Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Posisi Struktural Perempuan di Ruang Redaksi Tentukan Berita Ramah Gender

Cri Qanon Ria Dewi
17/2/2024 17:35
Posisi Struktural Perempuan di Ruang Redaksi Tentukan Berita Ramah Gender
Ninuk Mardiana Pambudy.(MI/Cri Qanon Ria Dewi)

INDUSTRI media dinilai masih sangat didominasi laki-laki dan akan berpengaruh pada porsi pemberitaan tentang perempuan dan anak. Jumlah wartawan laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wartawan perempuan. 

"Jumlah perempuan wartawan tidak serta menentukan bahwa ruang redaksi akan menjadi lebih sensitif terhadap pengalaman serta kebutuhan perempuan dan anak," ucap wartawan senior Kompas yang juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PWI Pusat, Ninuk Mardiana Pambudy, dalam acara Silaturahmi Wartawati PWI yang merupakan rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta, pada Sabtu (17/2).

Meski demikian, menurut Ninuk, hal yang lebih menentukan ialah orang yang duduk di posisi pengambil keputusan. Dengan kata lain, jumlah wartawan perempuan tidak serta merta menentukan bahwa ruang redaksi akan menjadi lebih sensitif terhadap pengalaman dan kebutuhan perempuan dan anak.

Baca juga : Ketua Dewan Pers Nilai Perlu Perlindungan Hukum pada Wartawan Perempuan

Ia berpendapat penempatan perempuan dalam posisi struktural seperti editor, redaktur pelaksana, pemimpin redaksi ialah pengambil keputusan penting di ruang redaksi. "Semakin ke sini kesadaran mengenai pentingnya peran perempuan di ruang redaksi untuk memberikan informasi yang adil dan setara bagi perempuan dan anak, semakin meningkat," ujarnya. 

Menurut Ninuk, perempuan perlu ada di ruang redaksi dan dalam jumlah yang cukup, mulai dari posisi wartawan mula, madya, utama, hingga posisi pengembil keputusan. "Perempuan juga perlu berada dalam posisi pengambilan keputusan di bagian bisnis media massa (publisher) sebab bagian bisnis ikut menentukan berita atau artikel yang akan ditawarkan kepada pemasang iklan," katanya. 

Ia juga mengutarakan pemberitaan ramah gender, perempuan dan anak, dapat dikemas untuk menarik emosi audiens tanpa menjadi sensasional, sebagai hard news, atau berbentuk story telling. "Prinsip dasar mengenai jurnalisme ramah gender ialah menghindari menyalahkan korban dan berhati-hati saat mewawancarai korban agar korban tidak merasa diadili. Dalam pemberitaan, hindari melakukan kekerasan kepada korban secara verbal melalui teks, foto, grafis, video, dan audio," ujarnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya