Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENGGUNAAN ilmu fisika di dunia kesehatan sudah banyak diterapkan untuk diagnosis dan pengobatan suatu penyakit dengan memanfaatkan radiasi pengion.
Dalam penggunaan alat-alat radiasi yang memiliki tingkat risiko tinggi, ilmu fisika medis berperan untuk menekan risiko tersebut, sehingga radiasi yang dihasilkan oleh alat medis tersebut lebih banyak mendatangkan manfaat dibandingkan risiko. Hal inilah yang dipelajari oleh lulusan Fisika Medis, seorang fisikawan medik.
Sebagai contoh, untuk terapi kanker dibutuhkan radioterapi untuk mematikan sel kanker pada tubuh penderita. Salah satu alat yang banyak digunakan untuk terapi ini adalah Akselerator Linear (LINAC).
Dalam melakukan quality assurance dan quality control alat-alat tersebut, fisikawan medik memiliki peranan yang sangat penting. Selain itu, fisikawan medik juga berperan dalam treatment planning system (TPS), yang mencakup pengelolaan data berkas dan perhitungan hasil planning bagi pasien yang menjalani radioterapi.
Berdasarkan data Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Indonesia membutuhkan minimal 1.500 fisikawan medik dengan perhitungan distribusinya, Jawa dan Bali membutuhkan sekitar 1.100 fisikawan medik.
Indonesia bagian Barat dan Timur masing-masing membutuhkan 200 fisikawan medik. Hingga September 2019, Indonesia hanya memiliki 282 Fisikawan Medik dengan 107 tenaga di bidang Radioterapi, 160 bidang radiodiagnostik, dan 15 fisikawan medik di bidang Kedokteran Nuklir.
baca juga: Pembangunan TPA Harus Dihentikan, Sampah Harus Diolah Sendiri
Di Indonesia baru ada 13 universitas yang memiliki program studi Fisika Medis. Berdasarkan data anggota Aliansi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI). Universitas Matana, menjadi salah satu di antaranya memiliki Prodi Fisika Medis di bawah Fakultas Sains, Teknologi, dan Matematika (FSTM).
Jurusan ini mempelajari 3 sub-bidang dalam Fisika Medis yaitu Radiodiagnostik, Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir. Kurikulum yang digunakan telah mengadopsi standar yang dikeluarkan oleh Physical Society Indonesia (PSI) dan Aliansi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI).
“Peluang karir dari lulusan Fisika Medis sangat luas. Di Matana sendiri, lulusannya sudah ada yang bekerja di perusahaan alat medis, ada yang sedang dalam persiapan studi lanjut dan mempersiapkan untuk mengambil program pendidikan profesi fisikawan medik," kata Josua Timotius Manik, Ketua Program Studi Fisika Universitas Matana, Sabtu (7/10).
"Saat ini kami telah memiliki dan terus menambah kerjasama pendidikan dan penelitian dengan berbagai rumah sakit terkemuka di Indonesia dalam rangka untuk memberikan pengalaman belajar yang luas bagi mahasiswa kami," pungkasnya. (N-1)
PAKAR Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono, berpendapat sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia perlu mengambil sikap yang jelas dan tegas atas perang Iran-Israel.
Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata bilateral dengan Iran pada Selasa (24/6).
Berlin tengah memantau perkembangan di Selat Hormuz secara seksama.
Tujuh pesawat B-2 terlibat langsung dalam pengeboman terhadap tiga lokasi nuklir utama Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Militer Israel menyatakan Iran telah meluncurkan lebih banyak rudal ke arah Israel pada Senin (23/6).
Serangan AS diklaim berjalan mulus tanpa diketahui oleh sistem pertahanan udara Iran.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved