Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Perpustakaan Indonesia Masih Hadapi Persoalan Klasik

Syarief Oebaidillah
23/3/2021 21:40
Perpustakaan Indonesia Masih Hadapi Persoalan Klasik
Gedung Perpustakaan Nasional(DOK MI)

PERMASALAHAN klasik masih terjadi di dunia perpustakaan Indonesia seperti belum idealnya rasio ketercukupan koleksi, tenaga perpustakaan, serta akses layanan perpustakaan yang belum merata. Hal itu terungkap dalam Rakornas Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando dalam penutupan rakornas secara daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (23/3) mengatakan dalam rakornas tampak upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan permasalahan tersebut. Baik melalui pendanaan langsung dari APBN seperti penyaluran dana DAK, kegiatan dekonsentrasi, berbagai insentif dan bantuan perpustakaan, serta melalui pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan.

"Kami optimistis dengan jerih payah kita semua dan dukungan pemerintah daerah akan membawa kemajuan perpustakaan dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Utamanya dalam peningkatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpengetahuan dan berkarakter," terang dia.

Dalam rakornas kali ini, dihasilkan enam rekomendasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pertama, Perpusnas, perpustakaan umum, daerah, sekolah dan pemangku kepentingan saling bersinergi dalam peningkatan budaya literasi, inovasi dan kreativitas sebagai salah satu pilar dalam mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.

Kedua, perpustakaan daerah diminta untuk menyusun program dan kegiatan yang mendorong capaian urusan bidang perpustakaan yaitu tingkat kegemaran membaca masyarakat bertambah dengan indikator peningkatan nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat dan literasi masyarakat meningkat.

Ketiga, Perpusnas, perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, sekolah/madrasah berupaya meningkatkan rasio ketercukupan tenaga perpustakaan melalui rekrutmen, inpassing, dan berupaya meningkatkan tenaga perpustakaan dengan mengusulkan pengangkatan tenaga PPPK ke Kementerian PANRB yang di koordinasikan oleh Perpustakaan Nasional.

Keempat, perpustakaan daerah berupaya meningkatkan program layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial melalui replikasi atau perluasan ke wilayah baru, dan juga membangun jejaring di antara pelaku transformasi perpustakaan dan juga jejaring ke pihak swasta atau pemangku kepentingan terkait lainnya untuk meningkatkan manfaat nyata perpustakaan di masyarakat.

Kelima, Perpusnas, perpustakaan daerah, kampus dan sekolah berkomitmen meningkatkan peran ASN sebagai agen literasi dengan menjadi motor dan garda terdepan dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi masyarakat secara luas, melalui pemanfaatan lembaga perpustakaan serta memaksimalkan penggunaan teknologi informasi sehingga dapat mengembangkan budaya literasi masyarakat dan mempercepat terciptanya masyarakat yang literat.

Keenam, pustakawan agar menjalin sinergitas dengan pengajar dalam merancang metode pembelajaran aktif untuk meningkatkan keterampilan siswa dan kemampuan berfikir kritis dalam menghadapi era industri 4.0 dan pembelajaran jarak jauh. (Ant/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya