Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
DALAM upaya percepatan pengembangan dunia usaha kosmetik, pangan olahan, obat, minuman dan makanan Badan POM melakukan jemput bola untuk mendorong pelaku UMKM memenuhi izin edar, sehingga kualitas produknya bisa terjamin. Pelaku UMKM obat dan makanan perlu didampingi agar dapat memenuhi ketentuan terkait perizinan usaha, pemenuhan standar sarana, proses produksi, hingga memperoleh nomor izin edar.
"Secara pro aktif Badan POM melakukan pendampingan bagi UMKM agar mampu menghasilkan produk yang aman, bermanfaat, bermutu, dan berdaya saing," kata Plt Kepala Badan POM, Lucia Rizka Andalusia, Kamis (23/5).
Salah satu bentuk pendampingan yaitu jemput bola bimbingan teknis dan desk konsultasi bagi pelaku UMKM obat dan makanan. Pendampingan juga dilakukan dengan Asosiasi Produsen Pangan Olahan Banyuwangi (ASPPOBA) kepada startup UMKM obat bahan alam dalam rangka memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang baik (CPOTB) dan nomor izin edar produk.
Baca juga : Badan POM Dampingi 15 Riset Herbal Covid-19 termasuk VCO
"Kami mengapresiasi komitmen dan upaya para pelaku UMKM untuk memenuhi standar dan persyaratan sehingga mampu menjamin produk yang dihasilkannya aman dan bermutu. Semoga hal ini dapat menginspirasi pelaku UMKM lainnya agar semakin banyak UMKM yang tumbuh di wilayah Banyuwangi," ujar dia.
Badan POM juga bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan jemput bola bertujuan mendorong percepatan pertumbuhan usaha UMKM naik kelas melalui sistem jemput bola pendampingan dan pelayanan publik di Banyuwangi.
Pada kesempatan tersebut, Badan POM juga menyerahkan beberapa perizinan kepada pelaku usaha di wilayah Banyuwangi. Perizinan tersebut berupa nomor izin edar (NIE) produk obat bahan alam dan kosmetik, Sertifikat Pemenuhan Aspek CPOTB Bertahap, Sertifikat Pemenuhan Komitmen Pangan Olahan, serta Sertifikat Sistem Manajemen Keamanan Pangan Olahan (SMKPO) kepada pelaku usaha di wilayah Banyuwangi.
Di akhir kegiatan, Badan POM melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara BPOM dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tentang Sinergi Pengawasan dan Pelayanan Publik di Bidang Obat dan Makanan.
"Badan POM optimistis melalui nota kesepakatan yang ditandatangani pada hari ini dapat semakin memperkuat sinergi Badan POM dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Juga untuk dapat bersama-sama memberikan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat dan pelaku usaha di Banyuwangi," pungkasnya. (H-2)
Rumah Sakit Atma Jaya resmi meluncurkan Klinik Akupuntur Medik Terintegrasi, sebuah layanan inovatif yang menjadi bagian dari pengembangan Wellness Center Atma Jaya.
Daun sirsak dikenal sebagai salah satu bahan herbal dengan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari melancarkan sistem pencernaan hingga membantu mencegah kanker.
Jus Mengkudu telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Kini, berbagai studi ilmiah mulai membuktikan manfaatnya dalam mencegah penyakit degeneratif dan infeksi.
Sudah saatnya pengobatan tradisional bukan saja alternatif atau pelengkap tetapi menjadi bagian dari solusi permasalahan kesehatan.
Proses kerokan melibatkan penggosokan kulit dengan benda tumpul, seperti koin atau sendok, yang sebelumnya dioleskan dengan minyak atau balsem.
Daun pace atau mengkudu telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional sebagai tanaman yang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh.
Daun sirsak dikenal sebagai salah satu bahan herbal dengan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari melancarkan sistem pencernaan hingga membantu mencegah kanker.
Metabolisme individu juga berperan dalam menentukan seberapa efektif tubuh dapat menyerap nutrisi dari makanan.
Jahe merah mengandung senyawa aktif yang bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, melancarkan sirkulasi darah, serta memperkuat daya tahan tubuh.
Teh hijau atau Camellia sinensis merupakan sumber antioksidan epigallocatechin gallate (EGCG), yang terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Jelita mesti waspada atas produk kesehatan yang mengaku berbahan dasar herbal yang berbahaya namun mengandung bahan kimia obat (BKO).
PENELITI Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Ayu Savitri Nurinsiyah mengungkapkan lima kelompok keong darat yang memiliki potensi pengobatan herbal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved