Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBANYAK 3,46 juta keluarga di 3.281 desa di Indonesia berpotensi tinggi mengalami kerawanan kekeringan akibat El Nino. Data itu harus menjadi alarm bersama dalam mengantisipasi bencana.
"Potensi bencana ini kalau tidak kita kelola dengan baik akan mengakibatkan risiko bencana yang besar," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Minggu (15/10).
Muhadjir mengatakan dari 3,45 juta keluarga itu, 8,84 persen diantaranya tergolong miskin ekstrem. Penanganan bencana penting agar tidak memperparah kemiskinan dan menurunkan ketahanan masyarakat terhadap bencana.
Baca jugal: Desa Terlanda Kekeringan di Pantura Timur Jawa Tengah Bertambah Lagi
"El Nino berpotensi memicu bencana kekeringan yang parah, karhutla (kebakaran hutan dan lahan), dan kelaparan, serta memiliki efek domino pada kesejahteraan masyarakat," jelas dia.
Muhadjir menyebut wilayah Indonesia yang berpotensi terjadi kekeringan, yakni Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sebagian wilayah di Jawa dan Bali diprediksi turut mengalami fenomena serupa.
Baca juga: Cuaca Panas akibat El Nino dan Suhu Bumi Tinggi
"Fenomena El Nino yang saat ini melanda banyak negara perlu terus dicermati bersama agar dampaknya tidak meluas ke berbagai sektor," tegas dia. (Medcom/Z-6)
Karhutla di Kawasan Penyangga Taman Nasional Jambi
Karhutla sudah terjadi di kawasan Gunung Tilu, Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel
Pembangunan kedua embung tersebut, dananya berasal dari CSR BUMD Kabupaten Kuningan.
KARHUTLA di wilayah Jawa Barat kembali terjadi sejak Sabtu (24/8) malam di tujuh lokasi. Api membakar lahan dan hutan di Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Subang.
Warga eks Timor Timur Terdampak Kekeringan
Dampak kemarau panjang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis pangan
Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Majalengka akan berakhir Selasa (31/10).
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani bahkan harus merogoh uang untuk membeli air.
Bencana pertanian itu terjadi di tiga kecamatan.
Saat ini pihaknya masih rutin melakukan distribusi air bersih ke Kelurahan Argasunya. Hingga kini masyarakat di sana masih membutuhkan air bersih
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved