Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
IMPLEMENTASI Kurikulum Merdeka di jenjang Sekolah Dasar (SD) BPK Penabur Jakarta pada tahun 2021 memberikan keleluasaan kepada tenaga pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Salah satunya melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikembangkan juga untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan SD yakni meletakkan kecerdasan dasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan hidup secara mandiri, dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.
“Di SDK Penabur Jakarta penerapan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan belajar mengajar berfokus pada P5 yaitu pelajar yang beriman, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.” ujar Sukarni, Kepala Jenjang SDK Penabur Jakarta.
Baca juga : Tingkatkan Peran Museum sebagai Rumah Belajar, Entitas Sejarah, dan Budaya
Sebagai implementasinya, para peserta didik diberikan pengalaman nyata lewat kegiatan “Spirit of Braveness”. Spirit of Braveness merupakan kegiatan yang diikuti oleh 933 peserta didik dari 20 SDK Penabur Jakarta. Mereka berkesempatan untuk belajar di luar kelas, tepatnya di beberapa lokasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Perjalanan wisata edukasi ini menggunakan moda transportasi kereta api dari Stasiun Gambir, Jakarta menuju Stasiun Tugu Yogyakarta, DIY bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendukung tujuan agar peserta merasakan pengalaman baru dan melatih kemandiriannya. Keberangkatan dari Stasiun Gambir menggunakan KA Taksaka Malam relasi Stasiun Gambir-Yogyakarta.
“Spirit of Braveness salah satu tujuannya adalah menguatkan implementasi profil siswa Penabur, yaitu BEST (Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God). Kegiatan ini mengusung konsep pembelajaran luar ruang, mengalami, dan mengamati secara langsung, diharapkan akan membentuk pribadi peserta didik menjadi tangguh serta disiplin lewat kearifan lokal.” jelas Kenny Lim, Ketua BPK Penabur Jakarta.
Baca juga : Refleksi Hardiknas: Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka, dan Arah Baru Pendidikan Indonesia
Selain menikmati pemandangan indah dalam sejuknya cuaca sembari menyaksikan matahari terbit, di lereng gunung aktif itu para peserta didik juga melakukan doa pagi bersama sebagai ungkapan syukur atas ciptaan Tuhan.
“Kami memilih Yogyakarta sebagai destinasi karena merupakan kota pusat kebudayaan yang perlu diperkenalkan kepada peserta didik secara langsung dari ahlinya. Mulai dari seni tari, kerajinan tangan, dan makanan khas yang dapat membangkitkan rasa cinta tanah air dan kreativitas peserta didik. Selain itu, keramahan penduduk lokalnya juga bisa dijadikan pelajaran berharga.” tutur Lidya Ida Fatonah, Kepala Bagian Kegiatan Kesiswaan Layanan dan Pendukung Pendidikan (Lapendik) BPK Penabur Jakarta, yang menjadi pelaksana Spirit of Braveness.
Dukungan berbagai pihak
Baca juga : Kurikulum Merdeka Belajar Perlu Evaluasi Sebelum Jadi Kurikulum Nasional
Kegiatan Spirit of Braveness ini disambut baik oleh berbagai pihak. Seperti dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta yang hadir secara langsung dalam kegiatan latihan tari dan jemparingan (14/6). Ismunardi, Kepala Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Bantul, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY, mengungkapkan rasa bahagia atas kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini bisa saling memberikan manfaat dan kesempatan saling belajar antara peserta dan masyarakat lokal.
L.S. Don Charles, Analis Kebijakan Ahli Muda Dinas Pariwisata Provinsi DIY merasa bangga dengan dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi tujuan Spirit of Braveness. Ia berterima kasih karena kegiatan ini turut mendongkrak gerak roda pariwisata di DIY.
“Saya menyambut dengan tangan terbuka karena tujuan dari kegiatan sejalan dengan kami. Tari Keluhuran Nuswantara merupakan tarian yang mengkomunikasikan banyak unsur budaya, tokoh-tokoh pewayangan seperti Semar, Petruk, Gareng, dan syair berisikan kebanggaan menjadi Indonesia dengan irama yang ceria. Lewat kebudayaan karakter anak jadi terbentuk.” tutur Pardiman Djoyonegoro, budayawan sekaligus pemilik dan pemimpin Omah Cangkem.
Sementara itu, Kepala Daop 1 PT Kereta Api Indonesia (Persero) Iwan Eka Putra mengucapkan terima kasih kepada BPK Penabur Jakarta yang telah menggunakan jasa layanan Kereta Api (KA), "KAI Daop 1 Jakarta merasa terhormat bisa melayani siswa-siswi BPK Penabur jakarta. Kami akan selalu mendukung dan siap berikan pelayanan dengan semaksimal mungkin," tegasnya (11/6). Pihak PT KAI berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh para peserta didik lain untuk bertransportasi dengan KA sehingga dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan edukasi yg baik bagi mereka kelak saat beranjak dewasa. (Z-6)
DI tengah perubahan sistem pendidikan yang kerap berganti mengikuti dinamika kebijakan pemerintah, Kurikulum Merdeka tetap menonjolkan kelebihan yang tak lekang oleh waktu: kolaborasi.
Anggota Komisi X DPR Sofyan Tan mengingatkan pemerintah untuk mengubah kurikulum pendidikan. Hal itu menyusul adanya isu akan digantinya Merdeka Belajar.
Abdul Mu'ti akan mendengarkan terlebih dahulu masukan dan aspirasi dari masyarakat terkait kelebihan dan kekurangan tiga kebijakan tersebut sejauh ini.
Pemerintahan baru nanti diharapkan gerak cepat untuk berkoordinasi melakukan evaluasi dan penetapan kurikulum yang tepat dan tetap ke depannya.
Sekolah Al Azhar di bawah naungan Yayasan Waqaf Al Muhajirien menggunakan tiga kurikulum yaitu Kurikulum Al Azhar, Kurikulum Merdeka, dan Kurikulum Cambridge.
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa pendidikan perubahan iklim yang masuk dalam kurikulum Merdeka sebenarnya bukan baru dan sudah ada.
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa kemajuan teknologi menjadi hal yang tak terelakkan di dunia saat ini, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.
PGRI juga mendorong reformasi sistem penerimaan murid baru yang berbasis pemerataan mutu sekolah, bukan semata redistribusi siswa.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Temukan 15 pidato bahasa Inggris singkat tentang pendidikan, mudah dipahami, inspiratif, cocok untuk pelajar dan presentasi.
PEMBELAJARAN abad ke-21 menuntut perubahan mendalam dalam dunia pendidikan.
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penambahan 100 lokasi baru untuk Sekolah Rakyat yang akan mulai dibuka pada Agustus hingga September 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved