Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRODUK kemasan yang ramah lingkungan, mengurangi kontribusi plastik yang mencemari lingkungan, serta membantu memberdayakan masyarakat pesisir agar terhindarkan dari praktik human trafficking menjadi alasan bagi Noryawati Mulyono untuk mendirikan Biopac.
Perempuan lulusan S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) dan S3 Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut mengatakan bahwa pengembangan Biopac sebetulnya sudah dilakukan sejak 2010.
“Berawal dari warga Jakarta yang sering kebanjiran dan musim hujan pada 2002 dan 2007. Saya sampai harus ngungsi ke kosan teman. Mati listrik dan air. Makanan juga seadanya. Itu kan bukan karena hujan deras tapi pendangkalan sungai yang tidak bisa menampung air, lalu kiriman air dan juga sampah plastik. Jadi itu sih yang bikin banjir. Ruginya kan banyak. Akar masalahnya bukan hujan, tetapi sampah plastik makanya kita harus solve problem itu. Akhirnya saya putuskan mau kembangkan bioplastik,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (27/4).
Baca juga : Rekosistem Hadirkan Waste Station Baru di RDTX Place untuk Masyarakat Setor Sampah
Dari situ, dia mengatakan bahwa dirinya rajin ikut kompetisi wirausaha sekaligus untuk memperkenalkan produk bioplastik. Dia mengatakan bahwa saat itu dirinya belum mampu membuat brand sendiri untuk produknya.
“Dulu belum bisa bikin brand karena saya food scientist dan masih buta tentang marketing. Saya fokus ke produknya,” kata Noryawati.
Pada 2019 akhirnya lahirlah Biopac merupakan produk kemasan berbasis rumput laut yang dapat digunakan untuk berbelanja, bungkus makanan, dan berbagai kegunaan lainnya.
Baca juga : KLHK: 67% Konsumen Pilih Produk Ecofriendly
Pemilihan rumput laut sebagai bahan utama produknya juga dikatakan sengaja untuk dilakukan karena dia merasa miris dengan kondisi human trafficking yang menimpa masyarakat pesisir.
“Rumput laut ini saya pilih karena banyak kejadian human trafficking di pesisir. Banyak korban TKW dan TKI yang bekerja secara ilegal, mengalami underpaid, sexual abuse, dan bahkan dibunuh untuk diambil organ dalamnya. Jadi memberdayakan masyarakat pesisir dengan rumput laut. Mereka enggak perlu bekerja ke luar negeri,” tegasnya.
Dia mengatakan bahwa seluruh daerah pesisir di Indonesia dapat menghasilkan produk rumput laut. Namun, pusat perdagangan dan pengiriman rumput laut berada di Makassar, Surabaya dan Jakarta.
Baca juga : Eco-friendly packaging: Solusi Ramah Lingkungan
“Kita bisa beli dengan kuantitas 5 ton ke atas. Kalau kita pesan dari NTT itu minimal 15 ton,” ujar Noryawati.
Biopac sendiri sudah 2 tahun masuk dalam ajang BRILIANPRENEUR yaitu pada 2022 dan 2023. Noryawati mengatakan bahwa ajang ini merupakan ajang strategis yang mampu memberikan edukasi mengurangi bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya merasa ini jadi strategic event bukan hanya buat jualan tapi juga raise awareness dan juga berjejaring. Kita ketemu distributor Jepang di 2022 karena BRI,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menegaskan pihaknya tidak hanya mencetak economic value, melainkan juga berupaya menciptakan social value yang berdampak bagi masyarakat, tak terkecuali keberlanjutan lingkungan.
Dia menilai langkah ini sejalan dengan penguatan penerapan prinsip environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola yang baik) atau ESG yang menjadi fokus perseroan.
Upaya tampil glowing idealnya disertai dengan langkah-langkah menjaga kelestarian bumi. Berikut kiat untuk mewujudkannya.
Amorepacific berkomitmen dan merasa bertanggung jawab atas dampak plastik terhadap lingkungan.
Semua pihak harus serius menangani sampah khususnya sampah plastik, bisa dimulai dengan wisatawan tidak membawa botol minuman dan tempat makan plastik sekali pakai
Menteri Siti turun langsung memungut sampah dan memasukannya ke dalam karung untuk kemudian dilakukan penimbangan.
KLHK meminta pemerintah daerah melakukana antisipasi dengan menyiapkan tempat-tempat sampah yang memadai di daerah ramai pemudik.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta masyarakat, terutama para pemudik, tidak menggunakan barang-barang sekali pakai seperti plastik atau styrofoam.
Pengelolaan sampah di Masjid Salman ITB diawali dengan edukasi dan pembiasaan jemaah untuk mengurangi sampah
Sosialisasi penanganan sampah sudah dilakukan mulai dari kluster pendidikan, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah
Lahan yang akan dikerjasamakan dengan Pemkab Sumedang berada di wilayah Cijeruk, Kabupaten Sumedang, yang potensial menjadi lahan tempat pembuangan akhir (TPA).
TPS Santiong akan menjadi proyek unggulan Kota Cimahi dalam pengelolaan sampah.
Rancangan PLTSa yang berlokasi di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, sudah dirancang sejak lama, akibat musibah longsornya TPA Leuwigajah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved