Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rini Sekartini menjelaskan bahwa kelumpuhan yang disebabkan oleh tuberkulosis (Tb) tulang belakang tidak sama dengan kelumpuhan akibat polio. Hal ini disampaikan kepada kader posyandu dalam rangka pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jakarta Pusat, Selasa.
"Kalau polio, dia bisa lumpuh tetapi lumpuhnya mendadak dan tidak bisa disembuhkan. Sedangkan TBC tulang adalah kondisi terakhir dari penyakit Tb, karena awalnya yang terinfeksi adalah paru-paru. Jika tidak diobati, lama-kelamaan bisa menjadi Tb tulang," kata Rini di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan bahwa kelumpuhan bisa terjadi pada kasus Tb berat, misalnya pada Tb tulang belakang. Namun, kelumpuhan akibat Tb tulang belakang dapat dicegah sejak dini dengan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG).
Baca juga : PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi
"Imunisasi BCG adalah pencegahan untuk Tb berat. Imunisasi ini bisa diberikan saat usia anak 0-1 bulan dengan cara suntikan di lengan kanan atas," jelas Rini.
Anak yang telah disuntik BCG biasanya akan menunjukkan efek samping berupa benjolan mengeras yang muncul setelah penyuntikan, yang disebut scar BCG. Bekas luka kecil ini umumnya akan memudar dalam beberapa minggu.
Imunisasi BCG dan polio sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit berbahaya. Pastikan bayi mendapatkan semua dosis imunisasi secara lengkap dan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Baca juga : Pemprov Sulsel Targetkan 1,2 Juta Anak Dapat PIN Polio Tahun ini
Orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen.
Cakupan imunisasi pada anak sempat menurun drastis pada tahun 2021 sebagai imbas dari pandemi covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
PIN Polio tahap kedua ini dilaksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit polio. KLB polio terjadi di Papua sejak tahun 2022. Total cakupan imunisasi polio pada tahap kali ini ditargetkan mencapai 95 persen untuk mewujudkan kekebalan kelompok.
"Cakupan imunisasi yang tinggi dapat mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, jika cakupannya menurun di bawah 60%, Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat muncul kembali," ujar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
Ahli jelaskan Pentingnya Pemeriksaan Dahak Pasien TB yang Picu Kekerasan Dokter di RSUD Sekayu
TB merupakan salah satu penyakit yang masih memerlukan atensi atau penanganan khusus di Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat kedua dunia.
WAKIL Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis (Tb), setelah India.
Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama, termasuk penguatan promosi dan pencegahan, pemanfaatan teknologi, serta integrasi data dengan rumah sakit dan Puskesmas.
Ekstrak daun pegagan sebagai suplemen pendamping dalam proses pengobatan TB, selain meningkatkan fungsi hati, juga menurunkan biomarker inflamasi serta meningkatkan status gizi pasien.
Indonesia kini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India.
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Pada 12 April 1955, dunia menyaksikan tonggak sejarah dalam bidang kesehatan dengan pengumuman vaksin polio yang dikembangkan oleh Dr. Jonas Salk.
Hari Polio Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada 24 Oktober, merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang polio
HAMPIR 443.000 anak-anak menerima dosis pertama vaksin polio di Jalur Gaza, Palestina, dan sedang menunggu persetujuan Israel untuk koordinasi akses ke tujuh wilayah tambahan.
Badan-badan PBB yang terlibat sekarang berharap untuk memperluas kampanye ke wilayah utara dan selatan yang paling terkena dampak dalam dua tahap berikutnya.
Dalam tenda dekat Kota az-Zawayda di Gaza Tengah, Nevin Abu al-Jidyan, 35, duduk di lantai di samping anak bungsunya, Abdul Rahman, yang terbaring di kursi bayi plastik. Anaknya mengidap polio.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved