Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYANYI sekaligus presenter Tasya Kamila, 31, mengingatkan agar tidak sembarangan memberikan suplemen nutrisi kepada anak. Meski anak mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan sulit makan bukan berarti suplemen dengan mudah masuk ke tubuh anak.
Ibu 2 anak tersebut menceritakan pengalamannya menghadapi anak yang sedang GTM dan tidak mau makan selama 2 minggu. Anak keduanya yakni Shanin, 1, enggan untuk makan pendamping ASI (MPASI).
"GTM pasti ada akar permasalahannya dan bisa berlapis mungkin bisa dari caregiver/pengasuh yang ganti. Kemudian karena radang tenggorokan, kemudian gigi lagi tumbuh jadi 2 minggu GTM sampai harus konsultasi ke dokter karena takut kurang nutrisi," kata Tasya dalam webinar suplemen kesehatan anak, Sabtu (24/2).
Baca juga : Tasya Kamila Optimis Lagu Anak Indonesia Bisa Bersaing
Ketika dibawa ke dokter justru sang ibu yang ditenangkan karena anaknya sedang sakit jadi harus tenang dulu sampai anak sembuh baru nafsu makannya kembali.
Selama anak keduanya sakit ia tidak sembarangan memberikan suplemen nutrisi kepada anak karena butuh rekomendasi dari dokter terlebih dahulu.
"Suplemen nutrisi pada anak sebenarnya aku harus konsultasi dulu ke dokter apakah harus atau cukup dari makanan real food sehari-hari. Jika harus ada suplementasi maka harus rekomendasi dokter," tegasnya.
Baca juga : Susu Formula Bertahan Berapa Jam? Begini Tandanya saat Sudah Basi
"Suplemen atas saran dokter jadi buat anak gak berani coba-coba. Tapi yang bisa dilihat anjuran BPOM dari kemasan, fungsinya, aturan pakai, izin edar, dan masa kedaluwarsa selain itu dilabel bahasa kimia harus sesuai dengan kebutuhan," tambahnya.
Ia mencontohkan seperti pemberian vitamin D yang ternyata beda anak maka beda dosis juga. Menurutnya jika orang tua memiliki akses untuk konsultasi dengan dokter maka tanya yang ahli jadi bisa dapat ilmu dan informasi yang pasti.
Perkembangan anak pastinya menghadapi berbagai macam tantangan yang paling concern dan berbeda tergantung perkembangan anak. Dimulai ketika new born, kemudian masuk usia 6 bulan, masuk lagi fase MPASI, dan toddler menghadapi tantrum dan itu semua sampai anak tumbuh pasti orang tua punya tantangan dan harus update ilmu setidaknya sudah siap menghadapi tantangan tersebut.
"Butuh orang sekampung ngurus anak karena sebagai ibu butuh bantuan agar tetap waras pasti perlu bantuan suami, orang tua, dan caregiver lain. dengan support system bisa aktualisasikan diri," pungkasnya.
(Z-9)
Hari-hari pertama masuk sekolah biasanya menjadi masa yang menantang bagi anak. Orang tua perlu menyiapkan mental si kecil agar ia dapat melaluinya dengan lancar.
It’s His/Her Day 2023 Playground & Lifestyle Experience yang berlangsung di ICE BSD telah usai diselenggarakan selama tiga hari.
Menyusui sebenarnya dapat membantu seorang ibu dalam melawan stres, sebab menghasilkan hormon oksitosin atausering disebut sebagai hormon cinta
Tasya dan suaminya memutuskan kedua anaknya tidak diperkenankan memiliki screen time atau menggunakan gawai sebelum usia satu tahun.
Setelah sembilan tahun melayani masyarakat, Shopee memulai langkahnya sebagai penghubung antara pembeli dan penjual.
"Walaupun enggak mudah, tapi jangan sampai pandemi ini menghalangi kita untuk keep up dengan keilmuan dan terus belajar."
Bunda, obesitas tak hanya berbahaya untuk orang dewasa. Bagi anak-anak, obesitas juga membawa sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Pemberian MPASI memiliki syarat yakni aman dan higenis. Makanan yang diberikan tidak bisa sembarang karena daya tahan tubuh anak dengan umur tersebut tidak sekuat usia remaja maupun dewasa.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan, Makanan Pendamping ASI (MPASI) tidak bisa disimpan di tempat sembarangan.
Sekitar 40% MPASI terkontaminasi E.coli sehingga harus diperhatikan proses pembuatan dan penyimpanannya.
MPASI yang dijual di pinggir jalan belum bisa dipastikan kehigienisannya karena adanya kemungkinan makanan tidak melalui proses pembuatan yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved