Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DI era modern saat ini, peran teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pola asuh anak. Namun seperti yang sering diperdebatkan, penggunaan teknologi seperti perangkat elektronik (gedget) oleh anak ternyata bisa berdampak terhadap tumbuh kembangnya.
Psikologi Anak, Irma Gustiana Andriani, S.Psi, M. Psi mengatakan, "Saat ini orangtua kejar-kejaran dengan teknologi, dimana sementara teknologi zaman sekarang itu kalau tidak dimanfaatkan dengan bijaksana itu bisa berdampak secara psikologis, secara pertumbuhan fisik kepada tumbuh kembang anak."
Oleh karena itu, membiarkan anak terlalu sering menggunakan gawai dapat dengan mudah membuat mereka terpapar konten-konten yang dapat merusak pada moralitas dan perkembangannya. "Kalau sekarang apapun itu di media sosial, di game online itu sangat mudah sekali bisa dihayati dan di proses oleh anak. Karena anak-anak itukan serba meniru, sehingga kalau ada konten yang tidak sesuai isiannya, tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, tentu ini akan merusak moral, etika, dan perkembangannya," jelas Irma saat acara Explore Wonderland di Summarecon Mall Bekasi, Jumat (12/7).
Baca juga : Ikuti Cara Ini untuk Mengatasi Anak Kecanduan Main Gadget
Selain itu, Irma juga mengatakan dampak lainnya adalah terbatasnya perkembangan motorik otot jari anak. Menurut Irma, jika anak sering bermain gedget, motorik jari yang digunakan hanya ibu jari dan jari telunjuk. Faktanya, seiring berkembangnya anak, seharusnya semua keterampilan motorik jari harus digunakan.
"Dampak lainnya adalah gangguan perkembangan motorik. Jadi kalau moms disini yang punya anak, yang masih balita, yang dimanfaatkan ini sebenarnya motorik pada jari. Sementara gedget motorik jari yang dipakai hanya jari jempol dan telunjuk saja," tuturnya.
"Seharusnya, selama masa perkembangan anak semua motorik pada jari dipergunakan. Namun, anak sekarang yang sering bermain gedget itu motoriknya sangat terbatas. Sehingga ketika mereka disuruh menulis, mereka merasa frustasi. Sebab, otot-ototnya engga kuat. Kemudian ada sisi emosional yang engga muncul, sehingga dia cenderung lebih cepat tantrum." imbuhnya.
Baca juga : Orangtua Harus Bijak saat Kenalkan Gawai ke Anak
Terakhir, dampak terhadap anak-anak yang terus-menerus terpapar gawai tidak menutup kemungkinan mereka akan kesulitan bersosialisasi.
"Sebagian besar kebanyakan anak cenderung sulit untuk beradaptasi atau bersosialisasi karena sering terpapar dengan gedget. Contohnya banyak anak yang merasa cemas ketika harus bertemu dengan banyak orang. Seharusnya dalam kondisi ini anak harus belajar bersosialiasi untuk mengasah sosial skillnya," ujar Irma.
Dengan demikian, pendekatan yang seimbang dan disiplin dalam menggunakan teknologi sangat penting bagi anak. Orang tua harus berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya memasuki era digital saat ini, untuk memastikan bahwa teknologi membawa manfaat positif sekaligus melindungi mereka dari segala dampak negatif yang mungkin timbul. (Z-6)
Blue light itu bisa memperparah satu, menaikkan hyperpigmentasi, yang kedua dia menekan pelindung kulit jadi lemah,.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat mengelola limbah elektronik (e-waste) dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Agar lebih seru, pilih tema Ramadan untuk menggambar dan mewarnai.
Gawai sekarang telah menjadi bagian dari kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak, sehingga penggunaannya tidak bisa sepenuhnya dihindari.
Virus yang menempel di saluran pernafasan juga dapat cepat terbuang saat cuci hidung dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
Orangtua sebaiknya lebih dulu menanyakan dan mengamati gejala sakit yang dialami oleh anak sebelum membeli obat.
Australia larang anak di bawah 16 tahun akses YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya mulai Desember 2025.
JCI Jakarta berkolaborasi dengan HIPMI BPP Banom Womenpreneur untuk mendukung misi penting Kids Biennale Indonesia: memerangi bullying dan kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Gritte Agatha menekankan pentingnya membangun rutinitas yang mendukung tumbuh kembang anak, terutama dari sisi nutrisi, meski dirinya tidak selalu bisa berada di rumah.
Banyak anak-anak dan pemuda di Afrika Sub-Sahara yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 (T1D) mungkin sebenarnya menderita bentuk lain dari penyakit ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved