Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kelumpuhan akibat TB Tulang dan Polio, Apa Perbedaannya?

Gana Buana
23/7/2024 20:00
Kelumpuhan akibat TB Tulang dan Polio, Apa Perbedaannya?
Kelumpuhan akibat Tb tulang dan Polio(Freepik)

GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rini Sekartini menjelaskan bahwa kelumpuhan yang disebabkan oleh tuberkulosis (Tb) tulang belakang tidak sama dengan kelumpuhan akibat polio. Hal ini disampaikan kepada kader posyandu dalam rangka pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jakarta Pusat, Selasa.

"Kalau polio, dia bisa lumpuh tetapi lumpuhnya mendadak dan tidak bisa disembuhkan. Sedangkan TBC tulang adalah kondisi terakhir dari penyakit Tb, karena awalnya yang terinfeksi adalah paru-paru. Jika tidak diobati, lama-kelamaan bisa menjadi Tb tulang," kata Rini di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat.

Ia menjelaskan bahwa kelumpuhan bisa terjadi pada kasus Tb berat, misalnya pada Tb tulang belakang. Namun, kelumpuhan akibat Tb tulang belakang dapat dicegah sejak dini dengan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG).

Baca juga : PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi

"Imunisasi BCG adalah pencegahan untuk Tb berat. Imunisasi ini bisa diberikan saat usia anak 0-1 bulan dengan cara suntikan di lengan kanan atas," jelas Rini.

Anak yang telah disuntik BCG biasanya akan menunjukkan efek samping berupa benjolan mengeras yang muncul setelah penyuntikan, yang disebut scar BCG. Bekas luka kecil ini umumnya akan memudar dalam beberapa minggu.

Imunisasi BCG dan polio sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit berbahaya. Pastikan bayi mendapatkan semua dosis imunisasi secara lengkap dan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.

Baca juga : Pemprov Sulsel Targetkan 1,2 Juta Anak Dapat PIN Polio Tahun ini

Orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen.

Cakupan imunisasi pada anak sempat menurun drastis pada tahun 2021 sebagai imbas dari pandemi covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.

PIN Polio tahap kedua ini dilaksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit polio. KLB polio terjadi di Papua sejak tahun 2022. Total cakupan imunisasi polio pada tahap kali ini ditargetkan mencapai 95 persen untuk mewujudkan kekebalan kelompok.

"Cakupan imunisasi yang tinggi dapat mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, jika cakupannya menurun di bawah 60%, Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat muncul kembali," ujar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya