Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Awas, Obat Manusia Bisa Jadi Racun Bagi Anabul

Basuki Eka Purnama
08/7/2024 07:00
Awas, Obat Manusia Bisa Jadi Racun Bagi Anabul
Ilustrasi(Freepik)

MEMBERIKAN anabul alias hewan peliharaan tersayang obat untuk manusia tanpa pengawasan dokter perlu dihentikan, utamanya parasetamol. Sebab obat tesebut berbahaya dan bisa berakibat fatal. Hal itu diungkapkan dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya.

"Hewan peliharaan pasti ada waktunya mereka sakit, dan parasetamol masih banyak dipakai pemilik hewan untuk anabul. Padahal, parasetamol itu tidak boleh diberikan kepada anjing dan kucing, karena racun untuk mereka," kata Radhiyan, dikutip Senin (8/7).

Banyak pemilik hewan peliharaan cenderung memberikan obat-obatan yang biasanya digunakan manusia kepada hewan mereka, dengan harapan dapat mengobati penyakit atau kondisi yang serupa.

Baca juga : Ini Tips Memilih Makanan Kering untuk Anabul Anda

Namun, tindakan ini bisa jadi berbahaya, karena tubuh hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, sering kali merespons obat-obatan secara berbeda dibandingkan dengan manusia.

Radhiyan menjelaskan, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan reaksi toksik yang serius pada hewan, termasuk kerusakan organ, reaksi alergi, atau bahkan kematian.

"Banyak kasus, pasien datang membawa hewan peliharaan dengan gejala gangguan hati, bahkan wajahnya bengkak, tanpa diketahui itu sebenarnya karena keracunan parasetamol. Itu pun kondisi yang masih beruntung, dan masih sempat dibawa ke dokter," ujar Radhiyan.

Baca juga : Dua Jenis Kucing yang Cocok untuk Penderita Alergi

Dokter yang telah memiliki 15 klinik hewan itu mengatakan, penggunaan obat manusia tanpa pengawasan dokter hewan dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat dan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum memberikan obat apapun kepada anabul tersayang.

"Ketika memutuskan untuk memelihara hewan, teman-teman juga harus punya komitmen. Namanya makhluk hidup, ada waktunya mereka sakit. Jadi harus persiapan untuk memastikan mereka tetap sehat. Divaksin, dikasih obat cacing, kalau pun sakit bawa ke dokter," tegas Radhiyan.

Adapun gejala hewan yang keracunan parasetamol, menurut jurnal Keracunan paracetamol pada kucing lokal dari Institut Pertanian Bogor (IPB), di antaranya wajah membengkak, lesu, tingkat pernapasan meningkat, pucat-berlumpur selaput lendir, hipotermia, dan takikardia.

Tanda-tanda lain adalah depresi, anoreksia, muntah, cakar membengkak, air liur, diare, koma, yang dapat berujung kematian. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya