Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PERASAAN sunyi, sepi, dan penuh penyesalan pasti kerap dirasakan oleh mereka yang berada di balik jeruji besi. Waktu berjalan terasa sangat lambat. Suasana itu pun menghinggapi ratusan narapidana atau warga binaan yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Namun, kini, di salah satu sudut ruang lapas itu, ada yang berbeda. Tampak para warga binaan berkerumun, duduk diam, dan khusyuk menunduk. Bukan karena lelah. Melainkan karena tengah membaca buku.
Bagi mereka, buku-buku di perpustakaan itu bukan sekadar tumpukan kertas lagi. Di dalam buku-buku tersebut, mereka menemukan dunia lain—tempat belajar, merenung, dan mengenal serta mengintrospeksi diri. Dari kata ke kata, dari halaman ke halaman, mereka mulai menulis ulang kisah hidup masing-masing.
Terkait dengan itu, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Majalengka bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Majalengka mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis dan Literasi Penulisan yang Baik bagi Warga Binaan pada Juni 2025 lalu di Lapas Kelas II B Kabupaten Majalengka. Dalam kegiatan itu, sebanyak 25 warga binaan yang terpilih mendapatkan pembekalan perihal teknik penulisan yang baik, di antaranya menulis cerpen, novel, dan puisi.
Kepala Bidang Arsip dan Perpustakaan Perpusda Majalengka, Agus, mengatakan pihaknya mengaku bangga dengan minat yang cukup tinggi dari para warga binaan di Lapas Kelas II B Kabupaten Majalengka untuk membaca buku di perpustakaan yang berada di lapas tersebut.
Oleh karena itu, bekerja sama dengan pihak lapas, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah menggelar bimtek penulisan agar para napi yang gemar membaca itu juga cakap dalam menulis, seperti menulis puisi, cerpen, dan membuat artikel atau berita dengan baik. "Bahkan, beberapa warga binaan mengaku mulai bersemangat untuk belajar menulis surat dan puisi buat anak-anak mereka," ungkap Agus.
Di lain pihak, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Majalengka, Surya, menuturkan dirinya berharap, dengan kegiatan pelatihan ini, para warga binaan bisa menulis dan mengekspresikan diri pada saat mereka menjalani pidana dan setelahnya. "Kita berusaha menjadikan para warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya dan memiliki harapan serta masa depan," ujar Surya.
Di sisi lain, bulan Agustus atau tepatnya tanggal 17 Agustus, bagi para warga binaan yang menjalani hukuman bukan sekadar hari libur nasional, tapi juga hari penuh harapan. Harapan akan datangnya remisi, atau pengurangan masa hukuman, yang datang sebagai bentuk penghargaan atas perubahan dan perilaku baik selama mereka menjalani masa pidana.
"Perubahan perilaku menjadi lebih baik daripada sebelumnya itu antara lain bisa diperoleh seseorang termasuk warga binaan melalui literasi, khususnya membaca dan menulis," Agus menegaskan.
Surya menambahkan bahwa warga binaan yang memiliki kemampuan literasi baik sering kali menunjukkan perilaku yang lebih baik selama menjalani masa pidana, dan ini bisa menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian remisi.
Literasi bukan hanya membuka jendela dunia. Bagi sebagian orang, termasuk para warga binaan di Lapas Kelas II B Majalengka, literasi juga membuka pintu harapan, atau bahkan jalan pulang menuju pintu kebebasan melalui perolehan remisi.
Kini, beberapa warga binaan di Lapas Kelas II B Majalengka sudah punya dan unjuk bukti. Kesungguhan para warga binaan itu dalam hal literasi telah membuahkan hasil dengan telah diterbitkannya buku yang berisi karya-karya mereka. Selamat. (H-2)
Dirjenpas berpesan kepada para kepala unit pelayanan teknis (UPT) untuk melakukan penguatan soliditas, komunikasi terbuka, dan kewaspadaan tinggi dari petugas lapas-lapas tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) hingga Juni 2025, terdapat kelebihan kapasitas atau overcrowding mencapai 89,64%.
Kaus Bertuliskan Forgive Your Self, Move Forward, Finish Strong mencuri perhatian dalam acara silaturrahmi Ditjenpas) dengan media di Jakarta, Selasa (15/7).
Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba dengan modus dilempar dari luar tembok lapas, Selasa (22/7).
RENCANA Presiden Prabowo Subianto untuk membangun lembaga pemasyarakatan (LP) baru dinilai bakal menjawab persoalan overkapasitas warga binaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved