Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan kajian tentang teripang yang berpotensi untuk menjadi senyawa zinc yang dapat membantu tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kehidupan.
Peneliti Pusat Riset Vaksin dan Obat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Gita Syahputra, saat ini, suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan. Pengembangan dibutuhkan untuk meningkatkan daya serap suplemen zinc dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan, seperti iritasi pencernaan, reaksi mual, dan muntah.
Gita mengungkapkan, produk laut seperti teripang merupakan salah satu sumber peptida. Zinc yang terikat pada peptida memiliki tingkat absorpsi yang lebih baik dibanding suplemen zinc generasi sebelumnya.
Baca juga : Inovasi Pengelolaan Risiko Bencana Hidrometeorologi
“Potensi tersebut yang menjadi inspirasi penelitian ini. Perolehan peptida dari teripang pasir diharapkan dapat menjadi alternatif peptida pengikat zinc yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan zinc dan menjaga kesehatan,” kata Gita, Selasa (30/4).
Menurut dia, komoditas hewan laut, yaitu teripang, dengan nama latin Holothuria scabra sudah berhasil dibudidayakan di beberapa tempat, seperti di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Gondol, Bali.
“Pengembangan produk teripang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah teripang, sehingga layak dipasarkan menjadi bahan suplemen,” jelas Gita.
Baca juga : Antisipasi Bencana Geologi, Peneliti BRIN Kaji Karakteristik Wilayah Sundaland
Menurut Gita, 1.000 HPK merupakan salah satu fase penting dalam tumbuh dan kembang anak. Sehingga, asupan gizi perlu dimaksimalkan.
Beberapa kondisi kekurangan zinc merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi pada anak, dan dapat ditangani dengan pemberian nutrisi atau suplementasi zinc bila perlu.
Peneliti yang saat ini baru saja menyelesaikan studi doktoral bidang Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia tersebut menjelaskan, penelitian ini dilakukan dengan komputasi yang dikombinasikan dengan eksperimental di laboratorium untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan.
Baca juga : Tasya Kamila Enggan Sembarangan Beri Suplemen pada Anak
“Pemanfaatan komputasi dilakukan untuk menemukan protein target yang memengaruhi kekurangan zinc dalam terapi tertarget dengan peptida terikat zinc. Penelitian dengan komputasi juga untuk melakukan simulasi kandidat suplemen agar sesuai dengan kondisi tubuh, sehingga dapat diprediksikan mekanisme interaksi dengan protein target dan peptida pengikat zinc yang sesuai dengan kondisi tubuh,” ujarnya.
Berdasarkan hasil komputasi dengan farmakologi jejaring, diketahui bahwa gen SLC39A2/ZIP2 dan SLC39A4/ZIP4 merupakan protein transporter zinc yang paling berperan dalam kekurangan zinc, yang ditemukan pada membran usus. Penelitian eksperimental di laboratorium ini menemukan enam buah peptida pengikat zinc dari Holothuria scabra, yang telah berhasil dikarakterisasi dengan baik.
“Seluruh peptida tersebut telah berhasil dipatenkan dan sudah dievaluasi pada model hewan coba yang defisiensi zinc, yakni pada anak tikus yang diperoleh dari induk dengan defisiensi zinc. Sehingga, model yang dikembangkan sesuai untuk kondisi 1.000 HPK pada manusia,” ungkap Gita.
Baca juga : Ketua AIPI: Anggaran Pendanaan Riset Harus Diberikan Dalam Bentuk Hibah
Setelah didapatkan peptida pengikat zinc, selanjutnya dilakukan evaluasi dengan organ usus tikus (ex vivo). Hal ini diperlukan sebagai landasan untuk melihat kemampuan daya serap zinc.
"Hasilnya, ditemukan bahwa peptida pengikat zinc memiliki absorpsi lebih tinggi di duodenum dibanding absorpsi suplemen zinc generasi sebelumnya," tutur Gita.
Dirinya membeberkan, dosis pemberian peptida pengikat zinc pada anak tikus adalah 4 dan 40 mg/kg BB yang dibandingkan dengan ZnSO4. ZnSO4 merupakan sediaan yang saat ini berada di pasaran untuk mengatasi kekurangan zinc.
“Hasilnya, peptida pengikat zinc dari teripang ini berhasil meningkatkan kadar zinc anak tikus yang kekurangan zinc di usus dan di darah lebih baik daripada ZnSO4,” terangnya.
Peptida pengikat zinc dari teripang ini juga tidak mengganggu penyerapan zat penting lain seperti zat besi. Pemberian peptida pengikat zinc cenderung mengembalikan berat badan anak tikus dengan kekurangan zinc. Kondisi ini diikuti dengan kembali normalnya kadar beberapa protein transport zinc di usus.
“Temuan ini merupakan dasar pengembangan yang akan membawa peptida pengikat zinc dari teripang menjadi produk unggulan untuk suplementasi zinc tertarget pada kondisi kekurangan zinc pada anak,” ungkap Gita.
“Saya berharap semoga pengembangan hasil riset yang sedang dilakukan bersama tim ini memberi kontribusi bagi dunia kesehatan. Juga mendorong riset-riset lanjutan lainnya untuk menemukan inovasi baru melalui pemanfaatan sumber daya laut yang melimpah di Indonesia,” pungkas Gita.
(Z-9)
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
KELELAWAR vampir punya cara yang sangat aneh untuk mendapatkan energi. Hal itu diungkapkan para ilmuwan setelah menempatkan mereka di atas treadmill.
Pola makan nabati yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal.
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
Menurut Hanarko Djodi Pamungkas, ketahanan pangan harus dibarengi dengan tanggung jawab menjaga laut dari pencemaran.
PENELITI Gender dari Pusat Riset Politik BRIN Kurniawati Hastuti Dewi mengatakan, tindakan khusus sementara diperlukan untuk memperkuat keterwakilan perempuan di politik.
INDONESIA melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menjadi tuan rumah gelaran World Science Forum (WSF) ke-12 pada 2026. Ini menandai pertama kalinya WSF diselenggarakan di Asia.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved