Paus Tiba di Jakarta, Perhentian Pertama dalam Perjalanan Terpanjang selama Menjadi Paus

Ferdian Ananda
03/9/2024 13:22
Paus Tiba di Jakarta, Perhentian Pertama dalam Perjalanan Terpanjang selama Menjadi Paus
Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada masyarakat dari dalam mobil Toyota Innova Zenix saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (03/09/2024).(MI/USMAN ISKANDAR)

PAUS Fransiskus, 87, mendarat di negara dengan mayoritas penduduknya Muslim pada Selasa (3/9). Kunjungan ke Indonesia ini didominasi oleh hubungan antaragama dan sebagai awal dari tur ambisiusnya ke empat negara yang akan menjadi kunjungan terpanjang selama masa kepausannya.

Paus meninggalkan Roma pada Senin (2/9) sore dan mendarat di Jakarta sebelum tengah hari, perhentian pertama dalam perjalanan 12 hari yang juga akan melintasi Papua Nugini, Timor Timur dan Singapura.

Perjalanan ini mencakup sekitar 32.000 km dan yang terpanjang dan terjauh dalam 11 tahun kepemimpinannya di gereja Katolik sedunia. tentunya akan menguji kesehatan Paus Fransiskus yang semakin sepuh. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, Paus tampak bersemangat.

Baca juga : Gereja Katedral Buatkan 2 Kursi Khusus untuk Paus Fransiskus

Umat Katolik mewakili kurang dari 3% penduduk Indonesia atau sekitar delapan juta orang, dibandingkan dengan 87%, atau 242 juta jiwa, yang beragama Islam. Di negara yang secara resmi sekuler, Katolik adalah salah satu dari enam agama atau denominasi yang diakui secara resmi, termasuk Protestan, Budha, Hindu, dan Konghucu.

Pada hari Kamis, Paus Fransiskus akan bertemu dengan Imam Besari Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara dan simbol hidup berdampingan beragama. Tempat ini terhubung melalui terowongan persahabatan ke katedral di seberang jalan, di mana umat Kristen dalam beberapa hari terakhir berfoto selfie dengan patung paus seukuran aslinya.

Di masjid tersebut, Paus Fransiskus akan menandatangani deklarasi bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.

Baca juga : Umat Siap untuk Kunjungan Kepausan Pertama sejak Tahun 1989

Pernyataan tersebut akan fokus pada dehumanisasi, terutama penyebaran kekerasan dan konflik, khususnya terhadap perempuan dan anak-anak, serta degradasi lingkungan, menurut Konferensi Waligereja Indonesia.

Paus telah berulang kali mendesak dunia untuk berbuat lebih banyak, memerangi perubahan iklim dan mengurangi dampaknya termasuk kenaikan permukaan air laut, yang mengancam kota metropolitan Jakarta yang sangat tercemar.

Sementara itu, keamanan diperketat selama kunjungan tiga hari tersebut, polisi dan anggota pasukan pengamanan presiden sendiri di antara lebih dari 4.000 petugas keamanan yang dikerahkan.

Baca juga : Kedatangan Paus Fransiskus ke Tanah Air Ditunggu Semua Agama

Sebuah papan reklame bertuliskan “Selamat Datang Paus Fransiskus” telah dipasang di Jakarta Pusat, sementara pemerintah telah memesan stempel khusus untuk menghormatinya.

Kementerian Agama mengapreasisi kunjungan tersebut sebagai simbol keberagaman agama di Indonesia.“Hal ini sangat penting dalam menyampaikan pesan dan menunjukkan kepada dunia bahwa kerukunan umat beragama di Indonesia terjamin dan telah dilaksanakan,” kata juru bicara kementerian Sunanto dilansir kantor berita Antara.

Ini adalah kunjungan kepausan ketiga ke Indonesia, negara kepulauan dengan 17.500 pulau, setelah Paulus VI pada tahun 1970 dan Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Baca juga : Pemuda Lintas Agama Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus Ke Tanah Air

Meskipun Indonesia secara resmi mengakui perbedaan agama, ada kekhawatiran akan meningkatnya diskriminasi, termasuk terhadap umat Kristen, dan umat Katolik setempat berharap Paus akan angkat bicara.

Seorang teolog dan antropolog di Universitas Nasional Singapura, Michel Chambon mengatakan Paus akan menekankan pesan yang lebih luas yang telah ia sampaikan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya, mulai dari Irak hingga Bahrain, Turki dan Maroko.

Kunjungan tersebut tidak benar-benar ditujukan kepada umat Katolik di Indonesia namun dimaksudkan untuk menyoroti pentingnya dialog Islam-Kristen secara global.

Paus Fransiskus akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, selama kunjungannya dan mengadakan pertemuan dengan kaum muda, diplomat, dan pendeta. Dia juga akan memimpin misa di stadion berkapasitas 80.000 kursi, salah satu dari beberapa acara serupa selama tur tersebut. Ini merupakan perjalanan kepausannya ke luar negeri yang ke-45.

Awalnya direncanakan pada tahun 2020 tetapi ditunda karena pandemi Covid, kunjungan tersebut dilakukan tiga bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-88.

Paus rutin menggunakan kursi roda untuk bergerak, menjalani operasi hernia pada tahun 2023, dan mengalami masalah pernapasan.

Dia belum pernah bepergian ke luar negeri sejak mengunjungi Marseille di Prancis pada September 2023, setelah membatalkan rencana pidatonya pada pembicaraan iklim PBB di Dubai dua bulan kemudian.

Dia ke Indonesia bersama dokter pribadinya dan dua perawat. Namun juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan hal itu normal dan tidak ada tindakan pencegahan tambahan yang dilakukan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya