Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, virus mpox atau cacar monyet yang ditularkan melalui kontak kulit tidak sama penularannya dengan virus Covid-19 yang ditularkan melalui udara, dan keduanya tidak menyebar dengan cara yang sama.
Direktur Departemen Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO, Maria Van Kerkhove baru-baru ini berbicara tentang virus mpox selama program yang diadakan di media sosial X dengan ketua tim Manajemen Kasus Akut Kantor Regional WHO untuk Afrika, Otim Patrick Ramadan.
Kerkhove mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak menemukan kesamaan situasi perkembangan virus korona dengan cacar monyet.
Baca juga : WHO Kembali Tetapkan Mpox Sebagai Kegawatdaruratan Global, Ini Gejalanya
“Kami tidak melihat situasi yang sama terjadi,” kata Kerkhoveaid, mengutip Anadolu, Jumat (23/8).
"Siapa pun bisa tertular mpox, jika anda melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi. Namun, itu tidak berarti semua orang akan tertular mpox," imbuhnya.
Kerkhoveaid menyebutkan, Penularan virus SARS-CoV-2 melalui udara yang cepat dan efisien, yang menyebabkan penyebaran covid-19 secara global. Hal itu menyoroti perbedaan signifikan dalam cara virus ini beroperasi dibandingkan dengan virus lainnya.
Baca juga : WHO Sarankan Vaksinasi Terarah Untuk Atasi Wabah Cacar Monyet
“Ada banyak hal yang dapat kita lakukan dengan informasi yang tepat, dengan menghentikan transmisi dengan berbagai cara,” ungkap dia.
Menurut WHO, Mpox adalah penyakit virus yang dapat menyebar melalui kontak langsung serta melalui permukaan yang terkontaminasi seperti seprai, pakaian dan jarum.
Sementara itu, Patrick Ramadan menegaskan bahwa mpox dapat menyerang siapa saja.
Baca juga : Perubahan dan Tantangan Mpox: Evolusi, Penyebaran, dan Tindakan Global
“Kami melihat penularan di tingkat masyarakat yang berdampak pada anak-anak, namun kami juga melihat orang dewasa yang juga terkena dampaknya,” tutur dia.
“Saat ini, di kawasan Afrika, kita mengalami wabah aktif di 13 negara, dan di 13 negara ini, kita melihat banyak orang terdampak."
"Menyebut 30 persen kasus di Burundi dan negara tetangga Republik Demokratik Kongo, tempat wabah tersebar luas, ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 18 tahun, ini mengkhawatirkan."
Baca juga : WHO: Cacar Monyet Bukan lagi Darurat Kesehatan Global
Ramadan menekankan bahwa vaksinasi merupakan sarana kesehatan masyarakat tambahan untuk membendung virus mpox, dan dia menyesalkan bahwa jumlah vaksin yang tepat tidak dapat dicapai di Afrika.
Mengingat bahwa WHO saat ini merekomendasikan penggunaan vaksin MVA-BN dan LC16 terhadap mpox, Ramadan menegaskan pentingnya vaksinasi yang ditargetkan bagi mereka yang berisiko dan berisiko tinggi penularan.
Minggu lalu, WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional dan kontinental.
Menurut angka terbaru CDC Afrika, sebanyak 17.541 kasus mpox dan 517 kematian sejauh ini telah dilaporkan dari 13 negara Afrika.
Republik Demokratik Kongo, episentrum wabah saat ini, menyumbang 96 persen dari semua kasus dan 97 persen dari semua kematian yang dilaporkan sepanjang 2024.
Kongo telah mencatat 16.700 kasus mpox yang terkonfirmasi atau diduga, termasuk lebih dari 570 kematian.
Afrika Selatan mencatat 24 kasus terkonfirmasi, termasuk tiga kematian, dan Kamerun mencatat lima kasus terkonfirmasi, termasuk dua kematian.
Burundi melaporkan lebih dari 100 kasus, sementara Nigeria memiliki 39 kasus, Liberia memiliki lima kasus, Rwanda memiliki empat kasus, Pantai Gading dan Uganda masing-masing memiliki dua kasus, dan Kenya memiliki satu kasus terkonfirmasi. (Z-6)
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
HARI Donor Darah Internasional atau World Blood Donor Day jatuh pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Peringatan tersebut diresmikan sejak tahun 2004 oleh WHO.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved