Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkap alasan angka stunting yang hanya turun 0,1% pada 2023. Menurut Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada 2023 bayi di bawah dua tahun (baduta) yang tergolong stunting lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak yang sudah keluar berdasarkan catatan alat ukur identifikasi masalah kesehatan ibu dan anak (kohort).
“Jadi yang masuk stunting lebih besar dibanding yang keluar dari kohort. Terdapat 1 juta baduta stunting baru, sementara ada sebanyak 945.155 anak yang keluar dari kohort, mereka sudah usia lima tahun dan sudah tidak diukur lagi,” kata Tavip dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan BKKBN dn Kick Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (14/5).
Kedua, menurut Tavip, saat ini masih ada yang salah dalam penanganan stunting. Selama ini, hal yang selalu digelorakan di masyarakat ialah gotong-royong intervensi kejadian stunting pada bayi yang sudah mengalami stunting. Padahal, stunting harus dicegah saat sejak dalam kandungan.
Baca juga : Penurunan Stunting Perlu Didorong Program Sosial
“Jadi ini adalah strategi yang kurang tepat. Kalalu melihat struktur ini, kita harusnya mencegah dari yang memproduksi. Yang memproduksi itu siapa? Ibu hamil. Jadi sebelum melahirkan harus dipastikan bahwa ibu hamil sehat. Dan saat lahir, baduta harus menjadi perhatian,” ucap dia.
Untuk itu, BKKBN bersama dengan sejumlah pihak bekerja lebih keras agar target stunting 14% pada 2024 dapat terpenuhi. Ia mengakui, mencapai penurunan stunting dari angka saat ini 21,5% ke 14% bukanlah hal yang mudah.
Karenanya, berbagai strategi akan dilakukan. Di antaranya sasaran yang lebih fokus pada ibu hamil dan baduta. Selain itu, perlunya aksi nyata yang lebih konvergen, holistik, integratif dan berkualitas, khususnya pada level keluarga dan disparitas antarwilayah, sehingga prioritas pada wilayah berdampak luas.
Baca juga : Intervensi Spesifik Penurunan Stunting tidak Optimal
Di samping itu, pemerintah pun berupaya untuk menghadirkan data stunting yang akurat. Pada bulan Mei 2024 ini, Tavip menyatakan ada tiga hal besar yang dilakukan terkait penyediaan data. Yakni pelatihan pada kader yang melaksanakn pengukuran, standar operating prosedur dan penyediaan alat ukur yang terstandar.
Ke depan, penimbangan pun tidak hanya dilakukan saat bulan timbang saja, tapi akan dilakukan secara berkelanjutan atau tiap bulan. Hal ini merupakan program yang disebut Tavip sebagai intervensi serentak.
“Ada tiga citical point pada intervensi serentak, yakni alat timbang dan ukur terstandar, kader terlatih, dan cakupan hingga 100%. Ini perlu dikawal dengan baik. Karena kalau tidak maka kualitas data yang dihasilkan tidak baik, dan akan diragukan hasilnya serta dipertanyakan secara akademik dan belum tentu diakui secara internasional,” pungkas Tavip. (Ata)
KB pascapersalinan penting karena memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksinya setelah melahirkan.
"Apa yang dikerjakan pemerintah hari ini adalah semangat keadilan dan membuka ruang juga untuk laki-laki dalam partisipasi (keluarga berencana),"
Budi mengatakan tren #KaburAjaDul hanya sekadar luapan sesaat. Banyak masyarakat belum mengetahui prosedur panjang yang perlu ditempuh apabila ingin menjadi penduduk tetap di luar negeri
Salah satu kunci keberhasilan yang membawa Bali, termasuk Bangli, terdepan dalam penanganan stunting adalah gotong royong.
Rebranding logo baru, menurut menteri Wihaji, mengikuti perubahan nomenklatur BKKBN menjadi Kemendukbangga/BKKBN berdasarakan Peraturan Presiden Nomor 180 dan 181 Tahun 2024.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kemenpora, serta Kementerian Komdigi mengkampanyekan peringatan Hari AIDS Sedunia dan gerakan antijudi online.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
MEMBELI sepatu untuk balita bisa menjadi hal yang menantang. Tak jarang, sepatu balita yang dibelikan orangtuanya kebesaran atau kekecilan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved