Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dosen UI Bekali bagi Calon Pemagang ke Jepang

Media Indonesia
31/10/2023 12:50
Dosen UI Bekali bagi Calon Pemagang ke Jepang
Pembekalan bagi calon pemagang ke Jepang oleh beberapa dosen UI.(Dok.Ist)

Sejumlah dosen dari Universitas Indonesia terjun ke lapangan melakukan pengabdian masyarakat melalui  sebuah LPK di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

”Ada beberapa dosen dari fakultas Ilmu Administrasi jurusan administrasi Niaga dan vokasi Universitas Indonesia yang dilibatkan di kegiatan masyarakat in, ” papar Dr. Effy Z.Rusfian, selaku ketua PkM Universitas Indonesia dalam keterangan persnya, Senin (30/10).

Jani Siswandari, selaku Direktur LPK Bangkit Indonesia yang rutin mengirimkan siswa-nya di perbagai Industri di Jepang menyambut baik program pengabdian masyarakat.

”Pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia akan melekatkan antara dunia akademis dan dunia kerja khususnya empowerment untuk sumber daya manusia”, ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Pengabdian masyarakat ini digelar selama 2 sesi berturut turut di hari Sabtu di bulan Oktober 2023 dengan mengusung tema Pemagangan Trainee/Kenshusei ke Jepang dalam memahami Corporate Culture dan Tata Kelola Kerja Jepang menghadirkan 2 seminar yang diikuti para trainee dari LPK Bangkit Indonesia yang bersiap bekerja magang di Jepang.

Program seminar yang digelar adalah ”Kaizen dan Penerapan 5S di Industri Jepang” yang diisi oleh narasumber Donny Oktavian Syah, PhD, yang merupakan dosen jebolan dari Nagoya University di Jepang. Di topik tersebut disinggung tentang budaya Kaizen (continuous improvement) yang biasa diterapkan di industri Jepang, termasuk juga penerapan 5S (Seiri-Seiton-Seiso-Seiketsu-Shitsuke) yang biasa dipakai di industri manufaktur Jepang.

Sementara di seminar berikutnya bertajuk ”Komunikasi Antar Budaya” yang diintrodusir oleh narasumber dari akademisi Vokasi, Dr. Rahmi Setiawati. Di pelatihan ini, Rahmi menyoroti pentingnya memahami komunikasi antar budaya ini, karena dengan bisa memahami proses yang didalamnya, gegar budaya (cultural shock) bisa direduksi.

Keberangkatan kerja di tempat yang kulturnya berbeda perlu dipahami agar tidak kaget berada di lingkungan kerja yang budayanya di Jepang. Pelatihan ini mengundang banyak perhatian dan pertanyaan dari peserta training yang akan berangkat ke Jepang.

Para siswa di LPK Bangkit Indonesia dilatih untuk belajar dan berkomunikasi dalam bahasa Jepang, mulai menulis dalam huruf hiragana, katakana, dan kanji agar dapat diimplementasikan ketika magang. Disamping itu juga belajar memahami budaya Jepang.

”Dengan belajar secara serius dan terstruktur dari Senin sampai Jumat, , diharapakan para siswa yang akan berangkat ke Jepang akan siap mentalnya”, jelas Taufik, salah satu sensei (guru pengajar) di LPK Bangkit Indonesia.

Rencananya para pemagang (kenshusei) yang magang di industri Jepang akan magang kerja selama 3 tahun di perusahaan (industri Jepang). (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya