Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kembali melakukan Sosialisasi Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di tingkat sub nasional. Sosialisasi digelar di Jawa Timur, Selasa (15/5), untuk akselerasi implementasi Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Ini sebagai salah satu upaya strategis guna menyebarluaskan informasi dengan menyosialisasikan secara luas kepada stakeholder hingga tingkat tapak atas Rencana Operasional (Renops) Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Sosialisasi dibuka langsung oleh Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan dihadiri dinas terkait di pemerintah provinsi, kota/kabupaten di Jawa Timur, kelompok tani hutan, kesatuan pengelolaan hutan, penyuluh kehutanan, tokoh masyarakat, dan akademisi.
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Hanif Faisol Nurofiq mengatakan komitmen Indonesia menahan laju peningkatan suhu global dan perubahan iklim dituangkan dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), sebagai tindak lanjut Perjanjian Paris (Paris Agreement).
Baca juga : KLHK Gelar Workshop Sempurnakan Renja Indonesia's FOLU Net Sink
Sebagai informasi, Indonesia meratifikasi Persetujuan Paris seperti dinyatakan pada UU Nomor 16 Tahun 2016. Persetujuan Paris mengharuskan Indonesia untuk menguraikan dan mengkomunikasikan aksi ketahanan iklim pasca 2020 dalam dokumen kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC) dan menetapkan peta jalan mitigasi sebagai acuan pelaksanaan NDC.
"Dokumen peta jalan ialah pedoman bagi pemerintah, pemda, dunia usaha, dan masyarakat dalam upaya pencapaian target NDC melalui penyediaan informasi tentang perencanaan, tata waktu, dan penetapan target penurunan emisi GRK (gas rumah kaca) secara rinci per subsektor serta identifikasi semua aspek yang mendukung pencapaian target," ujarnya.
Dalam mencapai target jangka panjang, NDC berperan untuk menjembatani komitmen penurunan emisi menuju Net Sink lewat penguatan dan peningkatan aksi mitigasi dan dukungan internasional, terutama pada sektor lahan dan kehutanan sebagai salah satu sektor kunci.
Baca juga : KLHK Sebut 72 PBPH Bersiap Penuhi Syarat Perdagangan Karbon
Menurut dia, dalam komitmen NDC, sektor FOLU mengalami tren penurunan nilai emisi sejak 2010 tetapi masih sebagai sektor pengemisi GRK (net emitter) dengan tingkat emisi pada 2030 sebesar 216 juta ton CO2e. Adapun pada skenario LTS yang sejalan dari target Paris, sektor ini mencapai kondisi Net Sink dengan nilai serapan 140 juta ton CO2e.
Hanif menyampaikan enhanced NDC didukung peningkatan ambisi penurunan GRK pada sektor kehutanan dan lahan dengan penguatan pada tiga pijakan utama sektor kehutanan dan lahan menuju Net Sink 2030. "Yakni, sustainable forest management, environmental governance, dan carbon governance," ujar Hanif.
Ia menambahkan Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 memuat 11 rencana operasional dan satu rencana operasional pengelolaan mangrove. Mereka yakni, pengurangan laju deforestasi lahan mineral, pengurangan laju deforestasi lahan gambut, pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral, dan pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut.
Baca juga : Delegasi RI Siapkan Diri untuk Perundingan di Konferensi Iklim Dunia
Selanjutnya, pembangunan hutan tanaman, sustainable forest management, rehabilitasi dengan rotasi, rehabilitasi non rotasi, restorasi gambut, perbaikan tata air gambut, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengelolaan mangrove.
Hanif mengungkapkan berdasarkan alur analisis spasial pada dokumen Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030, lokasi aksi mitigasi hanya tersebar di pulau-pulau besar di luar pulau Jawa, sedangkan prioritas di region Jawa persebaran lokasinya sangat terbatas dengan luasan minim.
"Ini terjadi karena karakteristik lahan, tipologi kelembagaan, dan permasalahan di region Jawa yang berbeda dengan wilayah lain sehingga perlu disusun tersendiri Rencana Operasional Indonesia’s Forest and Other Land Use Net Sink 2030 Region Jawa," ucapnya.
Sebelumnya, pada 2022-2023 Kementerian LHK juga melakukan Sosialisasi Regional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 pada enam regional yaitu Sumatera, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku Papua.
Sosialisasi pada tingkat sub nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 akan dilakukan di 28 provinsi di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. (H-2)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
SALAH satu strategi utama Indonesia untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) adalah dengan cara aksi iklim nasional, khususnya melalui inisiatif FOLU Net Sink.
BEBAN Forestry and Other Land Use (FOLU) atau sektor kehutanan dan pengunaan lahan lain dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) disebut sangat berat.
Agenda perubahan iklim Indonesia, termasuk pengendalian emisi dari hutan dan lahan melalui FOLU NET Sink 2030 harus menjadi agenda bersama seluruh stakeholder.
Indonesia berkomitmen untuk melakukan langkah nyata dalam pengendalian perubahan iklim dengan melibatkan masyarakat di tingkat tapak.
Seperti diketahui, dalam kerja sama berbasis kontribusi antara Indonesia dan Norwegia, hingga saat ini sudah ada sebanyak US$156 juta yang terdiri dari tiga tahap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved