Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis kebidanan dan kandungan Keven Tali mengatakan penularan human papillomavirus (HPV) tidak hanya melalui kontak seksual tetapi juga dari ibu ke bayi dalam proses persalinan.
"Saat ibu melahirkan secara pervaginam, bayinya masuk ke liang vagina, di mana di liang vagina atau di serviks atau vulva itu ada virus. Saat bayinya lewat situ, dia (virus) bisa terhirup," kata Keven, dikutip Kamis (21/12).
Kemudian, sambung Keven, saat virus masuk ke tubuh bayi dan sistem imunnya tidak bisa melawan virus, virus akan bertambah banyak dan bertahan di dalam tubuh.
Baca juga: HPV Ternyata Juga Sebabkan Kanker Anus
Kondisi ini dinamakan reccurent respiratory papillomatosis (RRP), yakni sebuah penyakit kronis yang disebabkan HPV.
Merujuk dari Cleveland Clinic, ada dua jenis HPV yakni HPV 6 dan HPV 11 yang menyebabkan RRP. Kedua jenis ini sama seperti yang menyebabkan sebagian besar kasus kutil kelamin. HPV juga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, antara lain kanker serviks dan kanker laring.
Selain persalinan pervaginam, RRP juga dialami bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar.
Baca juga: Vaksin HPV Paling Optimal Diberikan Saat Praremaja
Lalu, demi mencegah bayi terinfeksi HPV perlukah jalan lahir atau serviks ibu disterilkan? Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta berkata tidak perlu.
"Karena kita butuh ada transmisi bakteri baik dari ibu ke bayi, biar pencernaannya bagus, paru-parunya bagus. Jadi kalau ibunya sehat yang ditransfer mayoritas bakteri baik buat kesehatan bayi," kata dia.
Baik Keven maupun Denta menambahkan, HPV bisa pindah atau menular dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain melalui kontak seksual, bisa genital ke genital, manual ke genital misalnya tangan atau segala hal yang bersentuhan lalu sentuh orang lain, dan oral ke genital.
Oleh karena itu, menurut mereka, perilaku seksual yang baik itu menentukan seseorang terhindar dari infeksi HPV. (Ant/Z-1)
Diet kaya akan antioksidan, karotenoid, flavonoid, dan folat dapat membantu melawan infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin. Penularannya melalui hubungan seksual. Cegah bahayanya dengan vaksinasi dan skrining teratur.
Remaja putri perlu mendapat vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks, juga pemeriksaan USG perut untuk mendeteksi tumor/kanker organ reproduksi.
Gaya hidup yang baik, olahraga yang baik, deteksi dini, dan melakukan vaksinasi itu sudah cukup untuk menghindari seorang perempuan dari kanker serviks.
Kanker serviks umumnya baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting bagi perempuan yang aktif secara seksual untuk melakukan skrining rutin.
Kanker serviks yang umumnya terjadi pada kaum wanita disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). Dari berbagai jenis HPV ini, tipe 16 dan 18 dianggap menjadi faktor utama
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Ikatan batin antara seorang ibu dan anak harus dioptimalkan, terutama di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Ibu yang mengalami baby blues diminta berusaha mengungkapkan emosi yang dirasakan kepada pasangan maupun orang-orang terdekat agar bisa segera mengatasi masalah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved