Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Sejarah dan Tema Hari Kesaktian Pancasila

Alfredo Sitompul
01/10/2023 14:25
Sejarah dan Tema Hari Kesaktian Pancasila
Muralis menggambar wajah Pahlawan Revolusi yang gugur pada peristiwa G30S PKI di Cimindi, Cimahi, Jawa Barat, Selasa (27/9/2022).(Antara/Raisan Al Farisi.)

HARI Kesaktian Pancasila merupakan salah satu peringatan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia setiap 1 Oktober. Peristiwa sejarah ini berkaitan dengan tragedi gerakan 30 September 1965 atau biasa dikenal dengan nama G30S/PKI.

Hari Kesaktian Pancasila dilakukan oleh Presiden Soeharto yang berdasarkan SK Nomor 153 Tahun 1967 dan masyarakat diharapkan selalu paham akan ideologi bangsa Indonesia yang tidak dapat berubah dalam kondisi apapun. Seperti yang tertulis dalam dokumen terpilih dalam G30S/PKI (1997), pada 24 September 1966, Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian mengusulkan supaya peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga dilakukan oleh seluruh jajaran Angkatan Bersenjata.

Nah, bagi kamu yang ingin mengenal sejarah tentang Hari Kesaktian Pancasila. Simak penjelasan berikut! 

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Hari Lahir Pancasila merupakan hari awal mula Pancasila sebagai lambang negara yang diperingati setiap 1 Juni. Sementara itu, Hari Kesaktian Pancasila berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI yang terjadi pada 30 September 1965.

Baca juga: Menengok Sejarah Peristiwa G-30S/PKI

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal senior dan beberapa orang lain dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI. Berikut enam perwira tinggi yang menjadi korban dalam G30S/PKI: 

1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi).

2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi).

Baca juga: Tokoh Penting yang Terlibat dalam G30S/PKI dan Korban

3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan).

4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen).

5. Brigjen Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik).

6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat).

Selain beberapa nama perwira tinggi tersebut, terdapat beberapa korban lain dari kejadian G30S/PKI.

1. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena).

2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Koren 072/Pamungkas, Yogyakarta).

3. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakata).

Pascapembunuhan terhadap beberapa perwira dan korban lain, PKI kemudian menguasai dua sarana komunikasi vital yakni RRI yang terletak pada jalan Merdeka Barat dan kantor telekomunikasi terletak di Jalan Merdeka Selatan. 
Kemudian PKI menyiarkan pengumuman tentang gerakan 30 September yang ditujukan kepada para perwira tinggi anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintah melalui siaran RRI dan memberitahukan juga terhadap pembentukan Dewan Revolusi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel (Letkol) Untung Sutopo. 

Kemudian, Mayor Jenderal Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dilantik oleh Soekarno di Istana Negara pada 16 Oktober 1965. Berikut kutipan amanat Soekarno kepada Soeharto ketika disumpah! 

"Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat pimpinannya saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan daripada Republik Indonesia. Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri di atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di atas Nasakom, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri atas prinsip Manipol-USDEK.

Manipol-USDEK telah ditentukan oleh lembaga kita yang tertinggi sebagai haluan negara Republik Indonesia. Oleh karena Manipol-USDEK ini merupakan haluan daripada negara Republik Indonesia, maka dia harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita. Oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya jikalau kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimat ini, kita semuanya, maka barulah revolusi kita bisa jaya.

Soeharto sebagai panglima Angkatan Darat dan sebagai Menteri dalam kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta kita."

Pada 11 Maret 1966, Soekarno memberi kekuasaan tak terbatas melalui Surat Perintah Sebelas Maret kepada Soeharto. Ia memerintahkan kepada Soeharto untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengembalikan ketenangan dan untuk melindungi keamanan pribadi dan wibawanya.

Kekuatan tak terbatas ini lantas digunakan pertama kali oleh Soeharto untuk melarang PKI. Namun, Soekarno tetap dipertahankan sebagai Presiden Tituler Diktatur Militer itu sampai Maret 1967 sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.

Untuk mengenang peristiwa yang hampir mengancam keberadaan ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, pada masa pemerintahan orde baru dikeluarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 17 September 1966 (Kep 977/9/1966) yang menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Tema Hari Kesaktian Pancasila 2023 

Tema Hari Kesaktian Pancasila 2023 tercantum dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 31328/MPK.F/TU.02.03/2023 tentang Penyelenggaraan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2023. Adapun tema yang diusung ialah Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju.

Berikut tujuan Hari Kesaktian Pancasila yang selalu diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia.

1. Mengingat perjuangan pahlawan sebagai usaha untuk membentengi peranan Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai ideologi bangsa.

2. Meningkatkan kembali rasa nasionalisme dan patriotisme yang mulai luntur.

3. Sebagai penghormatan terhadap seluruh pahlawan yang berguguran dalam melakukan tugasnya untuk melindungi Pancasila. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya