Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan aplikasi mobile untuk mengontrol konsumsi gula, garam dan lemak (GGL). Hal ini sebagai salah satu cara untuk melakukan intervensi dan edukasi perilaku konsumsi GGL, khususnya di kalangan remaja.
“GGL merupakan tiga unsur yang sering dikonsumsi setiap hari. Mengonsumsi GGL berlebih dapat menyebabkan obesitas, hyperglikemia, dan hyperkolesterol. Oleh karena itu untuk mengendalikan perilaku konsumsi GGL yang berlebihan diperlukan suatu intervensi edukasi yang tepat dan efektif seperti aplikasi edukasi GGL pada remaja,” ucap Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi (PR Kesmaszi) Mugi Wahidin dalam keterangan resmi, Senin (5/8).
Mugi menyampaikan bahwa penyakit tidak menular merupakan masalah yang sangat besar di dunia termasuk Indonesia. Disebutkannya, 70% kematian itu terjadi akibat penyakit tidak menular terutama strok, penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang disebabkan oleh perilaku berisiko termasuk mengonsumsi GGL secara berlebihan.
Baca juga : BRIN Kucurkan Dana Riset Rp700 Miliar untuk Masyarakat Umum
Di sisi lain, Mugi mengatakan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah banyak dimanfaatkan di segala bidang, termasuk bidang kesehatan. AI bisa menganalisis data medis secara masif dan mendalam yang berguna untuk membantu tenaga medis dalam mengenali penyakit serta memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat dan efektif.
Mugi menambahkan, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia sangat luar biasa. 65,87% penduduk menggunakan telepon seluler, dan 85,82% penduduk berusia 10 tahun ke atas sudah menggunakan atau mengakses internet. Oleh karena itu kita bisa memanfaatkan adanya perkembangan teknologi seperti ini untuk upaya edukasi pada remaja.
“Dengan demikian pada tahun 2023 kami melakukan suatu penelitian untuk mengembangkan suatu model intervensi edukasi berbasis digital, harapannya dapat dilanjutkan menjadi berbasis AI. Konsepnya sudah ada tinggal dikembangkan lebih lanjut terutama untuk membatasi atau mengendalikan konsumsi GGL” kata Mugi.
Baca juga : Unas Gandeng BRIN Perkenalkan Metode Rames ke Peneliti dan Akademisi
Dijelaskan pula bahwa tujuan dari penelitian tersebut adalah dengan mengetahui sumber asupan makanan tinggi gula, garam, dan lemak pada remaja, maka dapat mengembangkan model dan mengetahui pengaruh intervensi pengetahuan remaja perkotaan tentang penurunan intake gula, garam dan lemak dengan menggunakan aplikasi mobile.
Sasaran studinya adalah remaja SMA berusia 16-18 tahun. Target penelitian menghasilkan prototipe aplikasi mobile intervensi pengetahuan tentang penurunan konsumsi gula, garam, dan lemak pada remaja perkotaan.
Desain studi yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen/eksperimen semu. Kelompok intervensi menggunakan aplikasi berbasis web apps di telepon seluler dan kelompol kontrol menggunakan media edukasi standar yaitu buku saku GGL yang bisa diperoleh dan dibaca oleh masyarakat termasuk remaja di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga : BRIN Gandeng Wilmar dan Syngenta Kembangkan Benih Padi Unggul
”Model digital berbasis website dan aplikasi sudah dapat digunakan dan cukup diterima oleh remaja dengan penilaian sebagian besar cukup puas dan puas, tetapi perlu dikembangkan lagi teknologi interaktifnya agar lebih menarik untuk meningkatkan pengetahuan sehingga mengubah pola makan dan perilaku berisiko lainnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan dengan teknologi AI,” pungkas Mugi.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Wahyu Pudji Nugraheni, menambahkan penggunaan AI dalam bidang kesehatan telah memberikan banyak manfaat bagi tenaga medis, peneliti dan pasien.
“Teknologi AI telah mengubah landscape dunia kesehatan dengan berbagai inovasi. Tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan tetapi juga membantu dalam edukasi kesehatan yang lebih personalisasi bagi individu,” tuturnya.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Menciptakan tes berbiaya rendah dinilai sangat penting karena dapat mempermudah pemeriksaan tahunan untuk penyakit Alzheimer
Peneliti menginginkan pengukuran yang lebih objektif dari asupan makanan cepat saji untuk mempelajari hubungan antara pola makan tinggi energi dari makanan olahan ultra dan hasil kesehatan.
Perjalanan Rahayu Oktaviani meneliti Owa Jawa dimulai pada 2008 ketika dia sedang menyusun skripsi.
OsRKD3 mampu mengaktifkan kembali potensi sel somatik atau sel tubuh tanaman biasa untuk berkembang menjadi embrio lengkap.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved