Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Viral di media sosial seorang anak berusia 3 tahun berinisial R di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia karena di dalam tubuhnya penuh cacing. Dalam video tersebut dokter mengeluarkan cacing dari dalam tubuhnya satu per satu. Bahkan, setelah meninggal, disebutkan masih terdapat banyak larva bersarang di tubuhnya.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan penyakit akibat cacing adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis parasit cacing, seperti cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacing cambuk (trichuris trichiura) dan cacing tambang yang dapat berupa (necator americanus) dan (ancylostoma duodenale). Selain itu juga ada strongyloides stercoralis dan lain sebagainya.
"Penularannya melalui telur cacing yang ada di tinja yang kemudian mengkontaminasi tanah, utamanya di daerah yang buruk sanitasinya. Telur cacing tersebut dapat tertelan oleh anak-anak yang bermain di tanah yang terkontaminasi, lalu memasukkan tangan mereka ke dalam mulut tanpa mencucinya. Tentu saja ada cara penularan lain seperti melalui air yang tercemar," kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (20/8).
Sebagian besar anak yang terinfeksi adalah mereka yang memiliki gangguan fisik dan nutrisi. Artinya, mereka memiliki asupan gizi yang tidak baik. Oleh karena itu, untuk penanganan penyakit cacingan, WHO menyampaikan setidaknya ada empat pendekatan, yaitu konsumsi obat cacing secara berkala, penyuluhan kesehatan, memperbaiki sanitasi dan kalau sudah terjadi penyakit, sebenarnya sudah tersedia obat yang aman dan efektif untuk mengobatinya.
"WHO sudah mencanangkan target global pengendalian kecacingan (Soil-transmitted helminth) untuk tahun 2030. Tentu akan bagus kalau kita di Indonesia juga menetapkan target yang jelas pula, apalagi kalau kita akan menyongsong Indonesia Emas 2045 yang tentu tidak elok kalau masih ada masalah kecacingan di masa itu nantinya," ungkap Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi itu.
Meski demikian, analisa bagaimana keadaan klinis sebenarnya, serta apa penyebab kematian, itu perlu menunggu penjelasan resmi dari pihak rumah sakit secara rinci.
"Selain di rumah sakit, perlu ada tindak lanjut di sekitar pemukiman anak ini, untuk melihat kemungkinan cacing di lingkungan sekitarnya dan penanganan segera supaya tidak ada kasus lain lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, R dibawa ke IGD RSUD Syamsudin dengan kondisi tidak sadarkan diri. Hasil menunjukkan R mengalami kekurangan cairan parah. Namun terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan, tiba-tiba satu cacing keluar dari hidungnya. Sehingga dokter menduga R mengalami infeksi cacing.
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan infeksi cacing yang menyerang tubuh R merupakan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang umumnya hidup di tanah. Kondisi itu bisa terjadi karena telur cacing yang tertelan melalui minuman, makanan, atau pun tangan yang belum dicuci sebelum makan. (E-3)
Musim hujan sering membawa manfaat seperti kesegaran udara dan tanaman yang subur. Namun, musim hujan juga meningkatkan risiko kesehatan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved