Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DOKTER spesialis penyakit dalam Soroy Lardo mengingatkan pentingnya mewaspadai fase kritis pada pasien penyakit demam berdarah dengue.
Menurut dia, masih banyak orang yang belum memahami bahwa fase kritis pada pasien demam berdarah dengue (DBD) terjadi di hari ketiga sampai keenam infeksi. Fase itu merupakan fase berbahaya yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal.
"Fase inilah titik kritis, angka kematian itu tinggi," kata Soroy, dikutip Rabu (13/3).
Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat
Soroy kemudian menguraikan tiga fase klinis penyakit DBD. Pada fase pertama, satu hingga tiga hari pertama infeksi, kadar virus pada tubuh tinggi dan terjadi peningkatan kekentalan darah disertai dehidrasi.
Soroy mengatakan, pada fase pertama, pasien DBD harus terhidrasi dengan baik, kebutuhan cairan tubuhnya harus dipastikan terpenuhi.
Fase kedua, hari ketiga hingga keenam infeksi, merupakan fase kritis. Pada fase ini dapat terjadi komplikasi seperti syok, perdarahan, dan kerusakan organ serta penurunan kadar trombosit darah.
Baca juga : DBD Dipastikan Merupakan Penyakit Berbahaya
Soroy mengatakan angka kematian pasien DBD pada fase kedua tergolong tinggi dan penanganan yang baik pada fase ini merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.
Sementara fase ketiga merupakan fase pemulihan. Pada fase ini, pasien umumnya direkomendasikan untuk beristirahat.
"Jadi, biasanya, saya menyarankan untuk istirahat lima hari karena bagaimanapun virus sisa itu masih ada dan pasien dalam tiga minggu masih dalam kondisi kadang-kadang lemah," kata Soroy.
Baca juga : DBD Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Tumbuh Kembang
Demam berdarah dengue disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang umumnya menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Soroy menjelaskan, gejala klinis yang umumnya dialami penderita DBD antara lain demam, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, mual, muntah, dan muncul bintik merah pada kulit.
Perkembangan penyakit tersebut, menurut dia, dipengaruhi oleh faktor seperti imunitas tubuh dan muatan virus.
"Pasien-pasien yang disertai dengan diabetes atau (penyakit) jantung tentu imunitasnya juga sudah menurun dan ini progres untuk berat itu bisa muncul. Lalu yang kedua adalah viral load atau muatan virus. Itu menggambarkan virulensi, pertumbuhan tinggi, atau berkonsekuensi terhadap respons imun tubuh," pungkas Soroy. (Ant/Z-1)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved