Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KONSEP hunian yang mengedepankan keramahan pada lingkungan sedang menjadi primadona. Hal ini terlihat dari ketertarikan kaum milenial yang lebih memilih rumah tinggal dengan konsep ramah lingkungan, desain open space, hingga penggunaan perangkat rumah tangga berbasis teknologi pintar. Melihat pasar properti yang masih akan terus tumbuh, pengembang pun mulai gencar melirik ketertarikan tersebut dengan menghadirkan rumah yang memberikan kenyamanan sekaligus efisiensi bagi penghuninya.
"Penerapan konsep ramah lingkungan kami hadirkan melalui desain rumah yang memungkinan cahaya masuk berlimpah, serta sirkulasi udara yang baik. Kami ingin rumah tidak sekadar menjadi tempat singgah tetapi juga bertumbuh secara sehat, perumpamannya tumbuhan pun dapat berkembang baik meski berada di dalam rumah," kata COO Synthesis Development Aldo Daniel dalam talkshow spesial Synthesis Huis x Media Indonesia yang bertajuk Eco Living, Hunian Modern, Gaya Hidup, dan Energi Terbarukan, Sabtu (22/3).
Aldo menjelaskan, desain dan konsep rumah tinggal Synthesis Huis di kawasan Cijantung, Jakarta Timur ini dibuat saat masa pandemi covid-19. Karena itu, pengembang ingin menghadirkan hunian yang sehat melalui sirkulasi udara dan cahaya yang baik. Selain itu, di setiap dua rumah tinggal dibangun selasar yang ditumbuhi pepohonan. Hal ini menjadi keharusan untuk menciptakan ruang terbuka hijau yang banyak sehingga warga merasa nyaman.
Perihal teknologi, Aldo menyebut setiap rumah dibekali smart door lock. Kemudian, pihaknya juga memasang seperti bak tadah hujan yang fungsinya untuk menampung air hujan. Nantinya, air hujan bisa digunakan untuk menyiram tanaman maupun masuk dalam penampungan flushing water closet (wc).
"Yang terpenting, kami ingin menjadi pengembang yang responsible. Menciptakan hunian aman, nyaman, serta ramah lingkungan. Hal lain yang kami pikirkan adalah soal adanya sumur resapan, instalasi kabel listrik sehingga kalau ingin tambah daya tidak perlu narik kabel, kemudian juga pengelolaan air kotor kami pikirkan," ungkapnya.
Bicara soal kesadaran pengembang terkait konsep hijau dan berkelanjutan, disebut akademisi dan praktisi Fakultas Teknik Universitas Pancasila Reza Abdu Rahman, sudah mulai terlihat. Salah satu hal yang memungkinkan untuk dikerjakan oleh pengembang yakni pemasangan panel surya sebagai bagian dari mengurangi emisi karbon. Sebagai negara dengan jumlah curah matahari yang lebih banyak dibanding negara lain, maka salah satu teknologi energi baru terbarukan yang mudah dan tepat diterapkan di kawasan perkotaan serta hunian adalah panel surya. Meski begitu, Reza juga menekankan jika gaya hidup berkelanjutan bisa dimulai dari hal-hal kecil salah satunya luasan lahan untuk ruang terbuka hijau yang banyak.
"Paling mudah dan tepat digunakan untuk kawasan perkotaan yang panel surya. Misal dalam kawasan hunian, lampu penerangan jalannya bisa menggunakan panel surya. Kalau untuk rumah tentu bisa dilakukan dan tidak harus langsung mengikuti daya listrik yang terpasang, karena sifat panel surya itu bisa ditambah, difokuskan terlebih dahulu penggunaan prioritas untuk bagian apa. Ini menjadi salah satu upaya paling dekat yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi karbon," tutur Reza.
Acara diskusi ini pun dilengkapi dengan coaching clinic panel surya dari akademisi Fakultas Teknik Universitas Pancasila Vector Anggit Pratomo, dan dimeriahkan oleh komunitas Koleksi yang merupakan gabungan dari pemilik mobil elektrik di Indonesia. Bahasan energi terbarukan, hunian ramah lingkungan, dan pemilik kendaraan elektrik ini sangat bertalian erat. Karena itu, diskusi menjadi meriah dengan hadirnya banyak pertanyaan dari teman-teman koleksi yang penasaran tentang keterkaitan teknologi ramah lingkungan dengan kendaraan yang mereka miliki. Acara yang berlangsung di Club House Synthesis Huis Cijantung ini diakhiri dengan buka puasa bersama dan kesempatan menjajal atau test drive mobil listrik.(Wnd)
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Penelitian dan pilot project perlu digencarkan untuk menyesuaikan algoritma machine learning dengan kondisi geologi Indonesia.
Seluruh sumber energi untuk menghasilkan hidrogen masih berkaitan dengan bawah permukaan bumi .Geofisika menjadi salah satu disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasinya.
PERUSAHAAN tambang Mitrabara Adiperdana memperluas kegiatan usaha di bidang energi baru terbarukan, industri agro, infrastruktur, dan jasa pertambangan.
Selain fasilitas perpajakan, APBN juga dialokasikan ke berbagai kementerian/lembaga untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Indonesia dan Swiss berkomitmen untuk terus mempererat kerja sama dalam pengembangan energi bersih melalui PLTA berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved