Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
LULUSAN dari sekolah vokasi, baik pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi, masih menghadapi tantangan dalam penyerapan di dunia kerja. Selain itu, berdasarkan pengalaman pelaku industri, masih sedikit lulusan pendidikan vokasi yang punya kematangan sikap dan mental untuk siap menghadapi budaya kerja secara profesional karena kurangnya pembentukan karakter.
"Dalam pengamatan kami, para lulusan vokasi sangat ahli dan memiliki hard skill yang bagus, tetapi masih kurang dalam softskill seperti kemampuan berkomunikasi dan mengelola masalah. Selain itu, karakter mereka menjadi pekerjaan rumah yang dapat membentuk mereka siap bekerja," jelas perwakilan Asosiasi Pastry Indonesia, Nayundha Yustriana, di Jakarta, Selasa (9/7).
Menurut Nayundha, setidaknya terdapat tiga kompetensi penting yang harus dikuasai oleh calon tenaga kerja, yakni keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude). Sayangnya, Nayundha melanjutkan, kebanyakan penyelenggara pendidikan vokasi terlalu berfokus pada pembentukan skill calon tenaga kerja. Padahal, knowledge dan attitude juga merupakan bekal penting untuk kematangan cara bekerja di industri.
Baca juga : Gap Antara Sekolah dan Industri Penyebab Tingginya Angka Pengangguran
"Kami telah bekerjasama dengan SMK dan perguruan tinggi vokasi di berbagai provinsi Indonesia, mulai dari penyelarasan kurikulum, penerimaan praktik kerja, hingga kerja sama dalam bentuk kemitraan. Sebagai industri yang bergerak di bidang hospitality, faktor keramahtamahan menjadi penting tetapi lulusan vokasi sering kali masih kurang mumpuni dan belum terlalu dikedepankan," katanya.
Perwakilan dari United Tractors, Dimas Aryo, menjelaskan bahwa kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan vokasi dan kebutuhan industri juga dipengaruhi oleh ketersediaan sarana ajar atau alat praktik yang tertinggal dibandingkan dengan perkembangan industri. Bahkan kerap kali alat teknologi industri juga belum bisa menjawab tantangan kemajuan global secara umum.
"Pendidikan vokasi masih terbatas pada alat praktik, bahkan alat praktik yang kami berikan juga sudah tertinggal jaman. Misalnya saat ini dunia sedang berfokus pada teknologi hibrida, kita juga sedang bermain pada penyediaan solar panel. Kita coba mengintervensi dengan memberikan transfer knowledge alat kepada vokasi. Namun terkadang saat sekolah mengalami pergantian kepengurusan dan kurikulum, sering kali itu menjadi tantangan baru," imbuhnya.
Merespons hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Uuf Brajawidagda menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong para pendidik dan satuan pendidikan vokasi untuk menerapkan pembelajaran inklusif untuk membangun karakter siswa sehingga dapat menjadi lulusan yang siap kerja.
"Definisi dan atribusi kebutuhan soft skill dari masing-masing industri berbeda-beda. Industri manufaktur berbeda dengan industri kreatif dalam soft skill, tetapi ada kesamaan yaitu pembelajar dan cepat beradaptasi. Itulah yang menjadi pegangan kita untuk membangun karakter. Hal ini selalu kami kedepankan dalam sistem Merdeka Belajar. Kita berusaha membuka seluas-luasnya interaksi sekolah dengan industri agar terjadi pengembangan skill dan karakter siswa," ujarnya. (Z-2)
Sebuah lembaga vokasi perfilman, B Film School, berkomitmen melahirkan banyak sumber daya manusia (SDM) di bidang industri perfilman.
Dengan adanya pertumbuhan industri di Jawa Tengah, peluang kerja secara otomatis menjadi sangat banyak.
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Program ini diharapkan mempersiapkan mahasiswa siap kerja dan diterima oleh industri.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab.
Keberlanjutan organisasi tak hanya ditentukan teknologi dan sistem, tetapi juga oleh pemimpin yang mampu menjawab tantangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
UIII meluncurkan Indonesian Institute for Human Fraternity, sebuah lembaga yang akan mengawal penerjemahan nilai-nilai persaudaraan manusia ke dalam kebijakan dan program konkret.
PADA 124 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina mengumumkan kebijakan politik etis Belanda untuk rakyat kolonialnya.
Binus University meluncurkan Program Studi Digital Media Communication di kampus Alam Sutera.
Akreditasi dari LAM Teknik bukan sekadar status administratif, tetapi pemicu nyata perubahan mutu pendidikan teknik di Indonesia.
Arief Kusuma menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dan penguatan tata kelola kelembagaan sebagai kunci utama dalam mentransformasi PTS menjadi institusi yang tangguh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved