Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyatakan bahwa lembaga pendidikan tinggi harus menjadi role model program moderasi beragama yang saat ini terus digaungkan pemerintah dan menjadi program prioritas.
"Ini bertujuan untuk mendiseminasikan moderasi beragama dengan baik. Sehingga moderasi beragama bukan hanya sebuah tutorial, indoktrinasi, tapi menjadi program dan implementasi di lembaga pendidikan," kata Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno seperti dilansir dari Antara, Rabu (22/11).
Pernyataan Suyitno tersebut disampaikan pada diskusi publik Ekspos Inovasi Moderasi Beragama: Penguatan Moderasi Beragama untuk Generasi Milenial (Sekolah, Madrasah, dan Madrasah Moderasi) yang diselenggarakan di Gadjah Mada University Club (UC) UGM, Yogyakarta.
Ia menjelaskan lembaga pendidikan adalah lembaga yang paling otoritatif menyemai moderasi beragama, dari mulai konseptual sampai implementasi. Para ahli berkumpul di lembaga pendidikan mulai paling dasar (Paud) hingga perguruan tinggi.
"Universitas Gadjah Mada (UGM), sangat welcome terhadap apa yang disebut dengan toleransi beragama, yang di dalamnya itu menjadi bagian penting dari indikator moderasi beragama," katanya.
Baca juga:
> Moderasi Beragama Harus Diwujudkan bukan hanya Narasi
> Kemenag Umumkan Juara Lomba Musik Moderasi Beragama
Pada Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, kata Suyitno, Kemenag diberikan mandatori yang beranggotakan semua K/L. Pada saatnya nanti, Kemenag akan melakukan evaluasi memantau capaian moderasi beragama di semua K/L. Artinya, program ini bukan hanya dalam bentuk seremonial dalam bentuk yang sifatnya formalitas semata, tapi harus ada dampak nyata.
Suyitno menjelaskan penguatan moderasi beragama yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang Diklat, dilakukan dengan berbagai program. Misal, lomba musik moderasi beragama, lomba film moderasi beragama, hingga lomba inovasi moderasi beragama.
Moderasi beragama, kata dia, tidak harus konseptual, legal formal, tidak harus selalu dalam bentuk penguatan yang bentuknya teori, tetapi bisa dilakukan inovasi-inovasi seperti pada film dan musik
"Program inovasi moderasi beragama melalui berbagai genre musik, mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari kalangan gen Z. Musik, mereka sangat keren dan luar biasa, mampu menciptakan liriknya, not-nya, sampai pada aransemennya," katanya. (Z-6)
BPIP dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar diskusi bertajuk “Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Kebangsaan dalam Menjaga Moderasi Beragama di Indonesia”. Edukasi Pancasila
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Kementerian Agama menggagas Gerakan Ekoteologi, yaitu pendekatan keagamaan yang mendorong kepedulian lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Wasathiyah sejatinya mengantarkan manusia ke kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved