Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah Utojo Lubiantoro mengatakan kasus kematian mendadak atlet bulu tangkis Tiongkok menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya alat AED (Automated External Defibrillator) sebagai pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa.
"Ketika seorang atlet mengalami kolaps, alat tersebut langsung dapat mendeteksi kelainan irama jantung yang terjadi, sehingga penanganan yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah kematian pada atlet tersebut," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu dalam wawancara daring, Rabu (3/7).
Utojo mengatakan alat ini perlu ada di setiap fasilitas umum, terlebih pada fasilitas olahraga yang kerap mengadakan turnamen dengan intensitas tinggi.
Baca juga : Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Alat yang ditempel pada tubuh pasien ini berfungsi sebagai rekam jantung EKG yang bisa mendeteksi bagaimana ritme jantung pasien sehingga petugas kesehatan bisa menganalisa langkah penanganan selanjutnya.
Jika ada gangguan pada irama jantung, harus dilakukan kejut jantung dengan defibrillator untuk kasus fibrilasi dan ventrikel takikardi.
Namun, jika detak jantung flat, langsung dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk memberikan oksigen pada jantung.
Baca juga : Atlet China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung, Mengapa Bisa Terjadi?
"Tidak semua aritmia di kejut listrik, hanya fibrilasi atau ventrikel takikardi, kalau flat baru RJP, masuk alat bantu nafas, ventilator seterusnya, itu hanya berlaku 5-10 menit pertama," jelas Utojo.
Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa, karena jika lewat dari itu, akan terjadi kerusakan otak dan kematian batang otak.
Jika dalam situasi darurat di tempat umum menemukan seseorang yang jatuh pingsan mendadak, Utojo menyarankan untuk melakukan deteksi kedaruratan seperti mengecek denyut nadi, dan menggunakan alat AED untuk deteksi irama jantung.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu juga menyarankan atlet muda melakukan skrining jantung secara rutin untuk memastikan tidak ada kelainan jantung yang dapat menyebabkan kematian. (Ant/Z-1)
DOKTER spesialis penyakit dalam RS Wahidin Sudirohusodo, dr. M. Tasrif Mansur, menjelaskan bahwa serangan jantung dan henti jantung merupakan dua hal yang berbeda.
Serangan jantung dan henti jantung sering dianggap sama, padahal berbeda. Kenali perbedaan, gejala, penyebab, dan risiko.
Olahraga merupakan fondasi penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Namun, tak jarang kasus kolaps saat olahraga berat terjadi akibat seseorang memaksakan diri melampaui batas kemampuan fisik
Kepergian aktor Korea Selatan Park Min-jae akibat henti jantung mendadak menjadi peringatan penting tentang bahaya kondisi ini. Yuk kenali gejala dan penyebab henti jantung.
WAFATNYA aktris Marissa Haque menimbulkan duka yang mendalam. Marissa dikabarkan meninggal dunia secara mendadak saat tengah tidur.
HENTI jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah keadaan saat aktivitas jantung mendadak terhenti akibat gangguan irama Jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Nyeri dada merupakan kondisi ketika bagian dada terasa nyeri seperti tertusuk, perih, atau tertekan. Rasa sakit ini dapat muncul di sisi kanan, kiri, maupun bagian tengah dada.
BINTANG film Nobody 2, Bob Odenkirk mendapat serangan jantung pada 2021.
Kekasih Marshanda meninggal mendadak setelah jatuh dari balkon apartemen lantai 26 ke lantai 10, diketahui merupakan serangan jantung. Beberapa cara mencegah serangan jantung
Bob Odenkirk kembali memeriahkan layar lebar dalam film Nobody 2, disutradarai oleh Timo Tjahjanto.
Berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menjaga berat badan ideal.
Nyeri dada sering kali dikira sebagai gejala asam lambung naik (GERD). Padahal, bisa jadi itu tanda awal serangan jantung koroner. Meski gejalanya serupa, risikonya sangat berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved