Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Aru Wicaksono Sudoyo mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker.
"Sebanyak 90% penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, polusi udara," ujar Aru, dikutip Senin (25/9).
Pada kesempatan itu, Aru membahas kualitas udara di Jakarta juga kota-kota sekitarnya yang semakin lama semakin buruk akibat polusi dari emisi kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang mengelilingi kota.
Baca juga: Ini Dampak Polusi Udara yang Terhirup Tubuh dan Cara Antisipasinya
Meski risiko polusi udara terhadap kanker hanya sebanyak 2%, pencemaran udara ini, menurutnya, tetap dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia.
"Polusi udara hanya 2% memang, tapi 2% dari jumlah (populasi) besar, ya besar juga angkanya," kata dia.
Selain asap rokok, Aru menyebut asap kendaraan juga termasuk karsinogenik, yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker.
Baca juga: Pencemaran Udara Bahayakan Kesehatan terutama Bagian Pernapasan
Asap kendaraan diketahui mengandung zat karsinogenik bernama polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan kanker.
Aru menyebut, zat karsinogenik umumnya membutuhkan waktu antara lima hingga sepuluh tahun untuk menimbulkan kanker pada tubuh manusia.
"Kita lihat polusi udara yang kita dapat di Jakarta itu kan bukan dari kebakaran hutan. Dari mana? Itu adalah bahan kimia, lalu dimasukkan ke dalam tubuh," ungkap Aru.
Lebih lanjut, Aru menjelaskan, meski polusi yang dihirup berupa asap, jenis kanker yang berpotensi timbul tidak selalu kanker paru-paru, melainkan dapat menginfeksi organ tubuh lain secara acak, tergantung pula kondisi kesehatan masing-masing individu.
"Misalnya perokok ya, belum tentu dia terkena kanker paru, bisa juga kanker hati, kanker usus dan sebagainya. Setiap orang lain-lain, tergantung badan kita, terutama memang paru karena dihirup langsung, tapi belum tentu. Tergantung exposure-nya tubuh kita itu mana yang bereaksi buruk," ujarnya.
Untuk itu, Aru menganjurkan masyarakat di perkotaan untuk tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk makan dan tidur teratur, dan rutin melakukan olahraga. Makanan yang buruk, apa lagi yang berpengawet, menurutnya, juga menyumbang risiko kanker sebanyak 35%. (Ant/Z-1)
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
Psikosomatis bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata.
Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved