Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

2 Penerima Transplantasi Ginjal di AS Terinfeksi Cacing Parasit Mematikan dari Donor yang Sama

Thalatie K Yani
02/7/2025 09:47
2 Penerima Transplantasi Ginjal di AS Terinfeksi Cacing Parasit Mematikan dari Donor yang Sama
Dua pria di AS mengalami infeksi serius akibat cacing Strongyloides setelah menerima ginjal dari donor yang sama. (New England Journal of Medicine)

DUA pria di Amerika Serikat dilaporkan terinfeksi cacing parasit setelah menerima transplantasi ginjal dari satu donor yang sama. Kasus ini terungkap dalam laporan medis yang dipublikasikan pada 18 Juni di New England Journal of Medicine.

Donor ginjal diketahui pernah tinggal di kawasan Karibia sebelum meninggal. Meski telah melalui proses seleksi, transplantasi yang dilakukan di dua rumah sakit berbeda ini secara tidak sengaja membawa parasit mematikan bernama Strongyloides stercoralis, jenis cacing gelang kecil yang biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis.

Gejala Berat dan Infeksi Menyebar ke Seluruh Tubuh

Penerima ginjal pertama, pria berusia 61 tahun, menjalani operasi di Massachusetts General Hospital (MassGen). Sekitar 10 minggu setelah transplantasi, ia dilarikan kembali ke rumah sakit karena mengalami gejala berat: mual, muntah, nyeri perut dan punggung, haus berlebihan, serta kesulitan bernapas. Kondisinya memburuk hingga mengalami gagal napas dan syok, serta muncul ruam ungu di perutnya.

Tim medis menduga adanya infeksi parasit, terutama setelah menemukan kadar eosinofil (sel darah putih yang meningkat akibat infeksi parasit) yang tinggi dalam darah pasien. Setelah pengujian lanjutan, ditemukan bahwa cacing telah menyebar ke organ vital seperti paru-paru, perut, dan kulit.

Menurut Dr. Camille Kotton, pakar penyakit infeksi dan transplantasi dari MassGen, pasien tersebut kemungkinan tertular dari organ yang terinfeksi. Dugaan ini dikonfirmasi setelah sampel darah dari donor menunjukkan adanya antibodi terhadap Strongyloides — tanda bahwa donor pernah terinfeksi sebelumnya.

Kasus Langka, tapi Mengkhawatirkan

Infeksi dari donor transplantasi sangat jarang terjadi. Berdasarkan tinjauan selama satu dekade, hanya sekitar 14 dari setiap 10.000 transplantasi organ di AS yang mengalami penularan infeksi dari donor. Namun, Strongyloides menyumbang 42% dari total infeksi parasit dalam transplantasi selama periode tersebut.

Sebelum 2023, kurang dari seperempat lembaga penyedia organ rutin menyaring parasit ini. Namun kini, Jaringan Transplantasi dan Pengadaan Organ Nasional AS telah merekomendasikan pengujian universal terhadap parasit tersebut.

Pasien pertama akhirnya sembuh setelah menjalani pengobatan intensif menggunakan ivermectin — obat antiparasit yang diberikan secara subkutan (disuntikkan di bawah kulit) untuk mengatasi infeksi yang telah menyebar ke seluruh tubuh.

Pasien Kedua Selamat Berkat Koordinasi Cepat Antar Rumah Sakit

Sementara itu, ginjal kedua dari donor yang sama diterima oleh pria berusia 66 tahun di Albany Medical Center. Ia sempat mengalami kelelahan, penurunan jumlah sel darah putih, dan gangguan fungsi ginjal. Berkat komunikasi cepat antar rumah sakit, pasien kedua juga berhasil didiagnosis dan diobati tepat waktu menggunakan obat yang sama.

“Transplantasi organ menyelamatkan nyawa. Dalam kasus langka seperti ini, koordinasi antar rumah sakit dan keterlibatan ahli penyakit infeksi sangat penting,” ujar juru bicara Albany Medical Center dalam pernyataan resminya. (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik