Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Universitas LIA Benchmarking Kurikulum ke ITB

Media Indonesia
27/5/2024 11:25
Universitas LIA Benchmarking Kurikulum ke ITB
Studi banding Universitas LIA ke ITB(MI/HO)

UNIVERSITAS LIA melakukan studi banding ke Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (21/5), dan membahas pengembangan kurikulum Program Studi Informatika, Sistem Informasi, Bisnis Digital dan Desain Komunikasi Visual yang akan dikhususkan pada bidang kecerdasan buatan  (Artficial Intelligence). 

Bertempat di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, delegasi Universitas LIA, yang dipimpin oleh Rektor Siti Yulidhar Harunasari,  mendapatkan pendampingan langsung dari para guru besar ITB, yakni Prof Budi Raharjo, Prof Bambang Riyanto, dan Prof Suhono Harso Supangkat, yang merupakan ahli di bidang kecerdasan buatan (AI) dan information security. 

Diskusi ini juga dihadiri Muhammad Arief Hidajat, perwakilan dunia industri, alumni ITB sekaligus dosen praktisi Universitas LIA yang merupakan pakar di bidang telekomunikasi dan IT. 

Baca juga : Universitas LIA dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Perkuat Sinergi Pendidikan

Dalam kesempatan tersebut, para koordinator program studi dan dosen Universitas LIA, mendapatkan bimbingan intensif terkait pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri saat ini.

Siti Yulidhar Harunasari menegaskan, "Kegiatan studi banding ini adalah langkah strategis UL untuk memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing di dunia kerja. Benchmarking kepada ITB akan memberikan perspektif baru tentang best practice pendidikan teknologi informasi,  mulai dari proses pembelajaran hingga ke output kurikulumnya.”

Prof Budi Raharjo, dalam diskusi tersebut, menambahkan, "Kurikulum yang dikembangkan Universitas LIA sudah on the right track. AI hingga saat ini akan menjadi pengetahuan yang tidak akan pernah usang. Penambahan edge computing di samping cloud computing yang menjadi keutamaan juga akan melengkapi kompetensi lulusan." 

Baca juga : Dunia Kerja, MBKM, IKU, dan Implikasi Kurikulum 

Budi juga mengingatkan hasil survei menunjukkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing selama ini merupakan kekurangan nomor satu bagi SDM Indonesia. 

Oleh karena itu, kompetensi tambahan seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang yang menjadi ciri khusus lulusan UL yang memang sejak lama dikenal dengan kekuatannya di bidang bahasa akan menjadi nilai tambah. 

Budi pun sangat mendorong pelibatan dunia industri dalam pengembangan kurikulum UL sebagaimana yang dilakukan UL selama ini.

Baca juga : Hadapi Era Industri 4.0, Pendidikan Berbasis STEAM Cetak Lulusan Siap Kerja

Sejalan dengan Budi, Prof Bambang Riyanto juga memberikan respon positifnya terhadap kompetensi UI/UX dan AI yang diintegrasikan dalam kurikulum Prodi Bisnis Digital dan DKV. 

Kemampuan penggunaan AI dalam desain dan proses bisnis akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi kompetensi lulusan. 

Melalui benchmarking di bidang kurikulum ini, diharapkan Universitas LIA dapat memperkuat posisinya sebagai kampus swasta di Jakarta yang selalu berinovasi dan berkomitmen pada peningkatan mutu pendidikan. 

Universitas LIA, yang mengusung konsep Langtechpreneur, akan  mencetak lulusan yang memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan teknologi, memiliki jiwa kewirausahaan, dan siap menghadapi persaingan global dengan kemampuan komunikasi bisnisnya. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya