Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MENURUT laporan terakhir dari WWF pada 2022, populasi satwa liar telah menurun rata-rata 69% sejak 1970. Penurunan yang signifikan terutama pada populasi spesies air tawar yang menurun sebesar 83%. Ancaman terbesar terhadap keanekaragaman hayati ini termasuk hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan, dan perubahan iklim.
Lebih jauh, menurut artikel terbaru yang dipublikasikan pada 1 Februari 2024 dari ASEAN Centre for Biodiversity (ACB), populasi satwa liar di Asia Tenggara mengalami penurunan yang signifikan dengan berbagai ancaman terhadap keanekaragaman hayati di wilayah ini. Selain itu, hutan di wilayah ini terus menurun dengan laju sekitar 8.000 km2 per tahun akibat konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman.
Untuk memberikan edukasi hal tersebut sejak dini, Kelas Kreatif Keanekaragaman Hayati atau Biodiversity Fun Class (BDFC) berlangsung di tiga sekolah dasar negeri (SDN). Lokasinya di wilayah Tangerang pada 13 Juni, Jakarta Barat pada 19 Juni, dan Bogor pada 20 Juni 2024. Pesertanya ialah murid-murid kelas 5 SD.
Baca juga : Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
"Berkelanjutan bukan hanya konsep bagi kami, tetapi tanggung jawab. Melalui Biodiversity Fun Class, kami tidak hanya mengedukasi anak-anak tentang pentingnya keanekaragaman hayati tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi pelindung bumi di masa depan," ujar Direktur MSIG Indonesia, Soichiro Tsuchida.
Perusahaan asuransi itu yakin bahwa lingkungan yang lestari ialah fondasi untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan hidup keluarga Indonesia. Generasi muda berperan sebagai agen perubahan untuk mewujudkan masa depan yang lebih bermakna.
Sebanyak 24 relawan yang merupakan karyawan MSIG Indonesia dan MSIG Life menjadi pendamping murid-murid saat kegiatan di sekolah. Sebelum kunjungan ke sekolah, para relawan mendapatkan pengetahuan mendalam tentang keanekaragaman hayati dari Amin Suryani, Climate Change Adaptation Advisor dari Save the Children.
Melalui rangkaian kegiatan seperti menonton video pengenalan isu perubahan iklim, kegiatan interaktif dan story-telling tentang jenis-jenis sampah dan pilah sampah, serta percobaan sains sederhana bertajuk Dampak Efek Gas Rumah Kaca dan Dampak Gletser yang Mencair, anak-anak belajar mengenai dampak perubahan iklim dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Rangkaian ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam mengenai dampak kegiatan sehari-hari terhadap perubahan iklim dan bagaimana perubahan kecil yang mereka lakukan dapat memberi dampak besar di masa depan. (Z-2)
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved