Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DOKTER spesialis penyakit dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo, Farid Kurniawan, menyampaikan penderita diabetes yang hendak menunaikan ibadah haji mesti mempersiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Untuk mengatasi risiko-risiko memang harus ada persiapan khusus yang dilakukan pasien diabetes sebelum berangkat haji, dimulai dari konsultasi dokter," kata Farid, dikutip Senin (13/5).
Farid mengatakan penderita diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter perihal kemungkinan komplikasi dan penyesuaian dosis obat atau tipe insulin yang akan digunakan serta meminta dokter untuk memberikan surat keterangan mengenai kondisi dan pengobatan diabetes pasien yang bersangkutan.
Baca juga : Penderita Diabetes Disarankan Perhatikan Kondisi Kaki selama Berhaji
Surat keterangan mengenai kondisi dan pengobatan diabetes diperlukan untuk memudahkan petugas kesehatan haji melakukan tindakan saat pasien membutuhkan penanganan medis di Tanah Suci.
"Isinya namanya siapa, kontak yang bisa dihubungi, grup atau kloter, termasuk juga informasi obat-obatan yang dikonsumsi apa saja. Nah itu biasanya memudahkan tim kesehatan atau panitia penyelenggara mengidentifikasi kebutuhan jamaah," kata Farid.
Farid juga menganjurkan penderita diabetes yang hendak menunaikan ibadah haji untuk membawa persediaan obat dalam jumlah yang memadai atau berlebih agar bisa selalu tersedia sewaktu-waktu dibutuhkan.
Baca juga : Masyarakat Diingatkan tidak Takut Periksa Gula Darah
Menurut dia, penderita diabetes sebaiknya memastikan obat yang akan digunakan dalam waktu 3x24 jam selalu ada di dalam tas tenteng bersama identitas saat beraktivitas di Tanah Suci.
Penderita diabetes yang membutuhkan insulin, ungkapnya, sebaiknya menaruh insulin di dalam tas tenteng atau tas pendingin selama berada di dalam pesawat dan langsung menyimpannya di kulkas setelah tiba di pemondokan agar kondisinya tetap baik.
Dia juga mengingatkan pasien diabetes untuk memastikan persediaan insulin pens dan jarum memadai selama menunaikan ibadah haji.
"Jika memungkinkan, sebelum dan sesudah ibadah seperti tawaf dan sa'i lakukan pengukuran gula darah sehingga kadar gula darah bisa terjaga. Jaga-jaga juga, bawa sumber gula seperti permen atau cemilan untuk mencegah hipoglikemia," katanya.
Ia menyampaikan pasien diabetes juga perlu mendapatkan vaksinasi seperti meningitis, influenza, dan pneumonia untuk meminimalkan kemungkinan terserang infeksi selama menunaikan ibadah haji. (Ant/Z-1)
Penelitian terbaru menunjukkan mangga bisa dikonsumsi penderita diabetes tipe 2 tanpa meningkatkan gula darah secara signifikan.
Definisi generasi sandwich meluas pada sektor kesehatan, terkadang generasi sandwich sangat memperhatikan kesehatan orangtua padahal kondisi diri sendiri terlupakan.
Memahami gejala diabetes sejak dini menjadi langkah pencegahan agar kondisi ini bisa dikendalikan.
Sebuah penelitian menyebut promosi kesehatan yang menekankan pada manajemen stres dapat memberikan dampak nyata bagi pasien diabetes melitus (DM).
Penelitian di India ungkap, mangga bisa aman untuk penderita diabetes tipe 2 jika dikonsumsi terkontrol. Simak manfaat, riset, dan tips aman makannya.
Jika diabetes menyerang di usia muda, tubuh akan terpapar kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu panjang, sehingga risiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan lainnya meningkat
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved