Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH belum belum menjadikan vaksinasi penyakit dengue (DBD) sebagai keharusan untuk program pencegahan DBD bagi masyarakat. Karena itu, pilihan untuk melakukan vaksin DBD sebagai bentuk pencegahan masih menjadi keputusan masing-masing orang.
"Prinsipnya vaksin untuk mencegah dengue memang sudah ada tetapi belum menjadi program nasional menjadi pilihan kepada masyarakat," ujar Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Widyastuti di Balaikota DKI Jakarta, Senin (1/4).
Ia mengatakan, program tersebut belum memang menjadi program nasional. Ia juga menjelaskan belum menyiapkan program vaksinasi.
Baca juga : Pentingnya Peran Masyarakat dalam Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD
"Kami belum kesitu namun kami sedang terus melakukan kegiatan intervensinya melalui promotif, kuratif, preventif, rehabilitatif," jelas Widyastuti.
Sebagai informasi, vaksin DBD saat ini dinyatakan oleh pemerintah sudah dapat diberikan kepada masyarakat. Epidemiolog Gilbert Simanjuntak mengatakan, dikutip dalam Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta disebutkan bahwa keampuhan (efficacy) vaksin ini (Dengvaxia(R)) sebesar 80% untuk mencegah infeksi bergejala, masuk RS atau infeksi DBD berat.
"Artinya ada kemungkinan 20% terinfeksi ringan berat walau telah divaksinasi. Dilaporkan bahwa keampuhan vaksin dapat bertahan 6 tahun," ujar Politisi PDIP itu melalui keterangan tertulis.
Baca juga : Vaksin Dengue untuk DBD Direncanakan Masuk Program Imunisasi Nasional
Selain itu, wanita hamil dan menyusui memiliki risiko karena data keamanan untuk kondisi ini tidak ada.
"Pemberian vaksin sesuai anjuran CDC, mengharuskan ada infeksi DBD sebelumnya lewat tes laboratorium (serologi). Apabila anak hasilnya tes serologinya belum pernah terinfeksi, dan diberi vaksin, ada kemungkinan malah jadi terinfeksi ringan hingga berat dan dirawat di RS," jelas Gilbert.
Ia menjelaskan, anjuran CDC yakni diberikan pada usia minimal 9 tahun, tetapi informasi di masyarakat dapat diberikan pada usia minimal 6 tahun, tanpa tes laboratotium.
"Perbedaan indikasi ini dengan CDC Atlanta tentu membutuhkan penjelasan dari pemerintah," pungkasnya.
(Z-9)
Pengasapan dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan pencegahana penyebaran Demam Berdarah Dengue
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Bahan alami untuk mengusir nyamuk seperti bunga lavender, serai hingga tea tree oil
Sejak Januari hingga saat ini sudah 281 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
STOK darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) menipis. Jika biasanya persediaan mencapai 500 labu/ hari, sekarang hanya tersedia setengahnya.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Perubahan kelembapan udara selama masa pancaroba dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Kota Bandung masih menjadi penyumbang kasus terbesar dengan jumlah 1.021 kejadian.
Dengan banyaknya kasus DBD, warga diminta waspada dan meningkatkan kembali kebersihan lingkungan sekitar rumah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved