Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
KESEHATAN global menjadi isu yang terus mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk para ilmuwan yang tidak henti-hentinya mengupayakan inovasi. Alasan utamanya karena kesehatan adalah hak azasi manusia, dan sangat berkaitan dengan produktivitas manusia bagi kelanjutan hidupnya serta pembangunan masyarakat.
Masih segar dalam ingatan ketika pandemi covid-19 memporakporandakan sendi-sendi kehidupan di berbagai kawasan di dunia. Virus tersebut bergerak dengan sangat cepat melampaui batas-batas negara karena pergerakan manusia.
Pengalaman menunjukkan bahwa menghadapi ancaman kesehatan di tingkat global tidak bisa ditangani sendiri, diperlukan kerjasama internasional guna mengatasinya, termasuk kerjasama antar lembaga dari masing-masing negara, dan bersifat multidisipliner serta lintas sektoral.
Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Di dalam menghadapi masalah kesehatan, kerja sama yang dilakukan juga bisa diawali dengan penelitian atau risett bersama untuk mengembangkan hasil temuan seperti vaksin, pengobatan lain, ataupun langkah yang lebih efektif dalam menegakkan diagnosis secara lebih akurat yang akan sangat bermanfaat di kemudian hari.
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sangat concern terhadap masalah kesehatan, bahkan merencanakan menjadi kampus unggul di bidang kesehatan yang berbasis teknologi, serta menerapkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Didasari komitmen mengembangkan pengetahuan bidang kesehatan, UKRIDA menjalin kolaborasi dengan Actxa yang memiliki keselarasan strategis dalam nilai dan tujuan. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Penelitian dan Kolaborasi (RCA) dilaksanakan Rabu, 24 Juli 2024 di Kampus UKRIDA Jakarta, oleh Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Ing., Ir. Herman Parung, M. Eng., dan Chief Executive Officer Actxa Pte. Marcus Soo.
Baca juga : Ini Manfaat Madu Hitam Pahit untuk Kesehatan
Sedangkan penandatanganan Research Collaboration Agreement dilakukan oleh Wakil Rektor I UKRIDA Bidang Pengembangan Akademik dan Inovasi Dr. Ir. Oki Sunardi, ST, MM, IPM, ASEAN Eng., dan Emeritus Professor Satvinder Singh Dhaliwal, Advisor & Clinical Research Consultant of Actxa.
Rektor UKRIDA Prof. Herman Parung menyambut gembira kolaborasi penelitian ini. “Baik UKRIDA maupun Actxa memiliki komitmen yang kuat terhadap inovasi dan pengembangan solusi kesehatan preventif. Kerjasama ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan solusi kesehatan yang canggih, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu serta komunitas”,kata Herman Parung.
Dikatakan keyakinannya terhadap kerja sama ini akan menghasilkan kemajuan yang signifikan di bidang kesehatan, dan mempererat hubungan antara institusi.
Baca juga : Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
Sementara Chief Executive Officer Actxa Marcus Soo, mengatakan, “Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan UKRIDA, dan menandai tonggak penting bagi Actxa saat kami memulai kolaborasi pertama kami dengan perguruan tinggi Indonesia yang melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit. Kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama kami terhadap inovasi dan pemberdayaan individu dengan alat untuk membuat keputusan gaya hidup yang informatif dan positif."
Kepala Laboratorium Riset Terpadu Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UKRIDA dr. Eka Widrian Suradji, Ph. D., mengatakan proyek penelitian bersama ini akan memberikan manfaat besar kedua belah pihak.
BGEM Actxa memiliki potensi besar dalam evaluasi dan pengendalian metabolisme glukosa noninvasive, terutama karena diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik utama yang perlu dicegah dan dikendalikan. (H-2)
Dengan berolahraga, otot dalam tubuh dapat berkembang dan kerja massanya lebih meningkat.
Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang menjadi perhatian utama bagi kesehatan wanita di seluruh dunia.
FDA menyetujui tes darah pertama untuk deteksi dini Alzheimer. Diagnosis kini lebih mudah, cepat, dan tanpa prosedur invasif seperti PET scan dan pungsi lumbal.
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Penyangkalan tersebut membuat orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah reguler.
Deteksi dini masalah mesin mobil! Tips mudah kenali gejala kerusakan & cegah biaya perbaikan mahal. Mobil awet, aman, dompet senang.
Selfie kini jadi alat skrining dini kanker kulit berkat teknologi AI. Sejumlah aplikasi mampu mendeteksi kelainan kulit dengan akurasi tinggi, memudahkan akses kesehatan di era digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved