Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERUSAHAAN energi bersih yang menyediakan solusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap tanpa investasi untuk pelaku bisnis dan industri, Suryanesia, mendorong dampak lingkungan yang positif pada tahun 2023.
Suryanesia terus mebgembangkan proyek-proyek yang siap mengurangi 685 juta kg emisi karbon dioksida selama masa pakainya.
Selama ini, banyak pelaku bisnis di Indonesia ingin memanfaatkan PLTS atap untuk menghemat biaya listrik dan mengurangi jejak karbon.
Baca juga : SUN Energy Targetkan Pemasangan PLTS Atap Tahun Depan Meningkat
Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang menghambat pemanfaatannya, termasuk biaya investasi yang tinggi, kompleksitas aspek teknis, kendala pada struktur dan atap bangunan, serta banyaknya perizinan yang diperlukan.
Memahami tantangan-tantangan tersebut, Suryanesia hadir dengan solusi Solar-as-a-Service (SaaS) untuk membantu para pelaku bisnis dan industri menggunakan PLTS atap.
Dengan SaaS, Suryanesia dengan mitranya menanggung biaya investasi sistem dan mengurus seluruh aspek implementasi secara end-to-end dari desain teknis, kajian struktur dan atap bangunan, perizinan, instalasi, hingga pemeliharaan sistem selama jangka panjang agar pelanggan dapat menikmati penghematan biaya dan pengurangan emisi dengan mudah dan lugas.
Baca juga : Dukung GNSSA, Xurya Ajak Para Pelaku Industri Gunakan Energi Terbarukan
Rheza Adhihusada, CEO Suryanesia, mengatakan,"Kami selalu melakukan yang terbaik untuk menyediakan solusi optimal bagi kebutuhan khusus masing-masing klien dan mengatasi segala kendala yang dihadapi."
"Sebagai contoh, kami menyesuaikan penawaran komersial berdasarkan penghematan dan jangka waktu perjanjian yang diminati klien, merekomendasikan penguatan struktur yang hemat biaya dan tidak mengganggu aktivitas operasional di lokasi, dan memperoleh segala perizinan untuk mempermudah proses penggunaan PLTS atap bagi klien,” papar Rheza dalam keterangan, Senin (5/2/2024).
Dengan tim in-house yang berpengalaman dalam aspek teknis, perizinan, dan manajemen proyek PLTS atap, Suryanesia memberikan solusi komprehensif bagi pelanggannya.
Baca juga : Gandeng Xurya, Serena Resmikan PLTS Atap untuk Tekan Jejak Karbon Perusahaan
“Sebagai mitra jangka panjang bagi klien kami, membangun sistem yang aman, berkinerja tinggi dan handal dalam jangka panjang merupakan prioritas utama," jelas Nikesh Shamdasani, Head of Engineering Suryanesia.
"Semua sistem kami menggunakan panel surya Tier-1 dengan teknologi terbaru dan yang telah disertifikasi SNI, serta memiliki garansi kinerja 25 hingga 30 tahun," teranya.
"Kami juga memprioritaskan faktor keamanan klien, termasuk dengan melakukan kajian kelayakan struktur bangunan dengan penambahan beban panel surya, sesuai dengan standar internasional dan SNI,” tambah Nikesh Shamdasani.
Baca juga : Perusahaan Startup Mulai Usung Konsep Hijau dengan PLTS Atap
Sejalan dengan komitmen Suryanesia terhadap dekarbonisasi, Suryanesia berharap SaaS dapat membantu pelaku bisnis untuk mencapai tujuan keberlanjutannya serta mendukung transisi energi Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. (S-4)
PLN akan membangun pula pembangki listrik tenaga surya (PLTS), serta pembangkit listrik tenaga bayu atau angin dengan potensi kapasitas masing-masing sebesar 5 Gigawatt
Indonesia dinilai perlu memperkuat rantai pasok industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sehingga dapat bersaing dalam teknologi modul surya.
Pengembang PLTS hanya dianjurkan untuk menggunakan komponen dalam negeri untuk mendapatkan nilai TKDN yang lebih tinggi
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
PLN mengusung konsep state of the art of technology, dan komitmen membangun kelistrikan IKN yang green, smart berbasis Artificial Intelligence (AI), dan beautiful.
Gereja Katedral Jakarta sekaligus mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai gereja pertama di Indonesia yang memiliki panel surya.
DIREKTUR Jenderal Hak Asasi Manusia (HAM) Kementerian Hukum dan HAM, Dhahana Putra, mengaku prihatin dengan tingkat polusi udara di Jakarta.
Inovasi utama kegiatan tersebut adalah pemasangan smart charger box yaitu kotak pengisian daya yang sepenuhnya menggunakan tenaga dari panel surya.
Ini merupakan bagian pertama dari sejumlah langkah untuk menambah panel surya pada delapan panel surya di ISS yang telah beroperasi tanpa henti sejak Desember 2000.
Laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Energi (DOE) mengatakan tenaga surya dapat menyumbang sebanyak 40% dari pasokan listrik pada 2035 dan 45% pada 2050.
Amerika Serikat telah mengadopsi Inflation Reduction Act (IRA) yang berisi investasi, subsidi, dan pemotongan pajak senilai US$370 miliar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved