Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan, yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Jakarta pada 14-15 Mei 2024. Rakornas yang mengusung tema Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi itu fokus membahas tiga isu utama, yaitu penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah nusantara, serta standardisasi dan pembinaan tenaga perpustakaan.
Ketua Panitia Rakornas Bidang Perpustakaan, Joko Santoso, mengungkapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2020-2024 akan memasuki tahap akhir di tahun ini, dan Indonesia akan bersiap untuk melaksanakan RPJMN yang akan datang periode 2025-2029.
“Salah satu agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 adalah revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Agenda ini dilaksanakan secara terpadu melalui salah satu program prioritas nasional, yaitu penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan dan berkarakter,” ujar Joko di Jakarta, Selasa (14/5).
Baca juga : Pakar Pendidikan: Akreditasi Perpustakaan Tidak Bermanfaat
Salah satu indikator keberhasilan program ini adalah pencapaian sasaran strategis Perpustakaan Nasional, yakni nilai Tingkat Gemar Membaca (TGM) 2023 sebesar 66.77 dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2023 sebesar 14.58. Angka-angka ini masih dalam posisi sedang. Sementara itu, target nilai TGM 2024 sebesar 71.30 dan nilai IPLM 2024 sebesar 15.00 dan ini hanya berhasil dicapai dengan kerja keras dan kerja kolaboratif.
Dalam Rancangan RPJMN 2025-2029, terdapat salah satu agenda pembangunan yaitu ketahanan sosial budaya dan ekologi. Di mana salah satu program pembangunannya adalah penguatan karakter bangsa dan pemajuan kebudayaan, dengan kegiatan pembangunan.
“Di antaranya perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan pengembangan budaya literasi untuk mendukung kreativitas dan inovasi,” tegas Joko.
Baca juga : Perpusnas: Orang-orang di Desa tidak Cukup hanya Diberi Buku
Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Perpusnas Aminudin Aziz mengatakan, pada 2020 pihaknya melakukan survei untuk mengetahui seberapa besar tingkat kegemaran membaca masyarakat. Namun, ia mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.
“Sesungguhnya masyarakat ingin sekali membaca, namun tidak terpenuhi oleh ketersediaan buku sesuai minat dan keinginan masyarakat. Ini kesalahan beberapa pihak. yakni dosa dari penulis buku yang tidak melakukan survei apa yang harus dibaca masyarakat,” ujar Amin.
“Kedua, dosa dari penerbit karena menerbitkan buku yang tidak disukai. Ketiga, dosa dari perpustakaan karena mengambil buku yang tak disukai,” tuturnya.
Baca juga : Gandeng Perpusnas, Penggerak Literasi Nasional Tingkatkan Literasi Pelajar
Untuk mengubah hal itu dibutuhkan kebijakan yang akan memberikan fasilitas, peluang yang sangat besar kepada calon pembaca menyediakan buku yang dimintai sesuai pangsa pasar.
“Minat membaca buku berbeda. Tidak bisa dipaksakan untuk hanya satu buku,” ucapnya.
Kemudian, sambungnya, buku tidak menarik karena berawal dari cara buku disajikan. seperti tata letak, ilustrasi maupun bahasa. Maka ini adalah sebuah pekerjaan besar. (Z-11)
Berdoa, belajar, bekerja, berkarya, dan berbagi.
Demi terus meningkatkan kegemaran membaca, Perpusnas melakukan sejumlah upaya, di antaranya melakukan inovasi layanan berbasis TIK.
Aktivitas layanan perpustakaan secara langsung ditutup dan akan dibuka kembali pada 14 September dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.
Bale Buku Jakarta yang diresmikan akan menjadi sarana bagi masyarakat di wilayah setempat agar lebih mudah mendapatkan akses bacaan yang berkualitas.
Akses layanan perpustakaan kepada masyarakat tetap dapat berjalan melalui aplikasi iJakarta. Aplikasi iJakarta dapat diunduh melalui Playstore untuk pengguna Android.
Adanya taman baca di Menara Samawa diharapkan mampu difungsikan sebagai sarana belajar mengajar untuk meningkatkan budaya membaca anak-anak di lingkungan Menara Samawa.
Salah satu agenda yakni The Diversitea Bookdate yang juga suka diselipkan dengan kegiatan menarik lainnya, misalnya journaling dan tukar kado.
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
"Ada kalanya membaca membantu saya bebas. Saya ingin hal itu terjadi pada semua anak, bukan hanya mereka yang mampu membeli buku."
Tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia meningkat menjadi 63,9 poin pada 2022.
Tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia meningkat pada 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved