Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
BADAN Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyatakan bahwa lembaga pendidikan tinggi harus menjadi role model program moderasi beragama yang saat ini terus digaungkan pemerintah dan menjadi program prioritas.
"Ini bertujuan untuk mendiseminasikan moderasi beragama dengan baik. Sehingga moderasi beragama bukan hanya sebuah tutorial, indoktrinasi, tapi menjadi program dan implementasi di lembaga pendidikan," kata Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno seperti dilansir dari Antara, Rabu (22/11).
Pernyataan Suyitno tersebut disampaikan pada diskusi publik Ekspos Inovasi Moderasi Beragama: Penguatan Moderasi Beragama untuk Generasi Milenial (Sekolah, Madrasah, dan Madrasah Moderasi) yang diselenggarakan di Gadjah Mada University Club (UC) UGM, Yogyakarta.
Ia menjelaskan lembaga pendidikan adalah lembaga yang paling otoritatif menyemai moderasi beragama, dari mulai konseptual sampai implementasi. Para ahli berkumpul di lembaga pendidikan mulai paling dasar (Paud) hingga perguruan tinggi.
"Universitas Gadjah Mada (UGM), sangat welcome terhadap apa yang disebut dengan toleransi beragama, yang di dalamnya itu menjadi bagian penting dari indikator moderasi beragama," katanya.
Baca juga:
> Moderasi Beragama Harus Diwujudkan bukan hanya Narasi
> Kemenag Umumkan Juara Lomba Musik Moderasi Beragama
Pada Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, kata Suyitno, Kemenag diberikan mandatori yang beranggotakan semua K/L. Pada saatnya nanti, Kemenag akan melakukan evaluasi memantau capaian moderasi beragama di semua K/L. Artinya, program ini bukan hanya dalam bentuk seremonial dalam bentuk yang sifatnya formalitas semata, tapi harus ada dampak nyata.
Suyitno menjelaskan penguatan moderasi beragama yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang Diklat, dilakukan dengan berbagai program. Misal, lomba musik moderasi beragama, lomba film moderasi beragama, hingga lomba inovasi moderasi beragama.
Moderasi beragama, kata dia, tidak harus konseptual, legal formal, tidak harus selalu dalam bentuk penguatan yang bentuknya teori, tetapi bisa dilakukan inovasi-inovasi seperti pada film dan musik
"Program inovasi moderasi beragama melalui berbagai genre musik, mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari kalangan gen Z. Musik, mereka sangat keren dan luar biasa, mampu menciptakan liriknya, not-nya, sampai pada aransemennya," katanya. (Z-6)
BPIP dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar diskusi bertajuk “Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Kebangsaan dalam Menjaga Moderasi Beragama di Indonesia”. Edukasi Pancasila
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Kementerian Agama menggagas Gerakan Ekoteologi, yaitu pendekatan keagamaan yang mendorong kepedulian lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Wasathiyah sejatinya mengantarkan manusia ke kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.
Empat siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan Yayasan Pendidikan Astra menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Program Studi Pendidikan Tata Busana & Desain Mode, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), berkolaborasi dengan Asia Fashion Show Indonesia 2025.
Pentingnya membumikan Pancasila melalui Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti) menerima sertifikat ISO 21001:2018 untuk Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan.
Indonesia–Korea Higher Education Forum (IKHEF) 2025 sukses digelar pada 13 Agustus lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved