Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
Nama sastrawan besar Indonesia yang melahirkan tokoh legendaris Siti Nurbaya resmi Marah Roesli diabadikan sebagai salah satu nama jalan
di Kota Padang. Jalan yang dinamakan sebagai Jalan Marah Roesli tersebut berlokasi di Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, tepatnya di samping Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/4 Padang.
Peresmian Jalan Marah Roesli tersebut dihadiri Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar didampingi Pj Ketua TP-PKK Kota Padang, Vanny Andree Algamar, Pj Sekda Yosefriawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yopi Krislova, serta perwakilan keluarga almarhum Marah Roesli, Senin (5/8).
Sebagai sastrawan angkatan pujangga baru, Marah Roesli dikenal melalui salah satu karya terbesarnya yaitu Siti Nurbaya. Sebuah novel yang merupakan karya romance pertama penulis Tanah Air.
Baca juga : Begini Kondisi Sastrawan Joko Pinurbo sebelum Meninggal Dunia Menurut Sang Istri
Di Kota Padang, kisah Siti Nurbaya bahkan sudah dianggap sebagai kisah nyata. Makam Siti Nurbaya diklaim terdapat di Gunung Padang, juga terdapat jembatan dengan nama Siti Nurbaya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova dalam laporannya menyampaikan bahwa penamaan Jalan Marah Roesli dilakukan
untuk menghormati sastrawan besar Ranah Minang tersebut sekaligus untuk kebutuhan administrasi karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang akan berkantor di Kelurahan Belakang Tangsi tersebut, tepatnya di jalan yang baru dinamai sebagai Jalan Marah Roesli tersebut.
"Jadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan berkantor di sini dan Jalan Marah Roesli ini juga sebagai kejelasan administrasi nama kantor nantinya," kata Yopi Krislova.
Baca juga : Indonesia Boikot Pameran Buku Frankfurt karena Memihak Zionis Israel
Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar menyebut dipilihnya nama Marah Roesli adalah bentuk penghargaan kepada sastrawan besar Indonesia yang
juga berprofesi sebagai Dokter Hewan tersebut.
"Hari lahir beliau juga sama dengan Hari Jadi Kota (HJK) Padang, yaitu 7 Agustus. Jadi ini sebagai kado HUT dari Pemko untuk almarhum dan keluarga besarnya," ujar Andree Algamar.
Menurut Andree Algamar, Novel Siti Nurbaya karya Marah Roesli hanya bisa disejajarkan dengan Novel Romeo & Juliet. Novel Siti Nurbaya juga sudah diterjemahkan ke bahasa Russia dan China.
Baca juga : Perpustakaan Milan Kundera Dibuka di Tanah Kelahirannya, Brno, Rep Ceko
"Setiap tahun pada momen HJK Padang kita juga menggelar Festival Siti Nurbaya. Semoga generasi muda Padang dapat meneladani dan berbuat lebih
baik seperti Marah Roesli," ujarnya.
Diabadikannya nama Marah Roesli sebagai nama jalan tersebut juga sudah mendapat izin dari keluarga besar almarhum. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran dua orang cucunya, yaitu Utami Roesli dan Dewi Adjar Ratna.
Pihak keluarga pun mengaku bangga atas penamaan Jalan Marah Roesli tersebut. Hal ini disebut Dewi Adjar Ratna sebagai pengingat dan penghargaan bagi siapapun orang Indonesia yang berkarya dan karya itu terus melegenda.
Baca juga : Suka Menulis Cerpen? Ikuti Sayembara Cerpen Media Indonesia Ini
"Ini apresiasi yang sangat baik terhadap almarhum. Karena masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui siapa itu Marah Roesli, kalau Siti
Nurbaya hampir semua orang mengetahui," kata Dewi Adjar Ratna.
Mengutip Ensiklopedia 1001 Orang Minang, Marah Rusli lahir di Padang pada 7 Agustus 1889 di Padang dari keluarga bangsawan. Ayahnya bernama
Sutan Abu Bakar, seorang demang, yang masih keturuan Raja Pagaruyung. Adapun ibunya berdarah Jawa, keturunan Sentot Alibasyah, salah seorang
panglima perang Pangeran Diponegoro.
Meskipun lebih dikenal sebagai sastrawan, sesungguhnya Marah Rusli adalah seorang dokter hewan. Ia masuk Sekolah Dokter Hewan di Bogor dan
tamat pada tahun 1915.
Minat Marah Rusli terhadap sastra sudah tumbuh sejak ia masih kecil. Selain gemar membaca buku, ia juga senang mendengarkan cerita-cerita dari tukang kaba yang berkeliling kampung. Romannya Siti Nurbaya yang melegenda sebenarnya berlatar pengalamannya.
Pada 1911, ketika masih bersekolah di Bogor, Marah Rusli kawin dengan seorang gadis Sunda kelahiran Bogor, Nyai Raden Ratna Kencana Wati. Perkawinan tersebut tidak diketahui oleh keluarga sehingga menyebabkan orangtuanya meminta dia kembali ke Padang.
Saat di Padang, Marah Rusli dinikahkan orangtuanya dengan wanita Minang. Sebagai anak, ia tidak dapat mengelak rencana tersebut. Pernikahan akhirnya berlangsung. Namun, begitu acara pernikahan selesai, ia langsung menjatuhi talak tiga dan meninggalkan Padang. Hal tersebut membuat orangtuanya marah.
Di Jawa, Marah Rusli kembali menekuni profesinya sebagai dokter hewan. Semula, ia bertugas di Sumbawa Besar. Ia pernah menjadi Kepala Perhewanan di Bima tahun 1916. Tahun 1918, ia pindah ke Bandung untuk menjabat Kepala Peternakan Hewan Kecil. Tidak lama kemudian, ia pindah ke Blitar dan menjadi Kepala Perhewanan Daerah. Tahun 1920, ia kembali ke Bogor karena diangkat menjadi asisten leraar (dosen) pada Sekolah Kedokteran Hewan, almamaternya.
Pada tahun 1921, ia menjadi dokter hewan di Jakarta. Empat tahun kemudian ia pindah ke Balige, Tapanuli, Sumatra Utara. Keriernya terus berlanjut hingga pascakemerdekaan, sembari tetap menulis.
Selain Siti Nurbaya, karya Marah Rusli yang terkenal di antaranya La Hami (Balai Pustaka, 1924), Anak dan Kemenakan (Balai Pustaka, 1956), Memang Jodoh (naskah), dan Tesna Zahera (naskah). Ia juga menerjemahkan novel karya Charles Dickens, Gadis yang Malang (1922).
Marah Rusli meninggal di Bandung pada 17 Januari 1968 dalam usia 79 tahun. Dari pernikahannya dengan Nyai Raden Ratna Kencana Wati, Marah Roesli memperoleh tiga orang anak, yakni Safhan Roesli, Roeshan Roesli, dan Nani Roesli.
Tokoh rekaan yang diciptakannya, Siti Nurbaya, telah menjelma menjadi legenda. Di Padang, banyak yang meyakini bahwa Siti Nurbaya bukanlah tokoh fiktif dan berupaya membuktikan keberadaannya, dengan meyakini sebuah makam keramat di sela batu karang bukit Gunung Padang sebagai tempat berkuburnya Siti Nurbaya. (H-2)
Temukan kata kata estetik penuh makna! Koleksi ungkapan indah, puitis, dan inspiratif untuk jiwa yang mendalam.
Bangun cerita inspiratif! Pelajari struktur narasi yang menggugah, raih hati pembaca, dan sebarkan pesan bermakna melalui alur cerita yang kuat.
Gadis Kretek: Novel Indonesia memikat! Selami kisah cinta, ambisi, dan warisan kretek yang kaya. Baca ulasan lengkapnya sekarang!
Temukan puisi pendek sekolah penuh cinta pendidikan. Ungkapkan rasa, kenangan, dan semangat belajar melalui kata-kata indah.
Alam bercerita! Temukan kisah inspiratif tentang lingkungan, pelajari harmoni alam, dan temukan kekuatan perubahan di sekitarmu.
Temukan novel terbaru 2024! Rekomendasi bacaan menarik dengan cerita unik, karakter kuat, dan petualangan tak terlupakan. Jangan lewatkan!
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Han Kang, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved