Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional terkait kelancaran diplomasi dan potensi kerja sama antarnegara.
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Teuku Rezasyah menilai kekosongan tersebut dapat mempersulit proses perundingan bilateral. Dia menekankan pentingnya posisi dubes dalam menjaga kelancaran komunikasi dan negosiasi antarpemerintah.
"Seorang Duta Besar memiliki akses langsung pada pemerintah yang menugaskannya, serta presiden yang memberikan kepercayaan guna bertugas," ujar Teuku Rezasyah dihubungi Media Indonesia, Minggu (6/7).
Menurutnya, jika negosiasi dilakukan oleh pejabat yang bukan Dubes, maka proses birokrasi akan menjadi lebih panjang dan tidak efisien. Hal ini juga bisa memunculkan persepsi negatif dari negara mitra.
"Itu dapat ditafsirkan oleh pihak ketiga sebagai tidak sungguh-sungguh membangun hubungan bilateral. Karena seorang Dubes memiliki akses guna bertemu dan berkonsultasi dengan berbagai pihak, mulai dari Kepala Negara dan jajaran birokrasi di bawahnya," jelasnya.
Rezasyah menambahkan bahwa tanpa keberadaan dubes, terbukanya jaringan kerja sama baru di berbagai bidang bisa terhambat.
"Ketiadaan seorang Duta Besar akan mempersulit terbukanya jaringan baru di berbagai bidang. Terutama sekali perdagangan, budaya, investasi dan pendidikan," tegasnya.
Lebih lanjut, dia juga menyoroti pentingnya posisi dubes dalam perlindungan WNI di luar negeri. Menurutnya, kehadiran dubes akan meningkatkan rasa aman bagi diaspora Indonesia yang tinggal di negara akreditasi.
"Keberadaan Dubes di negara tertentu akan memperkuat keyakinan WNI yang berada di negara tersebut, jika mereka akan lebih terlindung, dalam hal terjadinya sesuatu di negara tersebut," lanjutnya.
Selain itu, partisipasi aktif dubes dalam program kerja sama bilateral dinilai akan meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata negara sahabat.
"Perhatian seorang Dubes atas berbagai program kerjasama akan meningkatkan kredibilitas negara sang Dubes di negara yang Dubes tersebut ditempatkan," ungkapnya.
Dia juga menekankan bahwa Dubes yang aktif dalam kegiatan di wilayah penugasannya dapat memperkuat ikatan antarmasyarakat dan memperdalam semangat persaudaraan antarnegara.
"Dubes yang aktif dalam berbagai kegiatan di wilayah penugasannya, seperti pendidikan, kebudayaan dan teknologi, akan memberikan semangat persaudaraan yang lebih mendalam bagi kedua negara," pungkas Teuku Rezasyah. (H-3)
Menurut Utut, dari ke-24 nama tersebut, tidak ada satupun yang berasal dari unsur partai politik atau politisi aktif.
Seluruh tahapan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap 24 calon dubes telah selesai dilaksanakan. Berikut daftar lengkapnya
PAKAR hubungan internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan para duta besar (dubes) terpilih harus bisa memahami situasi di tengah konflik global.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto mengakui bahwa dari 24 nama yang diajukan sebagai calon dubes, ada beberapa nama yang dinilai kurang tepat karena memiliki rekam jejak yang kurang baik.
12 calon duta besar (dubes) RI untuk beberapa negara sahabat akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan
Pemerintah Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan memerintahkan pengusiran duta besar Kamboja dari Bangkok menyusul insiden ledakan ranjau di perbatasan Thailand-Kamboja
Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, menyampaikan apresiasi atas langkah tegas dan transparan Pemerintah Kamboja.
DPR RI menerima usulan 24 nama calon duta besar (dubes) RI untuk negara sahabat dan organisasi internasional. Namun, nama-nama calon tidak disebutkan, termasuk negaranya.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mendorong pelajar asal Indonesia untuk mengambil studi di 'Negeri Matahari Terbit'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved