Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KETUA Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menyampaikan bahwa mengonsumsi tanaman obat atau herbal bisa membantu menanggulangi efek buruk polusi udara pada tubuh.
Menurut Inggrid, tanaman herbal memiliki sifat antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, adaptogenik yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres, imunomodulator yang menjaga sistem kekebalan tubuh, dan antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
"Tanaman-tanaman herbal ini umumnya bersifat antioksidan, lalu banyak juga yang memiliki sifat imunomodulator sehingga juga akan membantu menstimulasi respon imun yang lebih baik sehingga ketika si polutan ini membuat kita memiliki risiko terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), nah herbal yang bersifat imunomodulator bisa membantu kita agar kita setidaknya tetap sehat," ungkap Inggrid, dikutip Kamis (14/9).
Baca juga: Polusi Udara Ternyata Juga Berdampak pada Kesehatan Mata dan Telinga
Inggrid menjelaskan tanaman herbal mengandung metabolit sekunder. Metabolit sekunder digunakan oleh tanaman sebagai suatu tambahan untuk pertahanan diri dari serangan mikroorganisme dan lainnya.
Dengan mengonsumsi herbal, diharapkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman tersebut bisa membantu tubuh mengenali patogen, termasuk polutan yang masuk lewat saluran pernafasan.
Metabolit sekunder atau senyawa-senyawa bioaktif di dalam herbal ini dinilai juga bisa menekan peradangan sehingga bermanfaat pada kondisi-kondisi asma atau penyakit peradangan lainnya.
Baca juga: Polusi Udara Picu Asma, Puskesmas Jadi Garda Terdepan Pelayanan Terpadu
"Nah dengan herbal yang bersifat antiinflamasi atau antiperadangan akan mampu menekan peradangan yang dipicu oleh polutan-polutan udara," kata dia.
Beberapa tanaman herbal yang direkomendasikan seperti kunyit, habbatussauda, madu, dan ginseng.
Habbatussauda, misalnya, sering dicampur dengan madu murni atau minyak zaitun.
Selain itu, habbatussauda juga dapat dikombinasikan dengan berbagai ramuan herbal lainnya seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan lada hitam.
Inggrid menambahkan dengan mengonsumsi herbal-herbal tersebut secara rutin, bahkan ketika dalam kondisi sehat, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap polusi udara.
"Jadi walaupun kita tidak sakit, kita masih dalam kondisi sehat, tetapi kalau kita konsumsi herbal tiap hari satu sampai dua kali sehari itu sebetulnya sangat amat membantu daya tahan tubuh kita, dan kalau masih sehat itu akan lebih bagus jika bervariasi,," pungkas Inggrid. (Ant/Z-1)
Kolaborasi itu mempertemukan dunia akademik, terutama hasil riset herbal dan kosmetika UGM, dengan industri.
Vmalety, jamu herbal berbentuk serbuk dengan rasa mixberry yang menyegarkan.
PAFI Kabupaten Kaur menekankan pentingnya penelitian ilmiah untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat herbal.
PT Etos Kreatif Indonesia melalui produk unggulannya, Zymuno, terus berinovasi di dunia kesehatan. Yang teranyar, mereka merilis Madu Herbal yang dirancang meningkatkan daya tahan tubuh.
Obat tradisional telah digunakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia sejak ribuan tahun yang lalu.
Musim hujan sering kali membawa peningkatan risiko penyakit, untuk menjaga daya tahan tubuh, konsumsi herbal tertentu dapat menjadi alternatif alami.
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved