Rabu 29 Desember 2021, 13:28 WIB

Hadapi Era Industri 4.0, Pendidikan Berbasis STEAM Cetak Lulusan Siap Kerja

mediaindonesia.com | Humaniora
Hadapi Era Industri 4.0, Pendidikan Berbasis STEAM Cetak Lulusan Siap Kerja

Ist
Rektor Sampoerna University Dr. Wahdi Yudhi.

 

MASALAH pengangguran merupakan masalah “warisan” yang selalu ada di setiap pemerintahan sejak Indonesia merdeka.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bisa naik dan bisa turun bergantung dari kondisi ekonomi politik nasional serta imbas dari pengaruh global.

Pandemi yang melanda dunia pun turut berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terjadi tidak saja di negara berkembang, bahkan juga di negara-negara maju sehingga tahun 2020 merupakan masa-masa resesi ekonomi bagi banyak negara.

Di Indonesia sendiri, jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 139,81 juta orang, naik 1,59 juta orang dibanding Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,31%.

Berita positifnya adalah, meski saat ini belum pulih dari krisis Covid 19, namun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2021 turun 0,81% sebesar 6,26% dibandingkan dengan Agustus 2020.

Artinya, meski penurunannya belum signifikan, namun sinyal positif ini memiliki tren yang terus meningkat. Termasuk jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebanyak 2,61 juta orang dari Agustus 2020.

Pengangguran umumnya disebabkan oleh banyak faktor, namun secara garis besar angka pengangguran didorong oleh faktor pendidikan dan faktor ketrampilan.

Meski berpendidikan tinggi namun rendah ketrampilan (baik hard sklill maupun soft skill) seorang sarjana tetap kesulitan mendapat kerja. Sebaliknya, jika ketrampilan yang dimiliki cukup tinggi namun pendidikan rendah, biasanya akan digaji murah. Dua faktor ini memang saling melengkapi.

Pendidikan idealnya bisa mendorong seseorang untuk memiliki ketrampilan, namun faktanya pendidikan hanya mencetak lulusan-lulusan yang punya pengetahuan tapi tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan.

Mengetahui teori tapi tidak paham untuk apa teori itu dipelajari. Paham mengenai sains tapi tidak mengerti tentang esensi sains itu sendiri.

Menurut Rektor Sampoerna University Dr. Wahdi Yudhi, pendidikan adalah sarana untuk membangun sumber daya manusia yang kompeten dari sisi pengetahuan dan juga dari sisi penerapan.

"Ilmu pengetahuan hanya sekedar sekumpulan informasi jika kemudian tidak diaplikasikan dalam menghadapi persoalan sehari-hari atau menjadi solusi terhadap permasalahan hidu," kata Wahdi dalam keterangan pers, Rabu (29/12).

“Kita sekolah bukan sekedar menjadi pintar, tapi juga menjadi cerdas. Pintar dan cerdas adalah dua hal yang berbeda. Siswa yang menjadi juara adalah siswa yang pintar, namun siswa yang bisa menjadi solusi terhadap suatu persoalan adalah siswa yang cerdas," katanya.

"Untuk hal ini, peran kampus dalam membangun kurikulumnya haruslah berorientasi kepada terciptanya sumber daya manusia yang cerdas dan mampu mengimplementasikan pengetahuannya ke dalam kehidupan,” tuturnya.

Metode STEAM untuk Industri 4.0

Revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan Artificial Intelligenc (AI).

Ringkasnya, industri 4.0 adalah masa di mana komputer  saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia.

Kombinasi dari sistem fisik-cybe dan Internet of Things (IoT) membuat pabrik pintar menjadi kenyataan.

Tantangan bagi masyarakat Indonesia adalah dibutuhkan sumber daya yang high qualified karena kompetitor mereka bukan sesama pencari kerja lagi tapi juga mesin dan komputer.

Tentunya ada tugas-tugas yang tidak mampu diserahkan kepada komputer atau robot dan hanya bisa dikerjakan oleh manusia.

"Pekerjaan seperti merancang strategi, memahami psikologi konsumen, membaca tren pasar tentu tidak bisa diserahkan dengan algoritma robot. Dibutuhkan sentuhan dan pikiran orisinal dari manusia," ujar Wahdi.

Menurut Wahdi, untuk bersaing dengan mesin pintar di era Industri 4.0, maka pendidikan yang dibutuhkan oleh calon-calon sumber daya manusia masa depan haruslah mampu melompati zaman.

"Metode pembelajarannya harus bisa mendorong daya pikir kritis, punya pola pikir inovasi, kemampuan observasi lingkungan serta mampu menjadi problem solver bagi segala persoalan," katanya.

Wahdi mengatakan sebagai kampus berstandar internasional, metode yang ditawarkan oleh Sampoerna University mengarahkan lulusan-lulusannya menjadi talenta-talenta siap kerja dan bersaing di pasar regional dan global.

STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Math) adalah salah satu metode yang diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di Sampoerna University.

“Kami mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis sehingga mereka mampu melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Memandang masalah bukan dari apa yang tampak saja, tapi juga dari apa yang tidak tampak.Kompetensi seperti ini sangat dibutuhkan di era industri berbasis teknologi karena mesin pintar sekalipun tidak bisa berpikir kritis,” ungkapnya.

Dengan menggunakan kurikulum berbasis internasional, Sampoerna University bekerja sama dengan University of Arizona membuka program Two Degree untuk jurusan Engineering dan Management.

Para mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar dengan budaya dan standard negara maju sehingga kualitas mereka saat lulus nanti memiliki daya saing yang tinggi.

“Mayoritas lulusan Sampoerna University diterima bekerja di perusahaan-perusahaan besar. Analoginya sederhana saja, rata-rata peluang lulusan luar negeri bekerja di perusahaan besar lebih besar," katanya.

"Namun tidak semua orang tua berkenan anak-anak mereka kuliah di luar negeri dengan berbagai alasan. Karena itu kami memberi solusi dengan tetap kuliah di dalam negeri, tapi dapat sertifikasi luar negeri.” ungkapnya.

Sampoerna University adalah satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan pengalaman pendidikan tinggi ala Amerika.

Untuk jurusan Engineering & Management Sampoerna University memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa dan mahasiswa untuk mendapatkan gelar akademik Bachelor’s Degree dari Amerika Serikat tanpa harus meninggalkan Indonesia.

"Sejak tahun 2013, Sampoerna University telah berkomitmen untuk menyediakan akses pendidikan kelas dunia yang terjangkau bagi mahasiswa Indonesia," jelasnya. (RO/OL-09)

 

Baca Juga

Ist

Beri Apresiasi, Waroeng Steak Berangkatkan 16 Karyawan Umrah Gratis

👤Media Indonesia 🕔Jumat 02 Juni 2023, 09:15 WIB
Waroeng Steak & Shake telah memberangkatkan sebanyak 183 karyawannya untuk ibadah haji dan...
Medcom.id

Kementerian PPPA Sebut Kasus di Parigi Moutong Masuk Unsur Pemerkosaan

👤Despian Nurhidayat 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:55 WIB
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar menegaskan persetubuhan anak di bawah umur merupakan tindakan yang sama...
Freepik

Kebijakan Pemerintah Kendalikan Konsumsi Rokok Tidak Jelas

👤Despian Nurhidayat 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:20 WIB
YLKI menilai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan konsumsi rokok tidak jelas dan semakin tidak akan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya