Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM memperingati Hari Gizi dan Pangan Nasional ke-64 pada tanggal 25 Januari, fokus utama adalah urgensi konsumsi protein hewani sebagai langkah preventif dalam mengatasi masalah stunting. Tidak hanya sebagai acara tahunan biasa, peringatan ini dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya penanganan gizi di Tanah Air.
Setiap tahun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan tema dan slogan berbeda untuk Hari Gizi Nasional. Tema "MPASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" dengan slogan "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas" dipilih tahun ini, sejalan dengan permasalahan serius stunting yang masih menjadi tantangan utama di Indonesia.
Tema dan slogan tersebut terinspirasi Profesor Poorwo Soedarmo, yang memiliki peran kunci dalam sejarah Hari Gizi Nasional. Beliau adalah kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada tahun 1950-an dan mendirikan Sekolah Juru Penerang Makanan pada 25 Januari 1951.
Baca juga: Kondisi Stunting Bisa Diperbaiki Asalkan...
Sejak berdirinya sekolah tersebut, pendidikan tenaga gizi terus berkembang di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kesepakatan untuk memperingati Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari diambil pada pertengahan 1960-an oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) dan diambil alih oleh Direktorat Gizi Masyarakat pada tahun 1970 sampai sekarang.
Terkait tema tahun 2024, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya konsumsi protein hewani sebagai bagian dari solusi pencegahan stunting, serta mengenang sejarah dan perkembangan Hari Gizi dan Pangan Nasional sebagai komitmen bersama dalam meningkatkan kesehatan dan gizi di Indonesia.
Baca juga: Butuh Komitmen Kuat Tangani Stunting
Membicarakan hari gizi sangat erat hubungannya dengan Profesor Poorwo Soedarmono. Profesor Poorwo Soedarmo adalah kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada tahun 1950-an. Beliau memainkan peran kunci dalam penetapan hari peringatan ini.
Pada 25 Januari 1951, beliau mendirikan Sekolah Juru Penerang Makanan oleh Lembaga Makanan Rakyat, hal itu menjadi tonggak awal dalam pengkaderan gizi di Indonesia.
Sejak berdirinya sekolah tersebut, pendidikan tenaga gizi terus berkembang di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kesepakatan untuk memperingati Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari diambil pada pertengahan 1960-an oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) dan kemudian diambil alih Direktorat Gizi Masyarakat tahun 1970 sampai sekarang.
Terkait tema yang diusung tahun 2024 ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya konsumsi protein hewani sebagai bagian dari solusi pencegahan stunting, serta mengenang sejarah dan perkembangan Hari Gizi dan Pangan Nasional sebagai komitmen bersama dalam meningkatkan kesehatan dan gizi di Indonesia.
Stunting adalah kondisi kurangnya pertumbuhan linier pada anak-anak, biasanya terjadi pada fase perkembangan awal mereka. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar normal seharusnya untuk usia mereka.
Stunting juga dapat disebabkan oleh faktor kekurangan gizi, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga dua tahun pertama setelah kelahiran.
Untuk pencegahan stunting, perlunya asupan gizi seimbang dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral guna memastikan keseimbangan nutrisi yang mendukung kesehatan tubuh.
Selain itu, adapun manfaat yang akan didapat jika makan dengan rumus seperti itu, antara lain
(Z-3)
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
ASUPAN protein hewani merupakan hal yang tidak boleh disepelekan dalam mendukung pertumbuhan anak. Kandungan asam amino lengkap di protein hewani tak bisa digantikan.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Kekurangan protein hewani tidak hanya mengganggu proses kehamilan dan persalinan, tapi juga dapat menghambat penyembuhan luka operasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved