Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Program Bebas Stunting dari Darya-Varia Turunkan Angka Stunting di Desa Cibatok II

Media Indonesia
06/2/2024 21:10
Program Bebas Stunting dari Darya-Varia Turunkan Angka Stunting di Desa Cibatok II
Media Gathering & Press Conference 'Generasi Sehat Bebas Stunting' yang digelar Darya-Varia di Jakarta, Selasa (6/2/2024).(Dok.Darya-Varia)

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (Darya-Varia), Selasa (6/2/2024), memberikan pemaparan tentang program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diusung sejak tahun 2018 dalam rangka pencegahan stunting.

Dalam melaksakana CSR cegah stunting, Darya-Varia bermitra dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)di bawah kerangka program Peningkatan Upaya Promotif dan Preventif dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sehat.

Dengan mengambil tema "Generasi Sehat Bebas Stunting", Darya-Varia memiliki komitmen untuk selalu mendukung program prioritas pemerintah di bidang kesehatan masyarakat, yang akhirnya dapat menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Baca juga : Damai Putra Group Gelar Peduli Cegah Stunting di Kelurahan Setia Asih Bekasi

Mengambil lokasi di Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, program Generasi Sehat Bebas Stunting dapat menurunkan angka stunting pada anak sebesar 80% secara bertahap selama 5 tahun berjalan berkat sinergi yang solid antara Darya-Varia dengan seluruh elemen masyarakat serta mitra terkait.

Di awal program tahun 2018, terdapat 68 anak yang mengalami stunting. Melalui berbagai program pencegahan dan edukasi, angka ini terus menurun dan pada tahun 2023 angka stunting berhasil ditekan dengan hanya 13 anak.

Presiden Direktur PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, dr. Ian Kloer, mengatakan,“Darya-Varia sebagai perusahaan farmasi yang bergerak di bidang kesehatan memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam implementasi program-program prioritas Pemerintah Indonesia di sektor kesehatan, termasuk program pengentasan stunting.”

Baca juga : Perangi Stunting, Herbalife Perbaiki Kualitas Hidup 15.000  Warga Mauk

“Stunting telah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan dan intervensi sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal," jelasnya.

"Upaya mengentaskan stunting di Indonesia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan bangsa”, lanjut dr. Ian Kloer.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting menyebabkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, penurunan kapasitas intelektual, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan.

Baca juga :  Relawan Puan Sosialisasikan Kelor sebagai Pencegah Stunting di Sukabumi

Menurut estimasi UNICEF, prevalensi stunting di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,8% pada tahun 2021.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

dr. Boy Abidin Sp.OG (K), dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dalam pemaparannya mengatakan, “Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain asupan gizi, status kesehatan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, lingkungan permukiman, pendapatan, kesenjangan ekonomi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan."

Baca juga : Perlu Kerja Sama Menyeluruh dalam Mengatasi Stunting di Tanah Air

"Oleh karena itu, stunting sudah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal,” terang dr.Boy.

Program-program yang dijalankan setiap tahunnya antara lain edukasi kesehatan secara umum kepada kader duta sehat, pelatihan peningkatan kompetensi bidan, pemberdayaan posyandu melalui pengadaan bahan makanan sehat dan peralatan kesehatan,.

Selain itu, pengecekan kesehatan gratis, mendukung pembangunan infrastruktur kesehatan seperti pembangunan Unit Kesehatan Sekolah, UKS) edukasi perilaku hidup sehat dan budaya cuci tangan di beberapa SD sekitar.

Baca juga : FKUI Gelar Pelatihan Pencegahan Stunting untuk Dokter di NTT

Yang kalah penting adalah edukasi tentang pemenuhan gizi pada anak, edukasi keterampilan orangtua mengasuh anak (parenting), dan edukasi seks dan kesehatan reproduksi dengan target siswa/i SMP untuk menekan angka pernikahan usia remaja.

Enjang Hariri, S.Ip, Sekretaris Desa Cibatok II juga menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi Darya-Varia yang telah melaksanakan berbagai program untuk membantu menurunkan angka stunting ini secara berkelanjutan."

"Dengan dukungan yang terus-menerus, desa Cibatok II ini berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan," ucap Enjang. (S-4)

Baca juga : Muslimat NU Jabar Dukung Puan Maharani dalam Melawan Stunting

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya