto memaparkan hasil riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS) menunjukkan sebanyak 21 juta masyarakat atau setara 7% dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal. 

Berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO), kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara.  “Malnutrisi, jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orangtua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi,” jelasnya dalam diskusi bertajuk 'Pekan Sadar Malnutrisi 2024 : Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini' di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Makan Bergizi Gratis Mulai Dijalankan pada September

Luciana menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang. “Agar kesadaran masyarakat tentang malnutrisi dapat meningkat secara lebih luas, sehingga tercipta generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan,” tuturnya.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial Syam memaparkan bahwa malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi. “Pengertian Malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang,” katanya.

 

Baca juga : Slogan Gizi untuk Rakyat

Gemuk tapi kekurangan gizi 

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial Syam memaparkan bahwa malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi.

“Pengertian Malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi,” katanya.

Baca juga : Susu Bantu Serap Gizi Secara Maksimal untuk Bantu Pertumbuhan Anak

Malnutrisi, lanjut Prof Ari, sering kali terjadi underdiagnosis, sehingga penanganan menjadi terlambat dan ini berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian.

Prof Ari menekankan bahwa malnutrisi tak hanya terjadi pada kondisi tubuh berbadan kurus, namun juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki tubuh gemuk. “Malnutrisi bukan berarti harus terjadi pada orang berbadan kurus tapi bisa terkena dengan orang gemuk. Jadi misalnya ada pasien malnutrisi berat badan 80 kg lalu turun jadi 60 kg. Ketika ada penurunan sampai 20 kg, disitulah juga bisa disebut malnutrisi,” tuturnya.

Sesuai dengan target pemerintah dalam menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kesadaran dalam mengentaskan malnutrisi dalam mempersiapkan 'Generasi Emas' yang sehat, berkualitas dan berdaya saing. Upaya ini perlu keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum, guna bersama-sama menggalakkan edukasi dan intervensi gizi.

Baca juga : Penuhi Nutrisi Anak selama Ramadan, Hindari Makanan Ini

Sebagai salah satu perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk mencegah malnutrisi, karena gizi memainkan peran penting untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kualitas hidup manusia.

Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Ray Wagiu Basrowi menyampaikan bahwa pencegahan malnutrisi merupakan langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, serta menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. “Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi,“ tambah Ray.

Ray menjelaskan kebocoran biaya perawatan nasional akibat malnutrisi ini sangat tinggi. Dikatakan bahwa jika pemerintah melakukan kerjasama dengan pihak swasta yang mengembanhkn inovasi teknologi digital untuk produk-produk pencegahan stunting, biaya kesehatan tersebut bisa dipangkas hingga sebesar 3 sampai 4 kali.

“Malnutrisi sangat kompleks dan multidimensi tapi bisa diatasi, musti dilibatkan dengan multipihak. Biaya kesehatan anemia juga tinggi. Tapi bisa diintervensi. Industri melihat dari aspek riset dan teknologi itu dalam bentuk produk, agar dapat efektif membantu negara mengurangi beban biaya kesehatan,” katanya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya