Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DI era modern saat ini, peran teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pola asuh anak. Namun seperti yang sering diperdebatkan, penggunaan teknologi seperti perangkat elektronik (gedget) oleh anak ternyata bisa berdampak terhadap tumbuh kembangnya.
Psikologi Anak, Irma Gustiana Andriani, S.Psi, M. Psi mengatakan, "Saat ini orangtua kejar-kejaran dengan teknologi, dimana sementara teknologi zaman sekarang itu kalau tidak dimanfaatkan dengan bijaksana itu bisa berdampak secara psikologis, secara pertumbuhan fisik kepada tumbuh kembang anak."
Oleh karena itu, membiarkan anak terlalu sering menggunakan gawai dapat dengan mudah membuat mereka terpapar konten-konten yang dapat merusak pada moralitas dan perkembangannya. "Kalau sekarang apapun itu di media sosial, di game online itu sangat mudah sekali bisa dihayati dan di proses oleh anak. Karena anak-anak itukan serba meniru, sehingga kalau ada konten yang tidak sesuai isiannya, tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, tentu ini akan merusak moral, etika, dan perkembangannya," jelas Irma saat acara Explore Wonderland di Summarecon Mall Bekasi, Jumat (12/7).
Baca juga : Ikuti Cara Ini untuk Mengatasi Anak Kecanduan Main Gadget
Selain itu, Irma juga mengatakan dampak lainnya adalah terbatasnya perkembangan motorik otot jari anak. Menurut Irma, jika anak sering bermain gedget, motorik jari yang digunakan hanya ibu jari dan jari telunjuk. Faktanya, seiring berkembangnya anak, seharusnya semua keterampilan motorik jari harus digunakan.
"Dampak lainnya adalah gangguan perkembangan motorik. Jadi kalau moms disini yang punya anak, yang masih balita, yang dimanfaatkan ini sebenarnya motorik pada jari. Sementara gedget motorik jari yang dipakai hanya jari jempol dan telunjuk saja," tuturnya.
"Seharusnya, selama masa perkembangan anak semua motorik pada jari dipergunakan. Namun, anak sekarang yang sering bermain gedget itu motoriknya sangat terbatas. Sehingga ketika mereka disuruh menulis, mereka merasa frustasi. Sebab, otot-ototnya engga kuat. Kemudian ada sisi emosional yang engga muncul, sehingga dia cenderung lebih cepat tantrum." imbuhnya.
Baca juga : Orangtua Harus Bijak saat Kenalkan Gawai ke Anak
Terakhir, dampak terhadap anak-anak yang terus-menerus terpapar gawai tidak menutup kemungkinan mereka akan kesulitan bersosialisasi.
"Sebagian besar kebanyakan anak cenderung sulit untuk beradaptasi atau bersosialisasi karena sering terpapar dengan gedget. Contohnya banyak anak yang merasa cemas ketika harus bertemu dengan banyak orang. Seharusnya dalam kondisi ini anak harus belajar bersosialiasi untuk mengasah sosial skillnya," ujar Irma.
Dengan demikian, pendekatan yang seimbang dan disiplin dalam menggunakan teknologi sangat penting bagi anak. Orang tua harus berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya memasuki era digital saat ini, untuk memastikan bahwa teknologi membawa manfaat positif sekaligus melindungi mereka dari segala dampak negatif yang mungkin timbul. (Z-6)
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Orang tua seharusnya jadi role model penggunaan internet dan jangan sampai orang tua tidak paham dan paham konten yang diberikan anak.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Anak-anak perlu dilatih untuk peduli terhadap lingkungan untuk keberlangsungan hidup bersama.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved