Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soroti Pentingnya Intervensi Pemerintah yang Seimbang untuk Kelas Menengah

Thalatie K Yani
28/8/2024 18:41
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soroti Pentingnya Intervensi Pemerintah yang Seimbang untuk Kelas Menengah
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie Othniel Frederic Palit, menyoroti perlunya intervensi pemerintah yang lebih seimbang terhadap berbagai kelas ekonomi, termasuk kelas menengah. (DPR RI)

SEKITAR 66,35% masyarakat Indonesia berada dalam kategori pengeluaran kelas menengah dan menuju kelas menengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie Othniel Frederic Palit memberikan komentar kritis mengenai pentingnya intervensi pemerintah yang lebih seimbang terhadap berbagai kelas ekonomi.

Dolfie menekankan selama ini, intervensi fiskal lebih banyak difokuskan pada kelas bawah dan atas, padahal kondisi kelas menengah juga bisa mempengaruhi kondisi Tanah Air. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI pada Rabu (28/8) di Senayan, Jakarta.

Baca juga : Bansos tidak Tepat Sasaran, KPK Bisa Usut

"Intervensi dari masing-masing kelas Pak. Fiskalnya apa Bu? Kebijakan fiskal untuk intervensi masing-masing kelas. Selama ini (intervensi) yang paling banyak adalah (untuk) miskin, rentan miskin. Kelas menengah, menuju kelas menengah mungkin tergantung dari tetesan dari kelas atas. Di kelas atas Ibu banyak memberikan intensif fiskal, fasilitas-fasilitas. Dari Pak Peri juga ada, dari Pak Mahendra juga ada itu untuk kelas atas," ujar Dolfie pada Menteri Keuangan RI, Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner OJK.

Dolfie menginginkan adanya kejelasan intervensi pemerintah terhadap setiap kelas termasuk soal anggarannya. Ia menegaskan bahwa ini menunjukan dapat keberpihakan pemerintah. Dolfie mengingatkan ketidakstabilan pada kelas menengah dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan, sebagaimana terlihat pada krisis ekonomi 1998. 

Ia meminta agar kebijakan pemerintah di masa depan lebih memperhatikan keseimbangan antara berbagai kelas ekonomi untuk mencegah masalah serupa.

Baca juga : Rencana Bansos bagi Keluarga Pelaku Judi Online Dikritik Hidayat Nur Wahid

"Bansos perlu, kelas menengah juga perlu diurus. Kalau nggak nanti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan juga. (Tahun) 1998 kan karena kelas menengahnya yang terganggu, bukan karena kelas atas dan kelas bawah tetapi karena kelas menengahnya terganggu dengan adanya krisis ekonomi itu mungkin ke depan Pak Menteri dan Bu Menteri," ungkapnya.

Melansir data dari paparan Plt. Kepala BPS dalam rapat, persentase masyarakat Indonesia berada pada kelas pengeluaran “menuju kelas menengah” adalah 49,22% dan 17,3% masuk pada kategori kelas menengah. Sementara masyarakat rentan miskin diperkirakan sebanyak 24,23% dan masyarakat miskin menempati proporsi  9,03%. Kelas pengeluaran untuk kelas atas sendiri hanya 0,38% atau diperkirakan sekitar 1 juta jiwa. 

Data BPS juga menunjukan jumlah dan persentase penduduk Kelas Menengah mulai menurun pasca pandemi, sebaliknya jumlah dan persentase penduduk menuju kelas menengah meningkat. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya