Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ASOSIASI Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar kegiatan Foreign Policy Insight di Auditorium Prof Dr Hasjim Djalal, FPCI, Sudirman, Jakarta. Kerja sama ini merupakan implementasi MoU antara AIHII dan FPCI untuk menggali pengalaman para diplomat dalam bernegosiasi dengan pihak-pihak terkait.
Program ini juga dirancang untuk mengadakan diskusi mendalam dengan praktisi hubungan internasional, seperti mantan duta besar dan diplomat, mengenai kebijakan luar negeri yang belum pernah dibahas atau dipublikasikan dalam artikel atau jurnal ilmiah.
Ketua AIHII Dr Agus Haryanto SIP MSi menjelaskan acara kerja sama ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi akademisi Hubungan Internasional (HI) khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai proses diplomasi yang dilakukan langsung dari sumber praktisi.
Baca juga : 2021 Jadi Tahun Akselerasi Promosi dan Diplomasi Indonesia di Jepang
“Ini sejalan dengan tujuan AIHII sebagai asosiasi yang juga dapat menjalankan fungsi pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat untuk lebih memahami fenomena-fenomena dalam hubungan internasional,” ujar Agus Haryanto, dalam keterangannya, Kamis (13/6).
Kepala Bidang Kerja Sama AIHII Dr. Irma Indrayani SIP MSi mengatakan kerja sama ini merupakan salah satu bentuk konkret kegiatan dengan FPCI dalam acara Foreign Policy Insight selain seminar, konferensi dan bentuk kegiatan lainnya.
“Foreign Policy Insight jadi spesial karena menggali pengalaman para diplomat dalam bernegosiasi dengan pihak-pihak terkait secara langsung dari sumbernya,” jelasnya.
Baca juga : Kemenkes-Kedutaan Swedia dan AstraZeneca Perkuat Kemitraan
Irma berharap kerja sama ini dapat memberikan wawasan kepada akademisi HI khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai proses diplomasi yang dijelaskan langsung oleh praktisi dan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Foreign Policy Insight perdana ini menjelaskan tentang ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang merupakan kerangka kerja penting yang diadopsi ASEAN pada 2019, dengan tujuan mempromosikan perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.
"AOIP menjadi semakin relevan mengingat geopolitik strategis kawasan ini dan potensi meningkatnya ketegangan di antara major power. Kerangka kerja ini mendorong dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif antara negara-negara di kawasan tersebut," ujar Irma.
Laode Muhamad Fathun SIP MHI selaku discussant menggali lebih dalam apakah konsep Indo-Pasifik usulan dari AS, Australia, Jepang mempengaruhi pemikiran konsep AOIP.
Kegiatan ini juga dihadiri HE Robert Matheus Michael Tene selaku narasumber, Dia merupakan mantan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk ASEAN Political Security Community sebagai salah satu pihak yang berperan dalam pembentukan AOIP. (H-2)
Lingkungan kampus harus menjadi ekosistem yang mendorong cross-disciplinary thinking.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
Kerja sama ini sebagai bentuk semangat kerja sama pendidikan lintas negara melalui inisiatif University Social Responsibility (USR).
Nota Kesepahaman ini menandai langkah signifikan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar masing-masing.
PAM JAYA berharap dapat menjaga kontinuitas rencana pemenuhan kebutuhan air minum tanpa tergantung pada satu sumber utama.
Fery menyampaikan apresiasi atas keterlibatan ITB dalam mendukung pengembangan koperasi berbasis data dan ilmu pengetahuan.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok membahas tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
Seminar ini merupakan bagian dari inisiatif ERIA untuk memperkuat memori institusional Asia Tenggara melalui Leadership Lecture Series.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved