Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KESEJAHTERAAN yang berkelanjutan bagi masyarakat (Sustainable Development Goals atau SDGs)menjadi perhatian utama dari pemerintah dunia sejak hampir satu dekade terakhir. Peran ini diisi oleh berbagai instansi termasuk nonpemerintah yang tersebar di berbagai sektor, di mana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), perguruan tinggi sekaligus pusat pengembangan pengetahuan pun turut andil dalam memperluas kesempatan penyejahteraan masyarakat.
Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM. ASEAN Eng. mengatakan, sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik atas dampak yang telah dilakukan bagi masyarakat dan lingkungan dalam satu tahun terakhir, UMY kembali meluncurkan laporan tahunan bertajuk UMY Sustainability Report untuk tahun 2023.
UMY Sustainability Report berisikan capaian kinerja UMY sebagai sebuah perguruan tinggi selama satu tahun dalam mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya yang berdampak langsung di masyarakat. Prinsip untuk tercapainya SDGs adalah keberpihakan, terutama kepada masyarakat yang kekurangan dan lebih membutuhkan.
Baca juga : Jaga Keberlangsungan Hutan, FSC Forest Week Libatkan LSPR Institute
"Keberpihakan dalam SDGs berarti keberpihakan dalam pemerataan bagi seluruh masyarakat, bagi mereka yang kekurangan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, kebersihan lingkungan, hingga akses untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik," terang Gunawan.
Penguatan SDGs pun telah dilakukan oleh UMY selama empat tahun terakhir. Namun, ia mengakui,l 17 poin capaian SDGs sangat beririsan dengan berbagai isu yang selama ini ditangani oleh Muhammadiyah.
"Seluruh penelitian dan pengabdian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa UMY pun telah berada di bawah payung besar SDGs dan bertemakan 17 poin capaian tersebut," lanjut Gunawan.
Baca juga : Tingkatkan Capaian SDGs, UP Bersinergi dengan Enverga University
Menurut dia, beberapa sektor dalam ranah SDGs yang masih banyak terdapat permasalahan, seperti kesehatan, lingkungan dan ekonomi. "Ketiga sektor tersebut memiliki hubungan sebab-akibat yang sedikit sulit dicari jalan keluarnya," terang dia.
Ia mencontohkan, kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi seringkali
memicu kerusakan lingkungan, seperti yang terjadi di negara industri yang menguasai pusat perekonomian dunia. Pasalnya, di saat yang bersamaan, negara-negara industri menjadi yang paling banyak menghasilkan emisi karbon yang berbahaya, baik bagi lingkungan dan kesehatan.
"Ini menjadi tugas bersama untuk diselesaikan jika ingin mencapai SDGs di tahun 2030," terang dia.
Dari sisi peningkatan, UMY menempati peringkat 601-800 perguruan tinggi di dunia, atau PTS nomor 1 di Indonesia, yang berdampak bagi penguatan SDGs, berdasarkan Times Higher Education Impact Rankings (THE IR).
Gunawan mengatakan, sudah selayaknya perguruan tinggi memiliki kepedulian besar terhadap keberlanjutan SDGs khususnya di Indonesia. "Dengan diluncurkannya UMY SDGs Report, UMY ingin mendorong berbagai isntansi pendidikan khususnya perguruan tinggi untuk ikut mendukung tercapainya SDGs di Indonesia," tutup dia. (H-2)
Lestari mendorong penguatan sistem pendidikan nasional secara menyeluruh, sehingga tercipta ekosistem pendidikan yang sehat bagi semua pihak terkait.
WAKIL Rektor Bidang Mutu dan Kerja Sama Universitas Paramadina, Iin Mayasari, mengatakan bahwa perguruan tinggi sedang mengalami tekanan yang cukup tinggi karena tuntutan untuk publikasi.
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi bisa dicapai antara lain dengan memperkuat kolaborasi riset.
Binus University meluncurkan program Beasiswa Binus untuk Nusantara untuk Tahun Akademik 2026/2027.
Penerapan TKA membutuhkan pengawasan juga pendampingan. Hal ini sebagai upaya menjamin objektivitas serta validitas hasil sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
Rahmat mengatakan pihaknya mengedepankan penggunaan material bangunan besertifikasi, termasuk besi berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia).
Total karbon 6.537,75 kg CO2e dihasilkan pada acara ini. Untuk mengimbangi jejak karbon tersebut, dibutuhkan kapasitas penyerapan karbon oleh 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama 3 tahun
Salah satu bagian penting dari upaya tersebut diwujudkan dengan menggunakan 100% botol berbahan ramah lingkungan.
Seiring dengan bertambahnya cakupan TKBI versi 2 maka akan semakin mendorong perluasan upaya berkelanjutan dari pemangku kepentingan yang terkait dengan sektor ekonomi tersebut.
Penggunaan AI dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di seluruh dunia sebesar 4% pada 2030
Roda tahan gesekan dan anti-slip Yadea memastikan perjalanan lancar bahkan saat hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved