Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RESILIENSI anak terhadap perubahan iklim harus dibangun agar anak-anak Indonesia selamat dari berbagai risiko yang disebabkan oleh dampak iklim serta menjadi generasi yang sehat dan unggul.
"Sikap dalam mendukung resiliensi anak terhadap perubahan iklim harus mengarah kepada upaya-upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim," kata Chairperson & CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar, Jumat (26/4).
Dampak perubahan iklim sudah dirasakan hingga saat ini, resiliensi anak terhadap perubahan iklim harus dibangun supaya anak-anak selamat dari berbagai risiko yang disebabkan oleh dampak iklim.
Baca juga : Mitsubishi Electric Lakukan Inovasi dan Solusi untuk Lingkungan Hijau
"Selain itu anak-anak kita bisa menjadi generasi yang sehat dan tangguh, terutama menjelang saat dan setelah tahun-tahun 2045,” ujar Dessy.
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum menegaskan bahwa memperkuat basis pengetahuan melalui pengembangan riset, teknologi, dan inovasi merupakan kunci penting dalam melawan dampak perubahan iklim dunia.
"Kita harus terus memperkuat basis pengetahuan melalui pengembangan kegiatan riset, teknologi, dan inovasi terkait perubahan iklim dan dampaknya, agar berbagai kebijakan dapat disusun berbasis bukti atau evidence-based policy," ujar Woro.
Woro mengatakan perlu kolaborasi semua pihak untuk turut meningkatkan ketangguhan dan sistem ketahanan masyarakat, termasuk resiliensi anak dalam mengurangi risiko dan meningkatkan antisipasi terhadap dampak jangka panjang perubahan iklim global secara komprehensif.
“Dengan membangun adaptasi anak terhadap iklim mencerminkan adanya sinergi, kolaborasi, dan kepedulian bersama dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga lembaga, masyarakat, media, dan para pihak lainnya terhadap masa depan anak-anak Indonesia,” pungkasnya. (Iam/Z-7)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
RAN-PK harus menjadi peta jalan konkret untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Program Perintis Berdaya 2025 diharapkan menjadi katalisator lahirnya pelaku usaha yang inovatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.
Semangat Kebangkitan Nasional sejak berdirinya Budi Utomo pada 1928, kata menko PMK, adalah tentang kesadaran kolektif untuk bangkit melalui pendidikan, persatuan, dan kebudayaan.
HOPE International telah berhasil menghubungkan sejumlah industri Tiongkok dengan institusi pendidikan vokasi di Indonesia dalam menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pratikno menambahkan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat dalam menghadapi perkembangan teknologi termasuk bagi dunia pendidikan.
Peningkatan cukai rokok masih dibutuhkan untuk menurunkan prevalensi perokok, terutama pada remaja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved