Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kenali Jenis-Jenis Cacing Parasit dan Bahayanya Pada Tubuh

Eve Candela F
23/7/2024 11:35
Kenali Jenis-Jenis Cacing Parasit dan Bahayanya Pada Tubuh
Ilustrasi - Ada banyak jenis cacing yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Berikut jenis dan bahaya dari cacing tersebut.(MI/Agung Wibowo)

CACING parasit adalah cacing yang menjadi parasit pada organisme lain, baik hewan, tumbuhan, bahkan manusia. Mereka adalah organisme mirip cacing yang hidup dan memakan tubuh inangnya, serta menerima perlindungan dan penyerapan nutrisi dari tubuh inangnya. 

Cacing parasit pada hewan atau manusia dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit cacingan, karena faktor lingkungan atau makanan yang tidak dijaga kebersihannya.

Cacingan dapat muncul pada anak-anak maupun orang dewasa, terutama yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat. 

Baca juga : Cara Mengatasi Infeksi Cacing Parasit pada Manusia

Jenis-jenis cacing parasit pada hewan atau manusia yang dapat menginfeksi tubuh:

1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)

Cacing kremi adalah salah satu cacing parasit yang paling umum menyerang manusia. Parasit ini berukuran kecil, panjangnya sekitar setengah inci, dan biasanya ditemukan di usus besar.

Cara penularannya bisa terjadi ketika seseorang secara tidak sengaja menyentuh telur cacing kremi dan menelannya. Karena ukurannya yang sangat kecil dan hampir tidak terlihat, telur parasit ini mudah terbang dan terhirup atau dimakan manusia.

Infeksi pra-parasit lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini umumnya tidak berbahaya dan mudah diobati. Namun, harus mewaspadai cacing kremi yang banyak jumlahnya dan terus berkembang biak di usus.

Baca juga : Langkah Praktis untuk Melindungi Anda Agar Tidak Terkena Cacing

Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi infeksi cacing kremi. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi saluran kemih dan bahkan radang pada miss V.

2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Cacing gelang adalah parasit besar berwarna putih atau merah muda yang dapat tumbuh hingga panjang lebih dari 30 cm. Mereka menjajah usus halus dan sering menyebar melalui makanan yang terkontaminasi.

Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terkena infeksi cacing gelang. Apalagi jika anak memiliki kebiasaan tertentu yang bisa meningkatkan risikonya.

Baca juga : Apa Itu Hari Waspada Cacing? Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakan

Jika tidak segera diobati, cacing gelang akan berkembang biak di dalam tubuh dan berisiko menimbulkan komplikasi serius pada saluran pencernaan dan pernapasan.

3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)

Berbeda dengan jenis lainnya, parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit saat orang tersebut berjalan tanpa alas kaki di tanah atau melalui kotoran yang mengandung larva.

Setelah masuk ke dalam tubuh, parasit ini akan menempel pada dinding usus dengan sebuah pengait. Panjangnya biasanya kurang dari 1,27 cm.

Baca juga : Kasus Kaki Gajah Capai 7.955 Kasus di Indonesia

Jika Anda terinfeksi cacing tambang, akan muncul ruam (berupa kulit kering dan merah) di area kulit yang terinfeksi, disertai rasa gatal. Orang yang terinfeksi parah akan mengalami sakit perut, diare, kehilangan nafsu makan, pusing, dan bahkan anemia.

Sedangkan jika cacing tambang menyerang anak-anak, dampaknya dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitifnya.

4. Cacing Pita (Taenia solium)

Cacing pita adalah parasit yang panjang dan pipih yang dapat tumbuh lebih dari 20 kaki. Cacing ini dapat menginfeksi manusia melalui air yang terkontaminasi telur atau larva dari parasit ini.

Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang juga bisa menjadi penyebab penyakit ini. Hewan ini dapat menginfeksi otak manusia dan menyebabkan kondisi serius seperti penyakit sistaerokosis.

Jika tidak segera diobati, infeksi cacing pita dapat menyebabkan sejumlah komplikasi seperti :

  • Gangguan pada saluran empedu dan pankreas, serta penyumbatan pada saluran pencernaan, dan peradangan usus buntu.
  • Gangguan pada otak dan sistem saraf pusat (neurosistiserkosis).
  • Terjadi pembentukan kista atau benjolan pada jantung, paru-paru, atau hati, jika larva cacing pita telah menyebar yang menghambat aliran darah dan fungsi organ tubuh.
  • Adanya reaksi alergi terhadap larva cacing pita, seperti gatal-gatal, pembengkakan, dan kesulitan bernapas.

5. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)

Cacing parasit jenis Cambuk merupakan parasit yang menginfeksi usus besar manusia. Parasit ini memiliki kepala halus dan ekor tebal seperti cambuk. Inilah sebabnya para ahli menyebut parasit ini sebagai cacing cambuk.

Seseorang dapat tertular cacingan ini jika tidak sengaja menelan telurnya. Misalnya tangan atau jari Anda terkontaminasi dan Anda memasukkannya ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Infeksi cacing cambuk seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun kondisi ini bisa menyebabkan sakit perut, penurunan nafsu makan, dan diare.

Pada tahapan lanjutan, infeksi Trichuris trichiura dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, terutama pada anak-anak. Di bawah ini adalah beberapa jenis komplikasi tersebut.

  • Anemia: Terjadi karena cacing cambuk dapat menempel pada lapisan dinding usus untuk menghisap darah dan menyebabkan pendarahan.
  • Akibat malnutrisi : Cacing cambuk berkembang biak dengan cara menyerap nutrisi. dalam makananmu. Akibatnya, keberadaannya bisa menyebabkan kekurangan gizi, terutama dalam hal zat besi.
  • Gangguan perkembangan kognitif: kekurangan gizi pada anak jika tidak ditangani dapat langsung menyebabkan gangguan perkembangan kognitif.
  • Sindrom disentri: Parahnya Infeksi usus dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sepsis, kerusakan usus, bahkan abses hati. Sampai saat ini, sindrom disentri yang disebabkan oleh cacing cambuk hanya tercatat terjadi pada anak-anak.

6. Cacing hati (Fasciola hepatica)

Terakhir, cacing hati adalah parasit yang berupa cacing pipih yang menyerang hati manusia. Mereka sering masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti sayur mentah atau daging. Inilah sebabnya penyakit ini juga termasuk penyakit zoonosis.

Infeksi cacing hati biasanya terjadi setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi larva cacing hati. Setelah makanan dicerna, larva berpindah dari usus ke saluran empedu hati untuk berkembang biak.

Setelah terinfeksi, parasit ini dapat menyebabkan berbagai kondisi, mulai dari demam hingga penyakit kuning. Oleh karena itu, untuk menghindari infeksi parasit, ingatlah untuk mencuci tangan sebelum memasak, dan mencuci bahan makanan sebelum menyiapkannya, lalu memasak hingga matang.

Jika dibiarkan dalam waktu lama, infeksi cacing hati yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi, seperti pembentukan batu empedu, pankreatitis, infeksi saluran empedu dan bahkan kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma). (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya