Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEKITAR 66,35% masyarakat Indonesia berada dalam kategori pengeluaran kelas menengah dan menuju kelas menengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie Othniel Frederic Palit memberikan komentar kritis mengenai pentingnya intervensi pemerintah yang lebih seimbang terhadap berbagai kelas ekonomi.
Dolfie menekankan selama ini, intervensi fiskal lebih banyak difokuskan pada kelas bawah dan atas, padahal kondisi kelas menengah juga bisa mempengaruhi kondisi Tanah Air. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI pada Rabu (28/8) di Senayan, Jakarta.
Baca juga : Bansos tidak Tepat Sasaran, KPK Bisa Usut
"Intervensi dari masing-masing kelas Pak. Fiskalnya apa Bu? Kebijakan fiskal untuk intervensi masing-masing kelas. Selama ini (intervensi) yang paling banyak adalah (untuk) miskin, rentan miskin. Kelas menengah, menuju kelas menengah mungkin tergantung dari tetesan dari kelas atas. Di kelas atas Ibu banyak memberikan intensif fiskal, fasilitas-fasilitas. Dari Pak Peri juga ada, dari Pak Mahendra juga ada itu untuk kelas atas," ujar Dolfie pada Menteri Keuangan RI, Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner OJK.
Dolfie menginginkan adanya kejelasan intervensi pemerintah terhadap setiap kelas termasuk soal anggarannya. Ia menegaskan bahwa ini menunjukan dapat keberpihakan pemerintah. Dolfie mengingatkan ketidakstabilan pada kelas menengah dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan, sebagaimana terlihat pada krisis ekonomi 1998.
Ia meminta agar kebijakan pemerintah di masa depan lebih memperhatikan keseimbangan antara berbagai kelas ekonomi untuk mencegah masalah serupa.
Baca juga : Rencana Bansos bagi Keluarga Pelaku Judi Online Dikritik Hidayat Nur Wahid
"Bansos perlu, kelas menengah juga perlu diurus. Kalau nggak nanti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan juga. (Tahun) 1998 kan karena kelas menengahnya yang terganggu, bukan karena kelas atas dan kelas bawah tetapi karena kelas menengahnya terganggu dengan adanya krisis ekonomi itu mungkin ke depan Pak Menteri dan Bu Menteri," ungkapnya.
Melansir data dari paparan Plt. Kepala BPS dalam rapat, persentase masyarakat Indonesia berada pada kelas pengeluaran “menuju kelas menengah” adalah 49,22% dan 17,3% masuk pada kategori kelas menengah. Sementara masyarakat rentan miskin diperkirakan sebanyak 24,23% dan masyarakat miskin menempati proporsi 9,03%. Kelas pengeluaran untuk kelas atas sendiri hanya 0,38% atau diperkirakan sekitar 1 juta jiwa.
Data BPS juga menunjukan jumlah dan persentase penduduk Kelas Menengah mulai menurun pasca pandemi, sebaliknya jumlah dan persentase penduduk menuju kelas menengah meningkat. (Z-3)
PPATK mengungkap ada 571.410 NIK penerima bantuan sosial terindikasi terlibat judol.
Temuan PPATK dari penelusuran data 2024, mengungkap bahwa nilai transaksi judol oleh penerima bansos, mencapai Rp957 miliar.
Pemerintahakan mencabut pemberian bantuan sosial (bansos) bagi para penerima manfaat yang terbukti menggunakannya untuk bermain judi online (judol).
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menanggapi kekhawatiran soal potensi penyalahgunaan Bantuan Subsidi Upah (BSU) termasuk untuk praktik judi online (judol),
PPATK mengungkap ada 571.410 nomor induk kependudukan (NIK) yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) ternyata tercatat sebagai pemain judi online
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved